Artikel direview oleh dr. Eko Firdianto Karim, SpM (K)

Mata silinder, atau yang lebih dikenal dalam dunia medis sebagai astigmatisme, adalah kondisi refraksi mata yang umum, namun sering kali di salah pahami. Pada dasarnya, mata silinder terjadi ketika kornea atau lensa mata memiliki kelengkungan yang tidak merata. 

Akibatnya, cahaya yang masuk ke mata tidak dapat difokuskan dengan benar pada retina, sehingga penglihatan menjadi kabur atau terdistorsi. Kondisi ini bisa terjadi pada semua usia dan dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang jika tidak ditangani dengan tepat.

Dalam artikel IEC Eye Care kali ini, mari kita bahas bersama mengenai semua hal penting tentang mata silinder yang perlu Anda tahu, mulai dari pengertian, penyebab, cara dokter mendiagnosis, hingga berbagai metode untuk mengatasi mata silinder.

Pengertian Mata Silinder

Mata silinder adalah kondisi mata yang mengalami penglihatan berbayang, kabur, atau tidak jelas, akibat lengkung kornea yang tidak sempurna.

Kondisi mata silinder atau yang dalam bahasa medis astigmatisme, tidak simetris bentuknya atau tidak bulat sempurna, sehingga cahaya yang masuk ke mata mengalami pembiasaan ke berbagai arah. 

Akibatnya, penglihatan menjadi kabur, baik pada jarak dekat maupun jauh. Kondisi ini sering kali disertai dengan rabun jauh (miopi) atau rabun dekat (hipermetropi).

Menurut data dari American Academy of Ophthalmology, sekitar 1 dari 3 orang di dunia memiliki beberapa derajat astigmatisme. 

Meskipun sering kali dianggap sebagai masalah kecil, mata silinder dapat menyebabkan ketidaknyamanan, gangguan produktivitas, hingga memperbesar risiko terjadi kecelakaan jika penderitanya sering mengendarai kendaraan bermotor. 

Penyebab Mata Silinder

Penyebab utama mata silinder adalah ketidaksempurnaan bentuk kornea. Nah ketidaksempurnaan tersebut bisa terjadi karena beberapa sebab berikut ini:

1. Genetik

Astigmatisme atau mata silinder sering kali disebabkan oleh faktor genetik. Artinya kondisi ini dapat diturunkan dari orang tua ke anak. 

Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki astigmatisme, maka risiko anak untuk mengalami kondisi yang sama meningkat.

Karena sifatnya yang diturunkan, penting bagi orang tua yang memiliki riwayat astigmatisme untuk secara proaktif memeriksakan kesehatan mata anak mereka sejak dini. 

Deteksi dini dapat membantu mengidentifikasi dan menangani astigmatisme sebelum menjadi lebih parah atau memengaruhi perkembangan penglihatan anak.

2. Cedera atau Operasi Mata

Cedera pada mata, seperti luka akibat benturan, goresan, atau benda asing yang masuk ke mata, dapat merusak struktur kornea dan menyebabkan perubahan bentuknya. 

Ketika kornea mengalami trauma, jaringan penyembuhan yang terbentuk mungkin tidak memiliki kelengkungan yang sempurna, sehingga menciptakan permukaan kornea yang tidak rata atau bergelombang. 

Perubahan bentuk ini dapat menyebabkan cahaya yang masuk ke mata tidak difokuskan dengan benar pada retina, mengakibatkan penglihatan buram atau terdistorsi, yang dikenal sebagai mata silinder.

3. Keratokonus

Keratokonus adalah kondisi degeneratif progresif yang menyebabkan kornea, bagian depan mata yang bening, menjadi lebih tipis dan perlahan-lahan berbentuk kerucut. 

Pada mata normal, kornea memiliki bentuk melengkung yang seragam, memungkinkan cahaya masuk dan difokuskan tepat pada retina untuk menghasilkan penglihatan yang jelas. 

Namun, pada penderita keratokonus, kornea kehilangan bentuk bulatnya yang simetris dan mulai menonjol ke luar dalam bentuk kerucut. 

Perubahan bentuk ini menyebabkan cahaya yang masuk ke mata terdistorsi dan tidak difokuskan dengan benar, mengakibatkan astigmatisme yang parah serta penglihatan yang kabur atau bergelombang.

Keratokonus biasanya mulai muncul pada masa remaja atau awal dewasa, dan gejalanya cenderung memburuk seiring waktu. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan penglihatan yang signifikan, ketidaknyamanan, serta sensitivitas terhadap cahaya (fotofobia).

4. Penuaan

Seiring bertambahnya usia, struktur dan elastisitas lensa mata dapat berubah, menyebabkan perubahan dalam cara mata memfokuskan cahaya. 

Lensa mata yang seharusnya lentur dan transparan mungkin mulai mengeras dan kehilangan kelenturan alaminya, sehingga mempengaruhi kemampuan mata untuk memfokuskan cahaya dengan tepat. 

Proses alami penuaan ini dapat menyebabkan atau memperburuk mata silinder, terutama jika kelengkungan kornea juga mulai berubah secara bertahap. 

Selain itu, perubahan pada jaringan kornea seiring waktu, seperti penurunan produksi kolagen dan kelembapan, juga dapat mempengaruhi kelengkungan dan kesehatan kornea, sehingga meningkatkan risiko terjadinya astigmatisme pada orang berusia tua.

5. Penyakit Mata Pterigium

Penyakit mata tertentu, seperti pterigium, juga dapat memengaruhi kelengkungan kornea dan menyebabkan astigmatisme (mata silinder). 

Pterigium adalah pertumbuhan jaringan fibrovaskular yang tidak normal pada permukaan kornea, yang dapat berkembang akibat paparan sinar ultraviolet yang berlebihan, iritasi kronis, atau faktor lingkungan lainnya. 

Ketika pterigium tumbuh di permukaan kornea, ia dapat menarik atau mengubah bentuk kornea, menyebabkan distorsi penglihatan yang mirip dengan mata silinder. 

Kondisi ini sering kali disertai dengan gejala tambahan, seperti kemerahan, iritasi, dan perasaan ada benda asing di mata.

Ini yang Dokter Lakukan untuk Mendiagnosis Mata Silinder

Mendiagnosis mata silinder biasanya melibatkan serangkaian tes yang dilakukan oleh seorang optometrist atau dokter mata. Berikut adalah beberapa tes yang umum dilakukan:

1. Refraction Test

Refraction Test adalah tes mata silinder menggunakan perangkat yang disebut phoropter. Dokter akan menempatkan lensa di depan mata Anda untuk menentukan kekuatan koreksi yang diperlukan demi mendapatkan penglihatan yang jelas. 

Tes ini membantu menentukan apakah Anda memiliki mata silinder, dan seberapa parah kondisinya.

2. Keratometry

Tes Keratometry adalah tes untuk mengukur kelengkungan kornea menggunakan perangkat yang disebut keratometer. 

Perangkat ini memproyeksikan cahaya pada kornea dan mengukur refleksinya untuk menentukan seberapa curam atau datar kornea Anda.

3. Visual Acuity Test

Visual Acuity Test adalah tes penglihatan standar di mana Anda diminta untuk membaca huruf-huruf pada chart atau papan Snellen dengan ukuran yang berbeda. 

Tes ini membantu menentukan seberapa tajam penglihatan Anda pada jarak tertentu.

4. Topografi Kornea

Ini adalah tes yang lebih canggih untuk memetakan permukaan kornea secara detail. Topografi kornea sangat berguna dalam mengidentifikasi bentuk kornea yang tidak biasa, seperti yang terjadi pada keratokonus.

5. Aberrometry

tes Aberrometry adalah tes mata yang berguna untuk mengukur bagaimana cahaya bergerak melalui mata Anda, mengidentifikasi setiap ketidaksempurnaan atau aberasi dalam sistem optik mata. Tes ini sering digunakan untuk mengidentifikasi mata silinder dengan kondisi yang kompleks.

Cara Mengatasi Mata Silinder

Ada berbagai cara untuk mengatasi mata silinder, tergantung pada tingkat keparahan dan preferensi pribadi Anda. 

Berikut beberapa metode yang umum digunakan dan bisa Anda pilih sesuai dengan rekomendasi dokter, antara lain:

  • Anda bisa menggunakan kacamata dengan lensa silindris, yaitu lensa yang dirancang khusus dan sesuai dengan kondisi mata silinder yang Anda alami.
  • Menggunakan lensa kontak torik, yaitu lensa kontak khusus yang memiliki bidang pandang yang lebih luas dibandingkan dengan kacamata.
  • Menjalani prosedur operasi SILK dan Lasik. Nah, operasi ini adalah operasi mata menggunakan metode bedah laser yang bisa mengatasi mata silinder secara permanen.
  • Operasi Photorefractive Keratectomy atau PRK adalah alternatif lain dari LASIK yang juga menggunakan laser untuk mengubah bentuk kornea. Meskipun waktu pemulihannya lebih lama dibandingkan SILK  dan Lasik, PRK adalah pilihan yang baik bagi mereka yang memiliki kornea tipis.
  • Implantable Collamer Lens (ICL) adalah lensa buatan yang ditanamkan ke dalam mata untuk mengoreksi mata silinder. ICL biasanya akan diterapkan pada kasus mata silinder yang sangat tinggi atau ketika operasi Lasik tidak mungkin dilakukan.

Sekarang Anda sudah tahu mengenai hal penting yang berkaitan dengan mata silinder. Ingin melakukan pemeriksaan atau berkonsultasi mengenai kesehatan mata? Yuk, kontak saja langsung IEC Eye Care.