Artikel direview oleh dr. Nelandriani Yudapratiwi, SpM

Dalam dunia medis, terjadinya mata minus akibat bentuk bola mata yang terlalu panjang atau kelainan bentuk kornea.

Akibatnya, cahaya yang masuk ke mata tidak terfokus dengan tepat pada retina, melainkan jatuh di depan retina. Inilah yang kemudian membuat penglihatan Anda menjadi buram saat melihat jarak jauh.

Cari tahu, yuk apakah mata minus sama dengan miopia. Apa gejala awal mata minus, penyebab, dan penyakit lain yang muncul akibar mata minus dibiarkan terlalu lama.

Apakah Mata Minus Sama dengan Miopia?

Mata minus sama dengan miopia. Kondisi mata minus adalah kondisi di mana Anda mengalami kesulitan melihat objek yang jauh dengan jelas, tetapi Anda tetap bisa melihat objek dekat dengan baik.

Apa Gejala Awal Mata Minus?

Sudah banyak penelitian yang menyebutkan kalau jumlah penderita mata minus di seluruh dunia mengalami peningkatan drastis.

Bahkan ada studi National Eye Institute menyebutkan kalau hampir 90% remaja di beberapa negara Asia mengalami mata minus. Ini juga termasuk di Indonesia.

Maka untuk memahami apa dan bagaimana sebenarnya mata minus, Anda perlu tahu berbagai gejala awal mata minus, di antaranya:

  • Tanda yang paling umum dari gejala awal mata minus adalah Anda mengalami kesulitan melihat objek yang berada jauh dari posisi Anda berada. Misalnya sulit melihat ke papan tulis ketika sedang duduk di kursi belakang di sekolah. Atau untuk Anda yang sudah dewasa, Anda sulit membaca tulisan yang ada papan petunjuk jalan atau di billboard iklan yang ada di pinggir jalan.
  • Sering menyipitkan mata atau mengedipkan mata hanya demi bisa melihat jelas ke arah suatu objek jauh.
  • Mata dapat terasa lelah atau sakit setelah menonton TV atau membaca dalam waktu lama.
  • Ketegangan yang terjadi pada mata disertai dengan sakit kepala, nyeri di bagian dahi, dan lainnya.

Penyebab dan Faktor Risiko Mata Minus

Mata minus atau miopia umumnya disebabkan faktor genetik dan lingkungan.

Bahkan menurut Mayo Clinic, ketika di dalam keluarga ada satu orang tua atau keduanya memiliki mata minus, maka anak-anak di dalam keluarga tersebut juga memiliki risiko untuk mengalami kondisi serupa meningkat secara signifikan.

Selain karena genetika, masih ada banyak penyebab mata minus, yaitu:

1. Genetik

Seperti hasil penelitian yang Mayo Clinic rilis, ketika ada satu atau kedua orang tua mengalami mata minus, maka anak-anaknya berpotensi mengalami mata minus. Risiko ini bisa terjadi, bisa tidak.

Kalau sejak awal Anda sudah menyadari ada risiko turunan mengalami mata minus, dan melakukan pencegahan, maka ada kemungkinan Anda bisa menghindari terjadinya mata minus. Misalnya dengan melakukan pemeriksaan rutin, merawat kesehatan mata, dan sebagainya.

2. Melihat Dalam Jarak Dekat

Aktivitas yang memerlukan fokus pada objek dekat dalam waktu yang lama, seperti membaca, menggunakan komputer, atau bermain game di gadget, dapat meningkatkan risiko mata minus, terutama pada anak-anak dan remaja.

Kebiasaan melihat dalam jarak dekat secara terus menerus dapat menyebabkan perubahan pada bentuk bola mata, dan akhirnya bisa meningkatkan risiko perkembangan miopia.

Hal ini sejalan juga dengan hasil penelitian Cleveland Clinic menunjukkan kalau sering beraktivitas yang membutuhkan fokus dekat dalam jangka waktu panjang bisa mempercepat perkembangan miopia.

3. Beraktivitas dalam Ruangan dengan Penerangan Kurang

Beraktivitas di dalam ruangan dengan pencahayaan yang kurang memadai dapat menjadi faktor yang berkontribusi terhadap perkembangan miopia atau mata minus.

Pencahayaan yang kurang dapat membuat mata harus bekerja lebih keras untuk melihat objek dengan jelas, terutama saat membaca atau menulis.

Ketika berada di ruangan dengan penerangan yang redup, pupil mata akan membesar untuk membiarkan lebih banyak cahaya masuk, yang dapat menyebabkan ketegangan pada otot mata.

Jika mata terus-menerus dipaksa berfokus pada objek dalam kondisi pencahayaan yang buruk akan terjadi kelelahan mata (astenopia), yang ditandai dengan gejala, seperti sakit kepala, mata tegang, penglihatan kabur, bahkan peningkatan risiko mata minus.

Penyakit Akibat Mata Minus Tak Ditangani dengan Benar

Mata minus yang dibiarkan dan tidak ditangani dengan baik, bisa menyebabkan komplikasi yang serius dan gangguan mata lainnya, seperti:

●       Katarak, yaitu kondisi di mana lensa mata menjadi keruh dan penglihatan Anda akan menjadi semakin terganggu, bahkan bisa menyebabkan kebutaan.

●       Orang dengan miopia memiliki risiko dua kali lipat lebih tinggi terkena glaukoma, yaitu kondisi di mana tekanan dalam mata meningkat, merusak saraf optik, dan dapat menyebabkan kebutaan.

●       Neovascularization adalah pertumbuhan pembuluh darah baru yang abnormal di retina, yang sering disebabkan oleh miopia berat.

●   Retinal detachment atau lepasnya retina mata adalah kondisi serius yang dapat terjadi pada orang dengan mata minus yang parah. Hal ini terjadi karena mata minus menyebabkan peregangan pada bola mata, sehingga meningkatkan risiko retina robek.

Mata minus atau miopia bukan hanya sekadar gangguan penglihatan jarak jauh. Kondisi ini jika tidak segera ditangani dapat menimbulkan komplikasi serius yang berpotensi menyebabkan kebutaan.

Mengenali gejala awal, memahami penyebab, dan mengetahui risiko penyakit mata lainnya sangat penting untuk mencegah dampak yang lebih buruk. Untuk itu, lanjutkan membaca artikel lain tentang Komplikasi Mata Minus, Tes untuk Diagnosis, dan Cara Menurunkannya.