Artikel direview oleh dr. Eko Firdianto Karim, SpM (K)
Retina mata adalah lapisan tipis yang ada di bagian belakang mata dan bertugas menangkap cahaya yang dibiaskan kornea dan lensa mata.
Lalu retina akan mengirimkan sinyal ke otak dan akhirnya anda bisa mengenali objek yang sedang anda lihat.
Ketika terjadi Ablasio retina atau retina mata lepas, maka penglihatan akan terganggu, bahkan jika tak ditangani bisa menyebabkan kebutaan permanen.
Aduh, jangan sampai ya hal ini terjadi dan anda atau keluarga anda alami.
Maka untuk bisa mencegahnya, ada baiknya anda mencari tahu apa itu Ablasio retina mata, gejala awal, jenis Ablasio retina, pengobatan, dan cara mencegahnya, dengan membaca artikel ini sampai selesai.
Apa Itu Ablasio Retina Mata?
anda pasti sudah tahu kalau retina punya peran penting dalam cara mata bekerja sampai anda bisa melihat berbagai objek dengan jelas.
Sebagai struktur atau bagian vital pada mata, retina mata ternyata bisa lepas atau bergeser dari posisinya. Akibatnya sel-sel retina akan mati karena kekurangan oksigen dan nutrisi.
Jika tak segera ditangani dengan baik dan tepat, retina akan mengalami kerusakan permanen, bahkan bisa membuat anda mengalami kebutaan.
Hal ini juga diperkuat dari hasil penelitian yang dirilis National Eye Institute. Dalam penelitian tersebut ada data yang menunjukkan sekitar 50% pasien dengan retina mata lepas dan tidak melakukan pengobatan dalam waktu dua minggu setelah kejadian Ablasio retina, akan mengalami kehilangan penglihatan secara permanen.
3 Jenis Ablasio Retina yang Umum Terjadi
Berdasarkan data dari American Academy of Ophthalmology ada 1 dari 10.000 orang mengalami Ablasio retina setiap tahun, terutama pada orang yang memiliki miopia tinggi, pernah menjalani operasi mata atau ada riwayat trauma pada mata.
Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan Ablasio retina, dan ini pula yang membuat retina mata lepas bisa dikategorikan dalam beberapa jenis. Berikut 3 jenis Ablasio retina mata yang perlu anda tahu:
1. Ablasio Retina Regmatogen
Ablasio retina regmatogen adalah jenis Ablasio retina yang paling umum terjadi, di mana retina terlepas akibat adanya robekan atau lubang.
Penyebab terjadinya robekan, menurut American Academy of Ophthalmology, adalah tarikan pada retina yang disebabkan perubahan alami vitreous, Perubahan vitreous terjadi karena bertambahnya usia atau setelah trauma pada mata.
Kondisi ini memungkinkan cairan vitreous, yang mengisi bagian tengah mata, masuk melalui robekan dan terkumpul di bawah retina.
Nah, cairan tersebut kemudian memisahkan retina (Detached) dari lapisan epitel pigmen retina (RPE) sehingga membuat retina tidak mendapatkan asupan nutrisi dan akhirnya terjadi penurunan penglihatan.
Lapisan epitel pigmen retina (RPE) adalah lapisan penting yang memasok oksigen dan nutrisi ke retina.
Gejala awal Ablasio retina regmatogen biasanya dimulai dari:
- Fotopsia atau muncul flashes, yaitu kilatan cahaya pada mata.
- Floaters, yaitu muncul bintik atau bayangan yang mengambang di mata.
Jika tidak ditangani dengan cepat, Ablasio ini dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen.
2. Ablasio Retina Traksional
Ablasio retina traksional adalah gangguan retina mata bisa terlepas karena jaringan parut atau membran fibrosa terbentuk di permukaan retina, sehingga menyebabkan tarikan dan membuat retina mata terlepas dari posisi normalnya.
Beberapa penyakit, seperti retinopati diabetik proliferatif, menyebabkan pertumbuhan pembuluh darah baru yang abnormal dan rapuh sehingga menyebabkan perdarahan atau pembentukan jaringan parut di permukaan retina mata.
Jaringan parut tersebut menarik retina dari dalam. Apabila tarikan yang terjadi cukup kuat, maka bisa menyebabkan retina mata terlepas dari lapisan epitel pigmen retina (RPE).
Gejala awal yang patut anda waspada mengenai jenis Ablasio retina yang satu ini, yaitu penurunan penglihatan secara bertahap, tanpa rasa sakit pada mata, bahkan tidak muncul kilatan cahaya yang seperti yang terjadi pada jenis Ablasio mata regmatogen.
Pemeriksaan mata secara rutin dapat melihat apakah telah terjadi Ablasio retina traksional. Jadi saat ditemukan ada gejala, anda bisa segera bertindak.
Karena berdasarkan hasil penelitian dari American Society of Retina Specialists, Ablasio retina traksional biasanya membutuhkan tindakan bedah, seperti pars plana vitrektomi, untuk melepaskan tarikan dan menempatkan retina kembali ke posisinya.
3. Ablasio Retina Eksudatif
Tidak seperti Ablasio retina regmatogen atau traksional yang terjadi karena adanya tarikan atau robekan yang menyebabkan retina terlepas, Ablasio retina eksudatif terjadi akibat adanya cairan mata yang bocor dari pembuluh darah abnormal atau peradangan. Dalam prosesnya tidak terjadi robekan atau lubang pada retina.
Akumulasi cairan terkumpul di bawah retina sehingga retina terangkat dari lapisan epitel pigmen retina (RPE).
Selain karena peradangan, penyebab adanya cairan bisa pula karena adanya gangguan vaskular, atau penyakit sistemik yang mempengaruhi pembuluh darah di retina, seperti hipertensi berat, preeklamsia, atau penyakit inflamasi seperti sarkoidosis dan lupus.
Dampak berikutnya, kemampuan penglihatan akan perlahan mengalami penurunan. Kalau dibiarkan dan tak segera diobati, maka bisa menyebabkan kehilangan penglihatan secara permanen.
Meskipun kasus Ablasio retina eksudatif termasuk jarang terjadi, menurut National Eye Institute, tetapi ketika ada gejala gangguan penglihatan sebaiknya lakukan pemeriksaan yang lengkap agar penyebab gangguan pada mata benar-benar bisa diketahui.
Nah, anda sudah tahu 3 jenis Ablasio retina yang paling umum terjadi serta gejala awalnya. Selanjutnya cari tahu cara pengobatan dan cara mencegah Ablasio retina mata di bawah ini.
Cara Pengobatan Ablasio Retina
Ketika menemukan adanya gejala retina mata terlepas, segeralah melakukan pemeriksaan ke dokter mata. Kalau sudah terdiagnosis benar anda mengalami gangguan penglihatan berupa Ablasio retina, maka dokter akan menyarankan pengobatan.
Umumnya pengobatan Ablasio retina mata akan melalui proses pembedahan untuk memperbaiki retina yang terlepas. Ada beberapa metode yang biasa diterapkan tergantung tingkat keparahan dan lokasi Ablasio:
1. Cryopexy dan Laser Photocoagulation
Dua metode ini digunakan untuk menangani robekan atau lubang kecil pada retina sebelum retina benar-benar terlepas.
Laser photocoagulation menggunakan sinar laser untuk membakar area sekitar robekan, sementara cryopexy menggunakan gas dingin untuk membekukan dan menempelkan retina kembali.
2. Pneumatic Retinopexy
Pneumatic retinopexy adalah prosedur di mana dokter mata menyuntikkan gelembung gas ke dalam bola mata untuk mendorong retina kembali ke posisinya.
Setelah itu, laser photocoagulation atau cryopexy digunakan untuk menutup robekan retina.
3. Scleral Buckling
Pada proses scleral buckling, dokter bedah mata akan memasang pita silikon atau spons di sekeliling bola mata untuk mendorong retina kembali ke tempatnya.
Ini adalah metode yang lebih invasif, tetapi sering digunakan untuk kasus Ablasio retina.
4. Vitrectomy
Pada proses vitrectomy, dokter bedah akan mengangkat dan mengganti cairan vitreous di dalam mata dengan udara, gas, atau minyak silikon. Prosedur ini biasanya digunakan untuk kasus Ablasio retina yang lebih kompleks.
Cara Mencegah Ablasio Retina
Alih-alih mengobati, alangkah baiknya kalau sejak awal anda bisa melakukan pencegahan agar tak sampai terjadi retina mata lepas dari posisi seharusnya.
Ada beberapa cara mencegah Ablasio retina mata yang bisa anda lakukan, antara lain:
- Melakukan pemeriksaan mata rutin untuk deteksi dini ada tidaknya gangguan pada mata, termasuk pada retina. Pemeriksaan ini menjadi sangat krusial kalau anda termasuk dalam kelompok orang berisiko tinggi, seperti mengalami miopia tinggi atau pernah melakukan operasi mata.
- Jaga keamanan mata dari potensi trauma. Misalnya dengan menggunakan kacamata pelindung ketika bekerja atau beraktivitas dalam lingkungan yang punya risiko tertentu. Pelindung mata juga diperlukan kalau anda sering berolahraga yang berpotensi memberi tekanan besar pada mata, misalnya olahraga dengan kontak fisik.
- Jika anda menderita penyakit tertentu, seperti diabetes, hipertensi, atau penyakit kardiovaskular dan pembuluh darah lainnya, lakukan kontrol penyakit dengan baik.
- Deteksi dini penting dan jadi kunci pencegahan awal. Maka ketika anda mengalami gejala, seperti kilatan cahaya, floaters, atau kehilangan penglihatan, segeralah memeriksakan diri ke dokter.
- Menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang, kaya akan antioksidan (vitamin C dan E), serta karotenoid seperti lutein dan zeaxanthin, sangat penting untuk menjaga kesehatan retina.
Lakukan pemeriksaan segera begitu anda mendeteksi adanya gejala awal ya. Lebih bagus lagi kalau anda juga melakukan pencegahan Ablasio retina dengan menerapkan Kiat Efektif dan Ampuh untuk Merawat Retina Mata.