Artikel direview oleh dr. Nelandriani Yudapratiwi, SpM
Memiliki anak dengan mata yang sehat pastinya idaman banyak orang tua. Sayangnya di era penggunaan gadget seperti saat ini, Anda bisa melihat betapa banyak anak yang masih sangat kecil sudah terpaksa harus menggunakan kacamata akibat gangguan penglihatan.
Kebayang tidak kalau anak masih berusia sekitar 5 tahun sudah menggunakan kacamata dengan ukuran tertentu, berapa ukuran kacamata yang digunakannya ketika dia sudah berusia remaja atau sudah dewasa? Apakah selamanya anak akan menjadi pengguna kacamata?
Alih-alih membiarkan anak jadi pengguna kacamata sejak dini, lebih baik lakukan antisipasi dan mulailah menerapkan cara menjaga kesehatan mata anak yang akan diulas lengkap dalam artikel IEC Eye Care kali ini.
7 Kiat Efektif Menjaga Mata Anak Tetap Sehat Sejak Dini
Anak-anak sangat bergantung pada penglihatan mereka untuk belajar dan menjelajahi dunia. Menurut World Health Organization (WHO), diperkirakan sekitar 19 juta anak di seluruh dunia menderita gangguan penglihatan.
Lalu lebih dari 12 juta di antaranya disebabkan oleh kondisi yang sebenarnya dapat dicegah. Oleh karena itu, Anda perlu memperhatikan kebiasaan sehari-hari anak untuk melindungi kesehatan mata mereka. Caranya:
1. Penuhi Kebutuhan Nutrisi Anak yang Mendukung Kesehatan Mata
Makanan yang anak konsumsi setiap hari dapat mempengaruhi kesehatan mata mereka. Nutrisi yang kaya akan vitamin A, C, dan E, Omega-3, B kompleks, serta berbagai mineral, seperti zinc, dapat membantu menjaga kesehatan mata.
Contoh makanan yang baik untuk kesehatan mata antara lain:
- Vitamin A dan beta-karoten yang dapat mencegah anak terkena rabun senja dan menjaga sel-sel mata tetap sehat. Sumber vitamin A, antara lain worte, ubi, bayam, sayuran berdaun hijau lainnya, telur.
- Vitamin C bermanfaat untuk membantu mencegah katarak dan degenerasi makula. Anda bisa memberikan kepada anak, seperti jeruk, kiwi, dan stroberi kaya akan vitamin C
- Omega-3, yaitu asam lemak esensial yang bisa Anda dapatkan dari ikan berlemak, seperti salmon dan tuna.
Menurut sebuah penelitian di National Institutes of Health (NIH), Omega-3 membantu mencegah mata kering pada anak-anak.
Selain itu kandungan Lutein dan Zeaxanthin di dalamnya dapat membantu melindungi retina dari kerusakan akibat cahaya biru.
Sementara ada pula penelitian dari Journal of the American Medical Association (JAMA) yang menyebutkan anak-anak yang memiliki kadar vitamin A dan E yang cukup dalam tubuh mereka memiliki risiko lebih rendah mengalami degenerasi mata di kemudian hari.
2. Batasi Waktu Layar Anak Secara Bijak
Bukan rahasia lagi, anak-anak kini menghabiskan banyak waktu di depan layar, baik itu dengan menggunakan tablet, TV, atau ponsel.
Padahal, menurut American Academy of Ophthalmology (AAO), waktu layar yang berlebihan bisa memicu Digital Eye Strain atau sindrom penglihatan komputer pada anak-anak.
Selain itu, anak yang terus menerus terpapar gadget, walau dengan alasan lebih bisa membuat anak tenang, berpotensi besar menyebabkan anak mengalami kelelahan mata, miopia (rabun jauh), bahkan sindrom mata kering.
Jadi, apa yang harus Anda lakukan agar mata anak tetap sehat hingga nanti mereka dewasa? Nah, situs American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan batasan waktu layar hanya 1 jam sehari untuk anak usia 2-5 tahun.
Selain itu, ada juga bisa menerapkan beberapa cara berikut ini untuk menjaga kesehatan mata anak:
- Ajar anak Anda untuk mengistirahatkan mata mereka setiap 20 menit dengan melihat sesuatu yang berjarak 20 kaki selama 20 detik. Aturan 20-20-20 ini dapat mengurangi ketegangan mata.
- Anda bisa memilih layar yang memiliki fitur filter cahaya biru atau gunakan pelindung layar khusus untuk mengurangi paparan cahaya biru.
- Pastikan anak tidak terlalu dekat saat menonton televisi atau menggunakan gadget. Idealnya sekitar 30-40 cm.
- Atur cahaya layar agar tidak terlalu terang dan kontrasnya sesuai, serta ajak anak untuk lebih sering menggunakan mode malam (dark mode) di perangkat.
- Sediakan ruang atau waktu tertentu, seperti saat makan atau sebelum tidur, di mana seluruh anggota keluarga tidak memegang dan menggunakan gadget.
- Berikan alternatif kegiatan untuk anak selain menyentuh gadget, seperti bermain di luar atau olahraga ringan. Selain bisa mengalihkan perhatian mereka dari layar, kegiatan ini juga lebih bagus untuk menjaga kesehatan fisik dan mental anak.
3. Perbanyak Aktivitas di Luar Ruangan
Aktivitas di luar ruangan tidak hanya baik untuk perkembangan motorik anak, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan mata.
Paparan sinar matahari yang cukup dapat membantu menstimulasi pertumbuhan mata anak dan mencegah rabun jauh. Misalnya pada pagi atau sore hari.
Jika Anda membaca penelitian yang dirilis di Journal of the American Medical Association (JAMA), maka Anda akan menemukan data kalau anak-anak yang sering beraktivitas di luar ruangan memiliki risiko yang lebih rendah terkena miopia (rabun jauh).
Hal ini karena sinar matahari alami membantu menjaga bentuk mata dan mencegah memanjang secara berlebihan, yang bisa menyebabkan rabun jauh.
Namun, pastikan anak tidak terlalu lama terkena paparan sinar matahari langsung. Gunakan pelindung mata atau topi untuk melindungi mata mereka dari sinar UV yang berbahaya.
Contoh aktivitas seru yang bisa dimainkan bersama anak di luar ruangan, seperti bermain bola, berenang, main sepeda, petak umpet, mengenalkan permainan tradisional, dan sebagainya.
4. Hindari Kebiasaan Membaca di Tempat yang Gelap atau Terlalu Dekat
Kebiasaan membaca dengan jarak yang sangat dekat atau di tempat yang kurang terang dapat memperburuk kesehatan mata. Kebiasaan ini sering kali tidak disadari oleh anak, terutama saat mereka membaca di gawai atau buku cerita.
Oleh karena itu, Anda sebagai orang tua perlu mengajarkan kepada anak bagaimana kebiasaan membaca yang baik itu, seperti:
- Jaga jarak minimal 30 cm antara mata dengan buku yang sedang dibaca anak.
- Ajak anak untuk duduk tegak saat membaca, bukan membaca sambil berbaring.
- Pastikan ruangan memiliki pencahayaan yang cukup, terutama di bagian meja belajar anak, atau tempat anak biasa membaca.
- Ajarkan anak untuk mengistirahatkan mata setelah 20-30 menit membaca agar tidak terlalu lelah.
Kebiasaan membaca dengan posisi dan pencahayaan yang baik dapat mencegah gangguan mata, seperti miopia dan astigmatisme sejak usia dini.
5. Ajari Anak Melindungi Mata Sejak Dini
Melindungi mata dari potensi cedera adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan mata. Selain itu ketika bermain, anak-anak sering tidak menyadari bahaya yang ada di sekitar mereka.
Nah di sinilah dibutuhkan peran Anda sebagai orang tua untuk mengajari anak cara melindungi mata sedini mungkin.
Anda bisa mulai dengan memberitahu anak tentang paparan sinar ultraviolet (UV) tidak hanya merusak kulit, tetapi juga berdampak pada kesehatan mata.
Maka ajari anak untuk menggunakan kacamata pelindung atau topi berpinggiran lebar saat bermain atau berolahraga di bawah sinar matahari.
Jangan lupa, bangun kebiasaan rajin cuci tangan sebelum menyentuh area wajah dan mata untuk menghindari bakteri atau kuman masuk ke dalam mata.
Hindari juga kebiasaan menggosok mata terlalu keras atau mengucek mata ketika mata terasa gatal. Ini bisa menyebabkan iritasi, infeksi, bahkan kalau terlalu sering bisa juga menyebabkan retina mata lepas.
6. Pastikan Pencahayaan yang Baik di Rumah
Pencahayaan yang tidak memadai, baik terlalu terang maupun terlalu redup, bisa menyebabkan mata anak cepat lelah.
Mata anak yang sering dipaksa bekerja dalam pencahayaan yang buruk dapat meningkatkan risiko mata lelah dan ketegangan mata.
Tips pencahayaan ruangan yang baik, misalnya:
- Gunakan lampu yang cukup terang, terutama saat anak belajar atau membaca.
- Pastikan lampu tidak mengarah langsung ke mata anak, tetapi menyebar merata ke seluruh ruangan.
- Sesuaikan kecerahan layar gawai yang anak gunakan agar tidak terlalu kontras dengan pencahayaan ruangan.
7. Rutin Periksa Kesehatan Mata Anak
Banyak masalah mata pada anak yang tidak terdeteksi akibat jarangnya orang tua membawa anak memeriksa mata secara rutin.
Hasilnya ya seperti yang terdapat dalam data World Health Organization (WHO), ada kurang lebih 19 juta anak di dunia mengalami gangguan penglihatan, termasuk miopia, hipermetropia, dan astigmatisme.
Padahal kalau orang tua rutin memeriksakan mata anak sedini mungkin, masalah atau gangguan penglihatan bisa segera terdeteksi. Hal ini jadi berkali lipat lebih penting kalau di dalam keluarga Anda memiliki riwayat masalah penglihatan.
Jadi, kapan sebaiknya mengajak anak periksa mata? Berikut rekomendasinya:
- Sebelum anak berusia 3 tahun, sebaiknya rutin melakukan pemeriksaan dasar. Umumnya dokter anak pun sudah melakukan hal ini pada saat pemeriksaan kesehatan rutin. Namun kalau ingin hasilnya lebih akurat, Anda bisa membawa anak ke dokter spesialis mata.
- Ketika anak berusia antara 3-5 tahun, sebaiknya mulai melakukan pemeriksaan mata yang mengarah pada deteksi dini masalah penglihatan.
- Saat anak sudah mulai sekolah, lakukan pemeriksaan minimal 1 tahun sekali supaya bisa mendeteksi dini masalah mata, seperti miopia, astigmatisme, atau amblyopia (mata malas). Semakin dini masalah terdeteksi, maka dapat meningkatkan peluang pemulihan yang lebih baik.
Melindungi mata anak dari gangguan kesehatan sejak dini adalah bentuk investasi terbaik yang dapat Anda berikan. Mata adalah jendela dunia bagi mereka, dan dengan menjaga kesehatan mata, Anda turut membuka peluang untuk masa depan mereka yang lebih cerah dan lebih baik. Terapkan tips-tips di atas dalam kehidupan sehari-hari dan jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan rutin demi kesehatan mata anak.