Artikel direview oleh dr. Eko Firdianto Karim, SpM (K)
Mata adalah jendela dunia begitulah kalimat ini diyakini banyak orang dan memungkinkan Anda melihat keindahan di sekitar Anda.
Lalu suatu ketika, Anda harus mengalami penglihatan yang kabur atau berbayang, baik saat membaca buku, mengemudi di malam hari, atau saat melihat petunjuk di jalan, pasti rasanya tak menyenangkan, kan?
Ya, mata bisa mengalami gangguan refraksi yang gejala awalnya tak disadari hingga akhirnya silinder mata sudah terjadi.
Gangguan silinder mata tak hanya membuat Anda mengalami kesulitan melihat, tetapi secara perlahan akan mempengaruhi kualitas hidup Anda secara keseluruhan kalau dibiarkan tanpa penanganan.
Apa itu silinder mata? Apa ciri-ciri silinder mata? Apakah harus pakai kacamata? Ini 3 pertanyaan umum yang paling banyak muncul pada orang yang akhirnya sadar sudah mengalami silinder mata.
Apakah Anda salah satunya? Kalau iya, ayo baca artikel ini untuk menemukan jawaban atas semua pertanyaan tersebut.
Apa Itu Silinder Mata?
Pada mata normal, kornea berbentuk bulat sempurna seperti bola basket, sehingga cahaya yang masuk ke mata bisa terfokus dengan tepat ke retina.
Sementara pada mata yang mengalami silinder atau astigmatisme, kornea atau lensa memiliki bentuk yang lebih elips, mirip seperti bola rugby.
Akibatnya, cahaya yang masuk tidak terfokus pada satu titik, melainkan tersebar di beberapa titik, yang menyebabkan penglihatan menjadi buram atau terdistorsi.
Astigmatisme atau mata silinder merupakan gangguan mata yang umum dan kadang terjadinya bersamaan dengan gangguan mata lain, seperti rabun jauh (miopia) atau rabun dekat (hipermetropia).
Bahkan menurut American Optometric Association, mata silinder adalah salah satu penyebab utama gangguan penglihatan, dengan sekitar 1 dari 3 orang mengalami kondisi ini pada berbagai tingkat keparahan.
Gejala dan Ciri-ciri Silinder Mata
Gejala astigmatisma bisa bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya. Berikut beberapa gejala umum yang mungkin Anda alami jika memiliki silinder mata:
1. Penglihatan Kabur atau Terdistorsi
Akibat ketidaksempurnaan bentuk kornea dan lensa mata, cahaya yang masuk ke mata tersebar ke beberapa titik yang menyebabkan penglihatan menjadi kabur atau terdistorsi.
Pada kondisi astigmatisme ringan, penglihatan kabur mungkin hanya sedikit terasa, sehingga Anda sering kali tidak menyadari kalau sudah memiliki masalah penglihatan.
Namun, pada kasus silinder mata yang lebih parah, penglihatan kabur bisa menjadi sangat mengganggu, memengaruhi kemampuan membaca, mengemudi, atau melakukan kegiatan sehari-hari lainnya.
Contoh yang umum terjadi dan menjadi ciri-ciri silinder mata, seperti:
- Kesulitan membaca teks kecil atau melihat wajah orang dengan jelas dari jarak jauh.
- Mengalami masalah saat melihat garis lurus yang tampak miring atau melengkung.
- Sulit membedakan antara huruf yang tampak serupa, seperti “H” dan “M” atau “8” dan “B”.
Secara keseluruhan, penglihatan kabur atau terdistorsi yang disebabkan silinder mata bisa bervariasi intensitasnya, tergantung tingkat keparahan dan seberapa banyak ketidaksimetrisan kornea atau lensa mata.
Oleh karena itu, Anda perlu melakukan pemeriksaan mata secara rutin agar bisa mendeteksi mata silinder sedini mungkin dan mengambil tindakan yang paling tepat untuk menanganinya.
2. Sakit Kepala dan Mata Lelah
Sakit kepala dan mata lelah adalah ciri-ciri silinder mata yang umum dirasakan penderita astigmatisme.
Kondisi ini terjadi karena mata harus bekerja lebih keras mengakomodasi ketidaksejajaran fokus akibat bentuk kornea atau lensa yang tidak simetris.
Saat mata berusaha memfokuskan kembali gambar yang tampak buram atau terdistorsi, otot-otot di sekitar mata, terutama otot siliaris yang mengontrol lensa, akan bekerja lebih keras dari biasanya.
Prosesnya bisa sangat melelahkan bagi otot mata dan meningkatkan ketegangan mata (astenopia), terutama saat melakukan kegiatan yang memerlukan konsentrasi visual tinggi dalam waktu lama, seperti membaca, menulis, menonton televisi, bekerja di depan komputer, atau mengemudi.
Kondisi astenopia dapat menyebabkan mata terasa berat, lelah, dan terkadang disertai sakit kepala, sensasi nyeri di sekitar dahi, pelipis, atau bahkan bagian belakang kepala.
3. Mengalami Fotofobia
Selain sakit kepala dan mata lelah, silinder mata juga memiliki gejala atau ciri-ciri tambahan, seperti mata berair, mata terasa kering atau perih, dan sensitivitas terhadap cahaya (fotofobia).
Kondisi bisa makin memburuk ketika ada faktor lain, seperti pencahayaan yang buruk, posisi duduk yang tidak ergonomis, jarak pandang yang tidak ideal, atau penggunaan perangkat digital dengan layar yang terlalu terang atau terlalu redup.
4. Kesulitan Melihat pada Malam Hari
Penderita silinder mata sering mengalami kesulitan melihat dengan baik saat cahaya minim, misalnya saat mengemudi di malam hari.
Akibatnya risiko terjadinya kecelakaan meningkat dan ini tentu saja bisa membahayakan diri Anda sendiri dan orang lain.
5. Penglihatan Ganda
Dalam beberapa kasus, penderita mata silinder bisa mengalami penglihatan ganda karena ketidakmampuan mata untuk memfokuskan cahaya dengan benar.
Misalnya, Anda melihat tulisan yang berbayang, benda yang harusnya cuma ada satu jadi terlihat dua, dan sebagainya.
Untuk mengatasi berbagai gejala silinder mata, mulai dari sakit kepala, mata lelah, ketegangan mata, dan sebagainya, Anda bisa menggunakan kacamata atau lensa kontak yang sesuai dengan resep dokter mata.
Jangan lupa, istirahatkan mata secara berkala, misalnya dengan menerapkan aturan 20-20-20, yaitu setiap 20 menit, lihat objek sejauh 20 kaki atau sekitar 6 meter selama 20 detik untuk mengurangi ketegangan mata.
5 Tipe Mata Silinder
Mungkin selama ini Anda berpikir kalau silinder mata itu hanya satu dan dengan berbagai ukuran tingkat keparahan.
Misalnya mata silinder 0.5. Namun ternyata silinder mata itu punya 5 tipe berdasarkan kombinasi kondisi refraktif yang mempengaruhi mata. Nah, 5 tipe mata silinder tersebut, yaitu:
1. Simple Myopic Astigmatism
Tipe simple myopic astigmatism terjadi ketika satu meridian utama mata fokus di depan retina (myopia), sementara meridian lainnya fokus pada retina.
Dengan kata lain, mata memiliki silinder pada satu sumbu saja, yang menyebabkan penglihatan buram pada objek jauh, tetapi penglihatan dekat bisa tetap jelas.
2. Simple Hyperopic Astigmatism
Berbeda dengan tipe pertama, simple hyperopic astigmatism terjadi ketika satu meridian utama fokus di belakang retina sehingga Anda mengalami hipermetropia (rabun dekat).
Sementara itu, meridian lainnya fokus pada retina. Ini menyebabkan penglihatan buram pada objek dekat, sedangkan objek jauh tetap terlihat jelas.
3. Compound Myopic Astigmatism
Compound myopic astigmatism adalah kombinasi dari dua kondisi miopi, di mana kedua meridian mata mengalami rabun jauh, tetapi dengan derajat yang berbeda.
Cahaya terfokus di depan retina pada kedua arah, menyebabkan penglihatan buram pada semua jarak disertai dengan sakit kepala atau ketegangan mata.
4. Compound Hyperopic Astigmatism
Mirip dengan compound myopic astigmatism, tetapi pada tipe ini, kedua meridian utama mata memiliki fokus di belakang retina. Akibatnya, penglihatan untuk objek dekat maupun jauh menjadi buram.
5. Mixed Astigmatism
Mixed astigmatism terjadi ketika satu meridian mata mengalami miopi, sementara meridian lainnya mengalami hipermetropi.
Cahaya terfokus di depan retina di satu arah dan di belakang retina di arah lainnya. Ini menyebabkan penglihatan menjadi sangat tidak jelas dan terdistorsi, baik untuk jarak dekat maupun jauh.
Apakah Mata Silinder Harus Pakai Kacamata?
Menurut artikel di Vio Optical, kacamata membantu memfokuskan cahaya secara lebih tepat ke retina, sehingga penglihatan menjadi lebih jelas. Namun, apakah silinder mata mengharuskan Anda menggunakan kacamata seterusnya?
Pertanyaan ini sering kali muncul ketika seseorang didiagnosis dengan mata silinder. Jawabannya, tergantung pada tingkat keparahan silinder mata dan seberapa besar pengaruhnya terhadap kehidupan sehari-hari.
Selain itu memutuskan apakah mau mengenakan kacamata atau tidak sebenarnya berada di tangan Anda sendiri dengan pertimbangan:
- Tingkat keparahan silinder mata yang Anda alami perlu menjadi pertimbangan. Jika kondisinya ringan, maka Anda bisa saja menggunakan kacamata hanya pada saat melakukan aktivitas tertentu, seperti membaca atau mengemudi. Namun kalau kondisinya sudah berat, mau tidak mau Anda perlu menggunakan kacamata terus, atau kalau ingin praktis gunakan lensa kontak.
- Pertimbangan kedua bergantung pada kenyamanan Anda sendiri. Hal ini karena cukup banyak orang yang ternyata merasa sangat terganggu kalau menggunakan kacamata dan sangat tidak nyaman kalau harus menggunakan lensa kontak. Maka solusi lain untuk mengatasi mata silinder bisa melakukan prosedur koreksi mata, seperti operasi LASIK yang hasilnya lebih permanen.
- Selain pertimbangan di atas, Anda juga perlu mempertimbangkan gangguan penglihatan lainnya. Maka rekomendasi dokter adalah yang terbaik untuk diikuti.
Mata silinder memang bisa mengganggu, namun dengan pemahaman yang baik dan penanganan yang tepat, kondisi ini bisa dikelola dengan efektif.
Jangan ragu untuk memeriksakan mata secara rutin, terutama jika Anda mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan di dalam artikel ini. Lalu untuk melengkapi pengetahuan Anda, coba baca juga: Mata Silinder: Ini Hal Penting Tentang Mata Silinder yang Wajib Anda Tahu.