Skip to content

Minus Mata Paling Tinggi, Dampaknya Bagi Mata, dan Cara Mencegahnya

mata minus

Artikel direview oleh dr. Nelandriani Yudapratiwi, SpM

Rekor dunia untuk minus mata paling tinggi dipegang oleh Jan Miskovic, orang Slovakia, yang memiliki derajat miopia miliknya mencapai -108 diopter di usianya yang mendekati 60 tahun. 

Ini benar-benar rekor luar biasa yang kisahnya dipublikasikan di situs FluoreScence ODCommunity.

Meskipun ada bukti yang jelas mengenai orang dengan minus mata paling tinggi, dan tetap bisa beraktivitas, bukan berarti mata minus akan aman-aman saja kalau dibiarkan.

Karena tanpa pengobatan, tingkat keparahan miopia bisa semakin parah yang diiringi dengan gangguan penglihatan lainnya.

Kondisi Minus Mata Paling Tinggi

Di awal artikel ini, Anda sudah tahu kalau di muka bumi ini ada satu orang yang minus matanya mencapai -108 diopter, yaitu Jan Miskovic. Namun pada umumnya, seseorang dianggap memiliki mata minus tinggi jika kelainan refraksi mencapai -6,00 dioptri atau lebih. 

Sementara pada kasus ekstrem, minus mata bisa melampaui -15,00 dioptri, meskipun jarang ditemukan. Itulah sebabnya, kejadian yang dialami Jan Miskovic termasuk keajaiban lho.

Minus mana yang sangat tinggi dikenal dengan istilah high myopia atau miopi ekstrem. Penyebabnya bisa karena bola mata yang terlalu panjang atau lengkung kornea yang terlalu curam. 

Bentuk bola mata tersebut akhirnya mengakibatkan cahaya yang masuk ke mata tidak terfokus pada retina, melainkan di depan retina. Hal ini membuat pandangan jauh menjadi buram, dan penglihatan sehari-hari pun sangat terganggu.  

Jika masih ada yang bertanya, “Berapa minus mata paling tinggi?” Jawabannya mesti melihat lagi kisah Jan Miskovic, yaitu tidak ada batas absolut untuk angka tertinggi minus mata.

Namun kalau Anda menerima resep kacamata atau hasil pemeriksaan mata yang menunjukkan angka -30 dioptri, angka ini sudah termasuk kasus yang ekstrem dan sudah sepatutnya membuat Anda waspada.

Alasannya karena penderita mata minus yang tinggi biasanya mengalami gangguan penglihatan yang sangat parah, dampak yang lumayan mengganggu dari mata minus tinggi, dan membutuhkan alat bantu, seperti kacamata atau lensa kontak khusus, untuk melihat.

Dampak Minus Mata Paling Tinggi

Minus mata tinggi bukan hanya tentang kesulitan melihat jarak jauh. Kondisi ini juga berpotensi menimbulkan komplikasi serius, seperti:  

1. Risiko Gangguan Mata Lainnya

Menurut penelitian yang diterbitkan oleh National Eye Institute (NEI), penderita minus mata paling tinggi lebih rentan terhadap kondisi, seperti ablasi retina, katarak, hingga glaukoma, yang bisa menyebabkan kebutaan jika tidak segera ditangani. Hal ini terjadi karena tekanan pada bola mata yang terus menerus membuat retina lebih tipis dan rentan pecah.

2. Ablasi Retina

Salah satu komplikasi serius akibat mata minus tinggi tanpa penanganan yang tepat adalah ablasi retina, yaitu kondisi ketika retina terlepas dari dinding belakang mata. 

Ablasi retina dapat menyebabkan penglihatan terganggu dan bahkan kebutaan permanen jika tidak segera ditangani.  

3. Glaukoma dan Katarak

Banyak hasil penelitian yang menunjukkan kalau penderita miopi ekstrem berisiko lebih besar mengalami glaukoma (peningkatan tekanan pada mata) dan katarak lebih dini.     

4. Degenerasi Makula Miopik

Pada kasus kronis, Anda bisa saja mengalami yang namanya degenerasi makula, yaitu kerusakan pada bagian retina yang bertugas memberikan penglihatan sentral yang tajam.

5. Gangguan Kualitas Hidup

Selain dampak medis, minus mata tinggi juga memengaruhi kualitas hidup. Misalnya, penderita kesulitan melakukan aktivitas fisik tertentu atau memerlukan perhatian khusus saat memilih pekerjaan.

Cara Mencegah Minus Mata Semakin Tinggi

Sama seperti penyakit lainnya, ada yang namanya faktor risiko pada kasus minus mata paling tinggi. Beberapa faktor risiko yang perlu Anda cermati, antara lain ada tidaknya faktor keturunan di mana orang tua yang memiliki miopia akan membuat anak mereka rentan menderita miopia juga.

Selain itu, aktivitas visual dekat yang terus menerus dilakukan dan anak-anak yang jarang beraktivitas di luar rumah beresiko besar mengalami minus mata tinggi.

Kalau satu maupun beberapa faktor risiko di atas juga Anda atau anggota keluarga Anda miliki, alangkah baiknya melakukan pencegahan dengan cara:

1. Perbanyak Aktivitas Luar Ruangan

Sinar matahari itu penting lho, tak cuma untuk kesehatan tubuh, namun juga bagus untuk menjaga kesehatan mata. 

Apalagi sudah banyak penelitian yang menemukan fakta kalau anak-anak yang menghabiskan lebih banyak waktu di luar ruangan memiliki risiko lebih rendah untuk mengalami peningkatan minus mata. Paparan cahaya alami membantu memperlambat perpanjangan bola mata.  

2. Kurangi Paparan Layar

Terlalu lama menatap layar gadget bisa memperburuk kondisi mata. Andaipun Anda tak bisa benar-benar mengurangi penggunaan gadget karena sekolah atau bekerja. 

Sebaiknya terapkan aturan 20-20-20, yaitu setiap 20 menit, alihkan pandangan sejauh 20 kaki selama 20 detik, untuk memberi mata waktu beristirahat.  

3. Rutin Periksa Mata

Pemeriksaan mata secara berkala membantu mendeteksi tanda-tanda miopi ekstrem lebih dini. Dokter juga bisa merekomendasikan penggunaan lensa ortokeratologi atau metode terapi khusus lainnya.  

4. Gunakan Alat Bantu Penglihatan yang Tepat

Jika Anda didiagnosa menderita miopia atau hipermetropi, walaupun masih dalam kondisi ringan, segera lakukan antisipasi seperti menggunakan kacamata.

Memilih kacamata atau lensa kontak yang sesuai adalah langkah awal untuk menjaga kesehatan mata. 

Karena kalau Anda menggunakan lensa yang tidak sesuai dengan kondisi mata, maka bisa mempercepat penurunan penglihatan.  

5. Pertimbangkan Prosedur Bedah  

Bagi penderita miopi ekstrem, prosedur seperti LASIK, PRK, atau pemasangan lensa intraokular bisa menjadi solusi permanen. Meski efektif, prosedur ini memerlukan evaluasi ketat untuk memastikan keamanannya. 

Selain itu, era teknologi canggih seperti sekarang juga sudah banyak menghadirkan berbagai inovasi teknologi terkait kesehatan mata. Salah satunya ada Implantable Collamer Lens (ICL), yaitu lensa yang ditanam di mata untuk mengoreksi penglihatan tanpa mengubah struktur kornea. Solusi ini cocok untuk Anda yang tidak memenuhi syarat untuk LASIK.  

Jika refraksi mata masih dalam kondisi ringan dan Anda tidak menginginkan prosedur bedah, coba pilih saja terapi orthokeratology. 

Terapi ini menggunakan lensa khusus yang wajib Anda gunakan saat tidur untuk memperbaiki lengkungan kornea, dan bisa memberikan penglihatan jernih tanpa kacamata di siang hari.