Artikel direview oleh dr. Nelandriani Yudapratiwi, SpM
Mata plus adalah masalah penglihatan yang membuat penderitanya akan sering menyipitkan mata untuk bisa melihat dengan jelas, terutama untuk melihat objek yang berjarak dekat.
Siapa pun bisa mengalami rabun dekat atau hipermetropia ini. Mata plus disebabkan karena kurangnya kepedulian menjaga kesehatan mata dan kebiasaan sehari-hari yang membuat mata harus bekerja terlalu keras tanpa jeda, misalnya scrolling TikTok tanpa henti sampai baca dokumen penting berjam-jam.
Yuk, cari tahu sampai tuntas mengenai hipermetropia atau mata plus ini, mulai dari gejala, penyebab, sampai solusi terbaik bagi Anda yang ingin punya penglihatan tetap jernih dan tajam.
Apa Itu Mata Plus?
Mata plus adalah kondisi gangguan refraksi di mana mata Anda akan mengalami kesulitan untuk melihat objek yang berada dekat dengan Anda, namun tetap bisa dengan jelas melihat objek yang posisinya jauh.
Kondisi ini terjadi karena cahaya yang masuk ke mata difokuskan di belakang retina, bukan tepat di atasnya. Penyebabnya bisa karena bentuk bola mata yang terlalu pendek, atau lensa mata yang kurang melengkung.
Hipermetropia sering terjadi pada anak-anak hingga usia dewasa. Meski demikian, beberapa kasus mata plus juga bisa Anda temukan pada orang yang lebih tua akibat kondisi alami seperti presbiopia.
5 Gejala Mata Plus yang Perlu Anda Kenali
Gejala mata plus sering kali tidak Anda sadari pada tahap awal. Namun, jika dibiarkan, kondisi ini dapat memengaruhi kualitas hidup. Berikut tanda-tanda yang perlu Anda kenali:
1. Penglihatan Kabur Saat Melihat Dekat
Jika Anda merasa kesulitan membaca buku, melihat layar ponsel, atau menulis catatan dalam jarak dekat, ini adalah salah satu gejala utama mata plus.
Hal ini seperti yang dijelaskan dalam salah satu artikel dari American Optometric Association (AOA) gejala awal hipermetropia dimulai dari pandangan yang kabur dan semakin parah dengan berjalannya waktu jika tidak segera ditangani.
2. Mata Cepat Lelah
Saat bekerja di depan komputer atau membaca terlalu lama, Anda mungkin merasa mata Anda berat atau tegang.
Masih menurut penelitian yang dipublikasikan oleh National Center for Biotechnology Information (NCBI), gejala ini umumnya terjadi pada individu dengan hipermetropia yang tidak terdeteksi dengan cepat.
3. Sakit Kepala Kronis
Ketegangan pada otot mata karena terus-menerus mencoba fokus pada objek dekat sering menyebabkan sakit kepala.
Sudah banyak penelitian dari berbagai studi kesehatan yang mencatat banyak pasien hipermetropia ringan mengalami sakit kepala berulang.
4. Menutup Satu Mata Agar Bisa Melihat Lebih Jelas
Coba Anda perhatikan kebiasaan sehari-hari yang Anda lakukan. Apakah Anda sering menutup satu mata agar bisa melihat dengan jelas?
Jika sering melakukan kebiasaan ini, maka bisa jadi Anda mengalami mata plus. Durasi menutup satu mata ini akan jadi semakin sering kalau terjadi pada anak-anak.
Penyebabnya, anak-anak belum paham benar apa yang sedang mereka rasakan sehingga mereka belum mampu menjelaskan gejala mata plus yang mereka alami.
5. Sulit Fokus pada Cahaya Terang
Hipersensitivitas terhadap cahaya juga bisa menjadi gejala tambahan kalau Anda mengalami mata plus, termasuk mengalami photophobia ringan.
Apa Penyebab Mata Plus?
Ada cukup banyak faktor yang bisa menjadi pemicu terjadinya mata plus. Namun sebelum membahas penyebab mata minus, pahami dulu kalau untuk melihat secara jelas, mata memiliki dua bagian penting, yaitu kornea dan lensa mata.
Jadi dalam penjelasan di situs Mayo Clinic, disebutkan kalau kornea adalah permukaan depan mata yang bening dan berbentuk kubah.
Sementara bagian kedua, yaitu lensa mata adalah bagian bening yang melapisi kornea dan bentuknya serupa permen M&M.
Pada mata normal, kedua bagian mata tersebut akan bekerja sama memfokuskan cahaya yang masuk ke mata di retina untuk membentuk gambar yang tajam dan jelas.
Lalu, apa yang membuat mata normal berubah menjadi mata plus? Paling utama karena kelainan refraksi mata. Anda sudah tahu cara kerja mata normal yang sudah dijelaskan di atas, kan?
Ketika kornea atau lensa mata tidak melengkung secara merata dan halus, maka cahaya yang masuk ke mata jadi tidak bisa terfokus dengan tepat di retina. Inilah yang kemudian membuat Anda mengalami kelainan refraksi. Pada rabun jauh atau mata plus, bisa jadi:
- Bentuk bola mata terlalu pendek sehingga menyebabkan cahaya tidak jatuh tepat di retina.
- Lensa mata kurang melengkung. Nah, lensa yang kurang cekung ini sudah tentu tidak mampu memfokuskan cahaya dengan baik.
- Faktor genetik juga berpengaruh lho. Jika orang tua Anda memiliki mata plus, kemungkinan besar Anda juga berisiko mengalaminya.
- Kondisi presbiopia, yang sering disebut “mata tua” adalah jenis mata plus lainnya yang dialami setelah usia 40 tahun akibat elastisitas lensa yang menurun.
Siapa yang Berisiko Mengalami Mata Plus?
Mata plus bisa dialami oleh siapa saja, tetapi kelompok berikut lebih berisiko:
- Banyak anak dilahirkan dengan hipermetropia ringan, yang biasanya berkurang seiring pertumbuhan. Maka alangkah baiknya mulai melakukan pemeriksaan mata sedini mungkin.
- Presbiopia umum terjadi di kelompok usia dewasa, terutama orang yang berusia di atas 40 tahun.
- Jika ada anggota keluarga yang memiliki mata plus, kemungkinan besar Anda juga memiliki risiko serupa.
Cara Diagnosis Mata Plus
Cara mengetahui apakah Anda memiliki mata plus bisa dengan melakukan pemeriksaan mata ke klinik mata seperti IEC Eye Care. Nanti di sana dokter mata atau optometris akan melakukan pemeriksaan, meliputi:
- Tes refraksi, yaitu pemeriksaan mata menggunakan lensa korektif untuk mengukur tingkat hipermetropia.
- Menggunakan alat autorefractor yang secara otomatis mengukur bagaimana cahaya difokuskan di mata Anda.
- Retinoskopi adalah pemeriksaan dengan cahaya untuk mengevaluasi bagaimana cahaya memantul dari retina.
Pilihan Pengobatan Mata Plus
Bagaimana kalau sudah terlanjur mengalami mata plus? Tenang, kondisi mata plus tetap bisa dikoreksi kok. Ada beberapa pilihan pengobatan mata plus yang bisa Anda pertimbangkan, seperti:
1. Menggunakan Kacamata atau Lensa Kontak
Penggunaan kacamata adalah solusi paling umum. Lensa cembung (+) membantu memfokuskan cahaya ke retina. Untuk yang tidak nyaman dengan kacamata, lensa kontak bisa menjadi alternatif.
2. Operasi Refraktif
Operasi Refraktif adalah prosedur medis yang bertujuan untuk memperbaiki masalah penglihatan akibat kelainan refraksi, seperti mata plus, mata minus, atau mata silinder.
Teknik refraksi mata, seperti LASIK, ELITA SILK, dan PRK digunakan untuk mengubah bentuk kornea mata, yang membantu memfokuskan cahaya dengan lebih baik ke retina dan meningkatkan ketajaman penglihatan tanpa perlu kacamata atau lensa kontak.
- Laser-Assisted in Situ Keratomileusis (LASIK)
Laser-Assisted in Situ Keratomileusis (LASIK) adalah prosedur yang paling umum digunakan untuk mengatasi kelainan refraksi. Dalam prosedur ini, dokter akan membuat sayatan tipis di lapisan luar kornea (flap), kemudian menggunakan laser untuk membentuk ulang jaringan kornea di bawah flap tersebut.
Setelah itu, flap akan diletakkan kembali tanpa jahitan. Prosedur ini cepat, minim rasa sakit, dan masa pemulihan relatif singkat. adalah prosedur yang paling umum digunakan untuk mengatasi kelainan refraksi.
Dalam prosedur ini, dokter akan membuat sayatan tipis di lapisan luar kornea (flap), kemudian menggunakan laser untuk membentuk ulang jaringan kornea di bawah flap tersebut. Setelah itu, flap akan diletakkan kembali tanpa jahitan. Prosedur ini cepat, minim rasa sakit, dan masa pemulihan relatif singkat.
- ELITA SILK
ELITA SILK adalah teknik operasi refraktif yang lebih baru dan lebih canggih. Prosedurnya mirip dengan LASIK, namun menggunakan teknologi yang lebih presisi untuk meminimalkan risiko dan mempercepat pemulihan.
ELITA SILK umumnya lebih cocok untuk pasien dengan kornea yang lebih tipis atau mereka yang mencari prosedur dengan tingkat kenyamanan yang lebih tinggi.
- Photorefractive Keratectomy (PRK)
Photorefractive Keratectomy (PRK) adalah alternatif untuk LASIK, terutama bagi pasien yang tidak memenuhi syarat untuk LASIK karena memiliki kornea yang terlalu tipis.
Pada prosedur PRK, lapisan epitelium (lapisan luar kornea) dihilangkan terlebih dahulu, kemudian laser digunakan untuk membentuk ulang kornea.
Setelahnya, epitelium akan tumbuh kembali dalam beberapa hari. Meskipun proses pemulihan lebih lama dibandingkan LASIK, PRK efektif untuk memperbaiki penglihatan dan sering digunakan untuk pasien dengan kondisi tertentu.
3. Orthokeratology (Ortho-K)
Ini adalah lensa kontak khusus yang dipakai saat tidur untuk membentuk ulang kornea secara sementara, sehingga Anda bisa melihat jelas di siang hari tanpa kacamata.
Tips Mencegah Mata Plus Memburuk
Meski mata plus tidak bisa sepenuhnya dicegah, Anda bisa melakukan beberapa hal untuk mencegah gejalanya semakin parah:
- Atur jarak membaca, baik saat membaca buku atau melihat gadget, sekitar 30-40 cm dari mata.
- Hindari membaca di tempat gelap atau minim cahaya.
- Lakukan aturan 20-20-20, yaitu setiap 20 menit, istirahatkan mata dengan melihat objek sejauh 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 detik.
- Rutin periksa mata setiap 1-2 tahun sekali dan jangan tunggu sampai gejala memburuk.
Mata plus adalah kondisi umum yang dapat mempengaruhi aktivitas harian Anda, terutama jika pekerjaan Anda melibatkan banyak fokus dekat seperti membaca atau bekerja di depan layar komputer.
Untungnya, kondisi ini dapat dengan mudah dikelola dengan bantuan kacamata, lensa kontak, atau bahkan operasi refraktif.
Yuk, jaga kesehatan mata dan jangan biarkan mata plus menghambat produktivitas Anda. Jika merasa mengalami gejala yang disebutkan di atas, segera konsultasikan dengan dokter mata.