Artikel direview oleh dr. Eko Firdianto Karim, SpM (K)

Pernahkah Anda mendengar tentang retina mata yang lepas? Meskipun terdengar menakutkan, kondisi ini memang bisa terjadi dan dikenal sebagai ablasi retina. 

Ablasi retina adalah kondisi medis yang serius, di mana retina, lapisan tipis yang berada di bagian belakang mata, terlepas dari posisi normalnya. 

Kondisi ini memerlukan tindakan medis segera, karena dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen jika tidak ditangani dengan tepat. 

Yuk, baca penjelasan lengkap tentang apakah retina mata bisa lepas, apa saja gejala dan penyebabnya, serta bagaimana cara pencegahannya.

Apakah Retina Mata Bisa Lepas?

Jawabannya adalah ya, retina mata memang bisa lepas. 

Ketika terlepas, retina tidak lagi dapat menerima cahaya dan mengirimkan sinyal visual ke otak. Akibatnya, Anda akan mengalami gangguan penglihatan, bahkan bisa menyebabkan kebutaan permanen kalau terlambat penanganannya.

Kalau menurut data yang pernah dikumpulkan oleh American Academy of Ophthalmology, ada sekitar 1 dari 10.000 orang mengalami ablasi retina setiap tahun. 

Risiko semakin meningkat kalau pasien memiliki miopia tinggi, punya riwayat trauma mata, atau pernah menjalani operasi katarak sebelumnya.

Penyebab dan Faktor Risiko Ablasi Retina

1. Penuaan dan Degenerasi Vitreous

Referensi dari Mayo Clinic menyebutkan bahwa sebagian besar kasus ablasi retina terjadi pada orang yang berusia di atas 50 tahun .

Hal ini masuk akal, sebab seiring bertambahnya usia, cairan vitreous yang berada di dalam mata mengalami perubahan. 

Cairan ini bisa menyusut dan menarik retina, menyebabkan robekan atau lubang pada retina, yang akhirnya menjadi penyebab terjadinya ablasi.

Nah, semua orang pastinya akan mengalami proses penuaan, kan? Tetapi risiko mengalami retina mata lepas bisa Anda minimalisir dengan melakukan pemeriksaan mata secara rutin agar kalau ada masalah, bisa ditangani sedini mungkin.

2. Miopia Tinggi (Rabun Jauh)

Jika saat ini Anda mengalami miopia dengan tingkatan yang tinggi, maka Anda berisiko 10 kali lebih besar mengalami retina mata lepas dibandingkan dengan orang yang penglihatannya normal. Ini berdasarkan hasil penelitian yang dihimpun National Eye Institute.

Kenapa bisa? Karena orang dengan miopia tinggi memiliki bentuk bola mata yang lebih panjang. Hal ini mengakibatkan retina menjadi lebih tipis dan rentan terhadap sobekan.

Untuk mengurangi risiko yang sebenarnya sudah tinggi, sebaiknya Anda menggunakan kacamata sesuai yang dokter resepkan dan menghindari berbagai aktivitas yang bisa menyebabkan trauma pada mata.

3. Trauma Mata

Cedera fisik yang kuat pada mata, seperti akibat pukulan atau benturan, dapat menyebabkan retina terlepas, terutama jika retina sudah dalam kondisi lemah.

Sebuah laporan dari Cleveland Clinic menunjukkan bahwa sekitar 10-20% kasus ablasi retina terjadi akibat trauma langsung pada mata .

Menggunakan kacamata pelindung saat berolahraga atau bekerja di lingkungan berisiko tinggi sangat penting untuk melindungi mata Anda dari cedera.

4. Riwayat Operasi Mata

Operasi mata, terutama operasi katarak, bisa meningkatkan risiko ablasi retina. Pasca operasi, ada kemungkinan cairan vitreous menjadi tidak stabil, yang bisa menyebabkan tekanan pada retina.

Penelitian dari American Academy of Ophthalmology menyebutkan bahwa risiko ablasi retina meningkat dua kali lipat pada mereka yang telah menjalani operasi katarak .

Pastikan untuk mengikuti semua instruksi pasca operasi dari dokter Anda dan lakukan pemeriksaan mata secara rutin untuk memonitor kondisi retina.

Gejala Ablasi Retina yang Harus Diwaspadai

Ablasi retina biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, sehingga gejala visual menjadi satu-satunya tanda peringatan. Mengenali gejala awal bisa membantu Anda mendapatkan perawatan tepat waktu.

1. Kilatan Cahaya (Photopsia)  

Kilatan cahaya secara tiba-tiba, terutama di sisi penglihatan, bisa menjadi tanda awal bahwa retina Anda mulai terlepas.

2. Bintik Hitam atau Bayangan yang Bergerak (Floaters)  

Munculnya bintik hitam kecil yang tampak melayang di penglihatan Anda adalah gejala lain yang sering dialami oleh mereka yang mengalami ablasi retina.

3. Penglihatan Kabur atau Berkurang  

Penglihatan yang tiba-tiba menjadi kabur atau adanya bayangan seperti tirai yang menutupi sebagian penglihatan bisa menjadi tanda bahwa retina sudah mulai terlepas.

4. Penglihatan Samping (Peripheral Vision) yang Hilang

Kehilangan penglihatan samping adalah gejala serius dari ablasi retina dan sering kali menunjukkan bahwa retina sudah terlepas lebih jauh.

Apa yang Terjadi Jika Retina Mata Lepas?

Jika retina mata lepas, penglihatan Anda bisa terganggu secara signifikan, dan dalam beberapa kasus, bisa menyebabkan kebutaan permanen. 

Retina yang terlepas tidak bisa lagi menerima cahaya dan mengirimkan sinyal visual ke otak, sehingga Anda tidak akan bisa melihat dengan jelas. 

Dalam situasi yang paling parah, retina bisa terlepas sepenuhnya, menyebabkan kebutaan total pada mata yang terdampak.

Menurut National Eye Institute, sekitar 90% kasus ablasi retina yang diobati dengan segera memiliki prognosis yang baik, sementara sisanya mungkin mengalami kerusakan penglihatan permanen.

Ablasi retina adalah kondisi medis serius yang bisa menyebabkan kebutaan jika tidak segera ditangani. Meskipun retina mata bisa lepas, deteksi dini dan penanganan tepat waktu dapat mencegah kerusakan lebih lanjut. Melalui pemeriksaan mata rutin dan perlindungan mata dari trauma, Anda bisa mengurangi risiko ablasi retina dan menjaga kesehatan penglihatan Anda.