Didiagnosis Glaukoma, Bisakah Disembuhkan? Apa Saja Pengobatan Glaukoma?

Artikel direview oleh dr Yessica Wilanda, SpM

Bayangkan hidup di tengah dunia yang semakin kabur setiap harinya. Ketika Anda membuka mata, warna-warna yang dulu cerah kini mulai meredup. 

Lalu perlahan pandangan Anda menghilang. Inilah yang dirasakan oleh penderita glaukoma, penyakit mata yang dikenal sebagai “pencuri penglihatan” karena sering kali hadir tanpa gejala yang jelas pada tahap awal.

Glaukoma adalah kondisi di mana tekanan di dalam mata meningkat dan merusak saraf optik, yaitu saraf yang menghubungkan mata dengan otak. Ini bisa menyebabkan kebutaan permanen jika tidak ditangani. 

Pertanyaannya sekarang, apakah glaukoma bisa disembuhkan? Adakah pengobatan glaukoma yang efektif? Yuk, temukan jawabannya dalam penjelasan di artikel ini.

Apa Itu Glaukoma?

Glaukoma adalah salah satu penyebab utama kebutaan di seluruh dunia. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), diperkirakan ada 76 juta orang di dunia yang menderita glaukoma pada tahun 2020, dan angka ini diprediksi akan meningkat menjadi 111 juta pada tahun 2040. 

Di Indonesia sendiri, glaukoma juga menjadi penyebab kebutaan kedua setelah penyakit mata katarak.

Glaukoma terjadi ketika cairan di dalam mata, yang dikenal sebagai aqueous humor, tidak bisa mengalir dengan baik. 

Akibatnya, tekanan intraokular di dalam mata meningkat, merusak saraf optik, dan mengganggu transmisi informasi visual ke otak. Jika tidak segera diobati, kerusakan ini bisa menjadi permanen dan menyebabkan kebutaan.

Ada berbagai jenis glaukoma yang bisa saja Anda alami, mulai dari glaukoma sudut terbuka primer, glaukoma sudut tertutup, hingga glaukoma kongenital. Ada bisa membaca secara lengkap mengenai jenis-jenis tersebut pada artikel yang berjudul Jenis Glaukoma dan Faktor Risikonya

Bisakah Glaukoma Disembuhkan?

Jawaban singkat untuk pertanyaan di atas adalah secara medis glaukoma tidak bisa disembuhkan, namun bisa dikelola dan diperlambat perkembangannya. 

Meskipun belum ada obat yang bisa menyembuhkan glaukoma secara total, diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dapat mencegah kerusakan lebih lanjut sekaligus dapat meminimalkan risiko kehilangan penglihatan.

Pernyataan tersebut sama seperti yang diungkapkan Mayo Clinic, bahwa pengobatan glaukoma tidak dapat memulihkan penglihatan yang hilang, namun dapat membantu mengontrol tekanan intraokular sehingga memperlambat atau menghentikan kerusakan lebih lanjut.

Jadi, saat dokter memberikan diagnosisnya kalau Anda terkena glaukoma, ini bukan berarti akhir dari segalanya atau malah membuat Anda menyerah. 

Sudah ada banyak pengobatan glaukoma yang cukup efektif sehingga perkembangan glaukoma bisa diperlambat, dan menghindarkan Anda dari risiko kehilangan penglihatan.

Berbagai Pilihan Pengobatan Glaukoma

Ada berbagai metode pengobatan yang tersedia untuk mengelola dan mengontrol glaukoma. Pengobatan ini bertujuan untuk mengurangi tekanan intraokular, melindungi saraf optik, dan mencegah kerusakan lebih lanjut. 

Berikut beberapa opsi pengobatan glaukoma yang tersedia dan bisa disesuaikan dengan kondisi Anda:

1. Obat Tetes Mata

Pengobatan pertama yang sering direkomendasikan dokter adalah penggunaan obat tetes mata. Obat ini bekerja dengan menurunkan tekanan intraokular baik dengan mengurangi produksi cairan di mata atau dengan meningkatkan aliran cairan keluar dari mata. 

Beberapa obat yang umum digunakan, misalnya:

  • Prostaglandin, yaitu obat tetes mata yang dapat membantu mengalirkan cairan dari mata, seperti Latanoprost.
  • Beta blockers, merupakan obat tetes mata yang berfungsi mengurangi produksi cairan mata, seperti Timolol.
  • Inhibitor karbonat anhidrase, juga membantu mengurangi produksi cairan mata.
  • Alpha-adrenergic agonists.

Menurut studi yang dipublikasikan di American Academy of Ophthalmology, penggunaan obat tetes mata secara teratur dapat menurunkan tekanan intraokular sebesar 20-30%. Ini tentu saja sangat membantu dalam upaya memperlambat perkembangan glaukoma. 

Dengan catatan, penggunaan obat tetes mata harus benar-benar dilakukan sesuai aturan yang ditetapkan, karena efek pengobatan bisa hilang jika obat tetes digunakan secara tidak teratur.

2. Terapi Laser

Jika obat tetes mata tidak cukup efektif memberi hasil yang signifikan pada pasien glaukoma, dokter mata biasanya akan merekomendasikan terapi laser. 

Terapi ini membantu memperbaiki drainase cairan mata, meningkatkan aliran cairan di dalam mata, sekaligus mengurangi produksi cairannya. Dengan cara ini, tekanan intraokular akan berkurang. 

Ada beberapa jenis terapi laser yang umumnya diterapkan untuk terapi glaukoma, antara lain:

  • Trabeculoplasty adalah terapi yang biasanya diterapkan untuk pengobatan glaukoma sudut terbuka. Terapi ini meningkatkan drainase cairan dengan merangsang jaringan drainase di mata.
  • Iridotomy merupakan terapi pengobatan glaukoma sudut tertutup yang prosedurnya membuat lubang kecil di iris untuk membantu aliran cairan.

Berdasarkan penelitian dan data yang dirilis National Eye Institute (NEI), terapi laser termasuk efektif dalam menurunkan tekanan intraokular selama beberapa tahun, tetapi ada kemungkinan pasien perlu menjalani pengobatan ulang setelah beberapa waktu.

3. Operasi Glaukoma

Jika obat tetes mata dan terapi laser tidak berhasil, operasi menjadi pilihan terakhir untuk pengobatan glaukoma. Operasi ini bertujuan untuk saluran baru di bagian putih mata (sklera) untuk cairan mata keluar sehingga dapat mengurangi tekanan intraokular. 

Selain itu, ada juga prosedur pemasangan shunt atau alat kecil yang membantu mengalirkan cairan.

Jadi, beberapa jenis operasi yang memungkinkan untuk pengobatan glaukoma, yaitu:

  • Trabeculectomy, prosedur operasi untuk pengobatan glaukoma dengan membuat lubang kecil di sklera sebagai saluran untuk membantu cairan mata mengalir keluar dan mengurangi tekanan intraokular.
  • Implan drainase glaukoma, implan ini dipasang di mata untuk membantu mengalirkan cairan berlebih .

Meski operasi memiliki tingkat keberhasilan yang cukup tinggi, Mayo Clinic mengingatkan bahwa semua jenis operasi memiliki risiko, termasuk infeksi dan pendarahan. 

Di saat yang sama, pasien tetap harus melakukan pemeriksaan mata rutin pascaoperasi untuk memastikan tekanan mata tetap stabil.

4. Pengobatan Tambahan dan Perubahan Gaya Hidup

Selain pengobatan utama, ada beberapa cara yang dapat membantu mengelola glaukoma agar tidak semakin berkembang dan menjadi lebih parah. Beberapa di antaranya:

  • Mengatur gaya hidup dengan menjaga kesehatan mata, tidur malam yang cukup (tidak begadang), mengurangi screen time untuk menghindari terjadinya peningkatan ketegangan pada mata.
  • Menjaga pola makan yang sehat dan berolahraga secara teratur bisa membantu menjaga kesehatan mata. Beberapa studi menunjukkan diet tinggi antioksidan, seperti buah-buahan dan sayuran hijau, dapat membantu menjaga kesehatan saraf optik.
  • Jika menderita hipertensi dan diabetes, maka Anda wajib mengontrol tekanan darah dan gula darah supaya tidak memperburuk glaukoma serta mencegah komplikasi lebih lanjut.

Kapan Harus Memeriksakan Diri ke Dokter?

Karena glaukoma sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, pemeriksaan mata rutin sangat penting untuk mendeteksi glaukoma lebih awal. 

American Academy of Ophthalmology merekomendasikan orang di atas usia 40 tahun melakukan pemeriksaan mata lengkap setidaknya sekali dalam 1-2 tahun. 

Lalu kalau Anda memiliki riwayat keluarga dengan glaukoma, pemeriksaan mata sebaiknya dilakukan lebih sering.

Diagnosis glaukoma memang tidak bisa diabaikan, tetapi bukan berarti Anda harus pasrah dengan kondisinya. Meskipun glaukoma tidak bisa disembuhkan, dengan diagnosis dini dan perawatan yang tepat, perkembangan penyakit ini bisa diperlambat atau bahkan dihentikan.

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis mata dan menjalani pemeriksaan mata rutin, terutama jika Anda memiliki faktor risiko, seperti usia lanjut atau riwayat keluarga dengan glaukoma.

Jenis Glaukoma, Faktor Risiko, dan Apakah Glaukoma Bisa Disembuhkan?

Artikel direview oleh dr Yessica Wilanda, SpM

Glaukoma adalah salah satu penyakit mata yang paling serius kalau tak ditangani segera dan menjadi salah satu penyebab utama kebutaan di seluruh dunia. 

Penyakit ini mempengaruhi kerja saraf optik dan dapat mengakibatkan hilangnya penglihatan secara permanen lho.

Nah, supaya bisa melakukan pencegahan dan penanganan yang tepat, baca penjelasan lengkap mengenai jenis glaukoma, faktor risiko yang menyertainya, serta kemungkinan penyembuhan glaukoma.

8 Jenis Glaukoma yang Wajib Anda Tahu

Dari banyak referensi dan penelitian medis yang sudah dirilis ke publik, penyebab glaukoma itu bisa dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu glaukoma primer dan glaukoma sekunder.

Glaukoma primer adalah glaukoma yang penyebabnya masih belum diketahui secara pasti. Jenis glaukoma yang termasuk dalam kategori ini, yaitu:

  • Primary Open Angle Glaucoma.
  • Angle Closure Glaucoma.
  • Congenital Glaucoma.
  • Normal Tension Glaucoma.

Sementara pengertian glaukoma sekunder biasanya terjadi karena adanya penyakit atau kondisi kesehatan tertentu yang memicu terjadinya glaukoma.

Dari pengkategorian di atas, kemudian ditemukan beberapa jenis glaukoma. Tiap jenisnya memiliki gejala dan penyebab yang berbeda-beda. Berikut penjelasannya:

1. Primary Open Angle Glaucoma

Primary open angle glaucoma atau glaukoma sudut terbuka primer adalah jenis glaukoma yang paling umum dan paling banyak penderitanya.

Berdasarkan referensi dari British Journal of Ophthalmology ada kurang lebih 44,7 juta orang di dunia yang mengidap glaukoma sudut terbuka pada tahun 2010, dan 4,5 juta di antaranya mengalami kebutaan akibat keterlambatan penanganan.

Penyebab pasti glaukoma sudut terbuka masih belum diketahui. Namun penderita akan mengalami penyumbatan saluran drainase di mata secara perlahan dan menyebabkan penumpukan cairan sehingga terjadi peningkatan tekanan intraokular. 

Kenapa jumlah angka kebutaan akibat jenis glaukoma ini sangat tinggi? Karena tidak ada tanda dan gejala yang jelas sehingga penderita tidak sadar kalau sudah terkena glaukoma.

2. Angle Closure Glaucoma

Angle closure glaucoma atau glaukoma sudut tertutup sering disebut juga sebagai glaukoma sudut sempit atau serangan akut glaukoma. 

Glaukoma jenis ini terjadi akibat tepi luar iris atau bagian mata yang berwarna menghalangi cairan mengalir keluar dari mata. 

Akibatnya, saluran drainase tersumbat, cairan akan menumpuk di mata dengan cepat, dan berakibat peningkatan tekanan pada mata meningkat secara tiba-tiba.

Biasanya gejala yang akan Anda rasakan kalau mengalami jenis glaukoma ini, antara lain:

  • Mata merah dan terasa nyeri atau sakit yang intens.
  • Penglihatan kabur.
  • Melihat halo di sekitar sumber cahaya
  • Dalam kondisi parah bisa menyebabkan sakit perut, mual, dan muntah.
  • Sakit kepala hebat.

Semua gejala di atas menunjukkan keadaan darurat medis sehingga Anda harus sesegera mungkin mengunjungi dokter atau pusat kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan. Jangan dibiarkan ya karena bisa menyebabkan kebutaan lho.

3. Congenital Glaucoma

Congenital glaucoma atau glaukoma kongenital adalah jenis glaukoma yang jarang terjadi dan biasanya didiagnosis pada bayi dan anak-anak.

Jadi dalam artikel yang diulas di situs Hello Sehat disebutkan sebanyak 1 dari 10.000 kelahiran bayi ada yang memiliki ketidaksempurnaan mata di mana cairan mata tidak bisa dikeluarkan dari mata dengan baik sehingga terjadi peningkatan tekanan pada bola mata.

Kalau terjadi pada anak, Anda bisa menemukan beberapa tanda yang perlu Anda waspadai, seperti:

  • Ukuran mata terlihat lebih besar dari ukuran normal dan lebih mudah berair.
  • Mata anak lebih sensitif terhadap cahaya.
  • Ada bercak noda yang terlihat keruh di mata.

Kalau melihat tanda tersebut sebaiknya langsung berkonsultasi dengan dokter mata supaya bisa mendapatkan penanganan dan perawatan medis.

4. Normal Tension Glaucoma

Selama ini banyak anggapan kalau glaukoma terjadi pada orang yang bola matanya mengalami tekanan tinggi. Padahal faktanya bisa juga dialami oleh orang dengan tekanan mata normal lho. Inilah yang disebut glaukoma tekanan normal.

Penyebab terjadinya normal tension glaucoma atau glaukoma tekanan normal sebenarnya belum diketahui secara pasti. Namun penderita penyakit mata yang satu ini banyak dialami oleh:

  • Orang yang pernah mengalami masalah pada jantung, seperti detak jantung terlalu cepat atau tidak teratur.
  • Keturunan Jepang atau di dalam keluarga ada riwayat penyakit glaukoma tekanan normal.
  • Penderita tekanan darah rendah.

Glaukoma tekanan normal menyebabkan kerusakan saraf optik meskipun tekanan bola mata normal. 

Kerusakan tersebut akibat saraf optik mata yang terlalu sensitif, atau akibat kurangnya aliran darah yang menuju ke saraf optik.

Sama seperti kebanyakan jenis glaukoma lain, tidak ada gejala yang terdeteksi di awal. Namun Anda bisa mengalami kehilangan penghilangan sebagian, yang kalau tak ditangani segera akan mengakibatkan kebutaan total.

Berikutnya kita akan membahas mengenai glaukoma sekunder.

Secondary glaucoma atau glaukoma sekunder adalah glaukoma yang disebabkan oleh kondisi medis lain yang mempengaruhi tekanan intraokular, seperti peradangan mata dan trauma.

Selain itu, jenis glaukoma ini juga bisa disebabkan karena adanya penyakit tertentu, seperti tumor, diabetes, hipertensi, penyakit kardiovaskuler lainnya. Bahkan bisa disebabkan karena penggunaan obat steroid dalam jangka panjang. 

Jenis glaukoma ini dapat menyerang siapa saja dan memerlukan perawatan yang ditujukan untuk kondisi yang mendasarinya.

5. Neovascular Glaucoma

Neovascular glaucoma atau glaukoma neovaskular disebabkan oleh adanya pembuluh darah baru yang menutupi saluran drainase di mata sehingga cairan mata tidak bisa keluar.

Akibatnya terjadi penumpukan cairan di mata dan meningkatkan tekanan bola mata. Umumnya jenis glaukoma ini terjadi pada penderita diabetes, hipertensi, atau penyakit kardiovaskular lainnya.

Penanganan yang perlu dilakukan harus terlebih dahulu menangani penyakit penyerta yang menjadi pemicu terjadinya glaukoma. Itulah sebabnya jenis glaukoma ini termasuk jenis yang sulit diobati.

6. Pigmentary Glaucoma

Penyebab pigmentary glaucoma atau glaukoma pigmentasi adalah pigmen dari iris mata yang mengelupas atau terlepas dari iris sehingga menghalangi cairan keluar dari mata. 

Itulah sebabnya jenis glaukoma ini juga dikenal dengan nama medis pigment dispersion syndrome.

Risiko paling tinggi terjadinya glaukoma jenis ini kebanyakan pada penderita rabun jauh. Gejalanya seperti penglihatan buram atau melihat lingkaran berwarna pelangi saat melihat ke arah lampu atau ketika sedang berolahraga.

7. Pseudoexfoliation Glaucoma

Pseudoexfoliation glaucoma atau glaukoma pseudoeksfoliasi adalah jenis glaukoma sudut terbuka yang terjadi pada beberapa orang dengan sindrom pseudoeksfoliasi. 

Dalam penelitian yang dirilis National Eye Institute menjelaskan kalau penyebabnya karena adanya material ekstra terlepas dari bagian mata dan menghalangi cairan mata keluar dari mata.

Jenis glaukoma ini umumnya berkembang lebih cepat dan peningkatan tekanan pun jadi lebih tinggi, dan bisa berbahaya kalau dibiarkan.

Antisipasinya, Anda perlu mengenali riwayat keluarga dan ada tidaknya keluarga yang menderita jenis glaukoma ini. Jika ada, Anda harus rutin memeriksakan mata ya.

8. Uveitic Glaucoma 

Uveitic glaucoma atau glaukoma uveitis adalah jenis glaukoma yang disebabkan oleh inflamasi di mata, bisa berupa iritasi dan bengkak pada mata.

Penyebab glaukoma uveitis adalah reaksi inflamasi dan perlekatan di bagian tengah mata sehingga memblokir cairan untuk keluar dari bola mata.

Faktor Risiko Glaukoma

 Faktor risiko yang bisa membuat Anda terkena glaukoma adalah:

  • Usia yang bertambah 
  • Ada anggota keluarga yang menderita glaukoma.
  • Menderita penyakit diabetes, hipertensi, penyakit jantung, atau dalam kondisi medis tertentu.
  • Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti steroid juga dapat meningkatkan risiko.
  • Orang keturunan Afrika, Hispanik, dan Asia memiliki risiko lebih tinggi terkena glaukoma sudut terbuka primer dibandingkan dengan ras lainnya. 
  • Trauma mata, seperti cidera pada mata baik karena kecelakaan atau prosedur medis 

Apakah Glaukoma Bisa Disembuhkan?

Saat ini, glaukoma tidak dapat disembuhkan, tetapi Anda dapat melakukan pencegahan atau melakukan perawatan yang tepat untuk menghindari dampak yang lebih buruk.

Tujuan melakukan perawatan sesuai yang disarankan secara medis adalah mengurangi tekanan intraokular guna mencegah kerusakan lebih lanjut pada saraf optik dan mempertahankan penglihatan. 

Nah, beberapa metode pengobatan yang umum meliputi:

  • Penggunaan obat tetes mata untuk mengurangi produksi cairan mata atau meningkatkan alirannya, sehingga mengurangi tekanan intraokular.
  • Prosedur laser, seperti trabekuloplasti atau iridotomi untuk membantu meningkatkan aliran cairan keluar dari mata atau menciptakan saluran drainase baru. Prosedur ini biasanya digunakan jika obat tetes mata tidak cukup efektif.
  • Operasi konvensional, seperti trabekulektomi, perlu dilakukan dalam kondisi tertentu untuk menciptakan saluran drainase baru agar cairan mata bisa keluar.
  • Pemasangan implan drainase untuk membantu mengalirkan cairan keluar dari mata dan mengurangi tekanan intraokular. 

Setelah mengetahui jenis glaukoma

Glaukoma Si Pencuri Penglihatan: Penyebab, Gejala, Cara Mencegah, dan Pengobatannya

Glaukoma

Artikel direview oleh dr Yessica Wilanda, SpM

Glaukoma adalah kerusakan pada saraf optik mata akibat adanya tekanan cairan bola mata yang berlebihan. 

Penyakit mata yang satu ini menjadi  salah satu penyebab utama kebutaan di seluruh dunia. Bahkan menurut data dari National Eye Institute, lebih dari 3 juta orang di Amerika menderita glaukoma. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat hingga 4,2 juta pada tahun 2030.

Sementara menurut World Health Organization (WHO), sekitar 4,5 juta orang di dunia mengalami kebutaan akibat glaukoma.

Dari data tersebut maka wajar kalau penyakit glaukoma ini disebut sebagai “pencuri penglihatan” karena proses awalnya hampir tanpa gejala, dan menyebabkan kerusakan permanen pada penglihatan sebelum sempat terdeteksi.

Agar terhindar dari glaukoma, cari tahu yuk apa itu glaukoma, penyebab, gejala, pengobatan, dan cara pencegahannya di artikel ini.

Apa Itu Glaukoma?

Glaukoma adalah gangguan mata yang merusak saraf optik. Padahal saraf optik ini penting karena berfungsi mengirimkan informasi visual dari mata ke otak agar penglihatan Anda menjadi lebih jelas.

Umumnya kerusakan pada saraf optik ini dikaitkan dengan adanya tekanan di dalam bola mata akibat produksi cairan bola mata yang berlebihan, atau akibat penumpukan cairan di sekitar saraf mata.

Gawatnya, proses terjadinya tekanan maupun penumpukan cairan bola mata tersebut tanpa gejala sehingga sering tidak terdeteksi sejak awal. Anda baru sadar kalau sedang mengalami gangguan pada mata Anda setelah kondisi penglihatan sudah sangat terganggu.

Maka alangkah baiknya pemeriksaan mata rutin perlu Anda lakukan untuk deteksi dini dan mencegah kehilangan penglihatan yang fatal. Sebab, tanpa tindakan preventif dan pengobatan yang tepat, glaukoma bisa menyebabkan kebutaan permanen.

5 Penyebab Glaukoma yang Perlu Diwaspadai

1. Tekanan Intraokular Tinggi (TIO)

Untuk semua jenis glaukoma, umumnya disebabkan terjadinya peningkatan tekanan pada mata. 

Tekanan tersebut terjadi akibat cairan di dalam mata (aqueous humor) tidak dapat mengalir dengan baik, sehingga menyebabkan penumpukan cairan dan menekan saraf optik.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh Mayo Clinic, yaitu cairan di dalam mata seharusnya bisa mengalir dengan lancar melalui jaringan (trabecular meshwork) yang terletak di sudut mata, di mana iris dan kornea bertemu. 

Jika mata menghasilkan terlalu banyak cairan dan sistem drainase di mata tidak bekerja dengan baik, inilah yang menimbulkan tekanan intraokular dan bisa merusak saraf optik.

Padahal saraf optik memiliki fungsi penting sebagai transmisi sinyal visual yang menghubungkan mata ke otak.

2. Genetika

Menurut Cleveland Clinic, kalau di dalam keluarga ada yang memiliki riwayat menderita glaukoma, maka Anda juga memiliki risiko tinggi terkena glaukoma.

Bahkan masih dalam laman yang sama juga disebutkan kalau mutasi genetik tertentu yang diwariskan turun temurun dapat mempengaruhi cara cairan mengalir dalam mata atau bagaimana saraf optik bereaksi terhadap tekanan. 

Jadi alangkah baiknya Anda mencari tahu riwayat kesehatan keluarga sehingga bisa melakukan deteksi dini ada tidaknya potensi terkena penyakit glaukoma.

3. Usia & Ras

Orang yang berusia di atas 60 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena glaukoma. Namun tetap saja ketika sudah mulai memasuki usia 40 tahun, sebaiknya Anda sudah mulai waspada.

Hal ini karena sistem drainase di mata mengalami penurunan kinerja seiring dengan bertambahnya usia sehingga berpotensi menyebabkan penumpukan cairan dan tekanan intraokular tinggi.

Selain itu, jika Anda termasuk keturunan dari ras tertentu, seperti keturunan Afrika, Hispanik, dan Asia, memiliki risiko lebih tinggi terkena glaukoma. 

4. Penyakit dan Kondisi Medis Tertentu

Kalau Anda membaca artikel yang tayang di situs Cleveland Clinic tentang glaukoma, juga ada penjelasan mengenai beberapa penyakit, seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular lainnya, juga berpotensi memicu terjadinya glaukoma. 

Penyakit diabetes, misalnya, menyebabkan perubahan pada pembuluh darah di mata yang akhirnya bisa mempengaruhi tekanan intraokular dan kesehatan saraf optik. 

Sementara hipertensi dan kondisi kardiovaskular umumnya mempengaruhi aliran darah ke saraf optik yang berakibat meningkatkan risiko kerusakan saraf tersebut.

5. Penggunaan Obat Steroid

Menurut data dari American Academy of Ophthalmology, penggunaan steroid, baik dalam bentuk tetes mata, pil, atau inhaler, dapat mempengaruhi sistem drainase mata dan menyebabkan penumpukan cairan. 

Apalagi kalau Anda menggunakan obat steroid atau melakukan terapi steroid dalam jangka panjang.

Jadi kalau saat ini Anda menggunakan obat ini secara rutin, sebaiknya lakukan pemeriksaan mata secara rutin untuk memonitor tekanan intraokular. 

Jika peningkatan tekanan terdeteksi, dokter mungkin akan menyesuaikan dosis atau meresepkan alternatif pengobatan untuk mengurangi risiko glaukoma.

Gejala Glaukoma

Pada tahap awal, glaukoma sering tidak menunjukkan gejala. Namun untuk beberapa kasus tertentu, terutama jika kondisi sudah mulai memburuk, beberapa gejala akan muncul, seperti:

  • Penglihatan perifer mulai berkurang, terutama pada tahap awal glaukoma sudut terbuka.
  • Muncul rasa nyeri pada mata, mata merah dan mengalami radang.
  • Jika mengalami glaukoma jenis angle-closure glaucoma, maka Anda akan mengalami mual dan muntah, bahkan bisa mengalami kehilangan penghilangan secara mendadak.
  • Penglihatan kabur, terutama saat melihat lampu.

Tips dan Cara Terhindar dari Gangguan Mata Glaukoma

Meskipun tidak ada cara pasti untuk mencegah glaukoma, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk terhindar, sekaligus mengurangi risiko terkena penyakit ini, antara lain:

1. Pemeriksaan Mata Rutin

Pemeriksaan mata secara rutin sangat penting untuk membantu mendeteksi tanda-tanda awal glaukoma sebelum gejala yang signifikan muncul. Terutama kalau Anda memiliki faktor risiko glaukoma, seperti usia lanjut atau riwayat keluarga dengan glaukoma. 

American Academy of Ophthalmology bahkan merekomendasikan pemeriksaan setiap 1-2 tahun untuk orang di atas usia 60 tahun, atau usia yang lebih muda, misalnya sejak memasuki usia 40 tahun jika termasuk dalam kategori orang berisiko tinggi.

Pemeriksaan yang umum dilakukan, seperti pengukuran tekanan intraokular, pemeriksaan pandangan visual, atau pemeriksaan kondisi saraf optik. 

2. Menjaga Tekanan Darah dan Gula Darah

Hipertensi dan diabetes adalah faktor risiko yang dapat memperburuk kondisi glaukoma dengan merusak pembuluh darah di mata dan meningkatkan tekanan intraokular. 

Maka penting bagi Anda untuk selalu menerapkan gaya hidup sehat dengan diet seimbang, rutin berolahraga, dan menghindari stres.

Jika Anda seorang penderita diabetes atau hipertensi, sebaiknya kontrol tekanan darah dan gula untuk menghindarkan Anda dari potensi terkena glaukoma.

3. Hindari Penggunaan Steroid yang Tidak Perlu

Steroid dapat mempengaruhi sistem drainase mata, menyebabkan penumpukan cairan, dan meningkatkan tekanan di dalam mata.

Jika Anda sedang menjalani pengobatan steroid dengan jangka waktu panjang, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter dan lakukan pemeriksaan mata secara rutin.

4. Olahraga Teratur

Olahraga seperti berjalan, jogging, atau yoga dapat meningkatkan aliran darah dan membantu menjaga tekanan mata tetap rendah, sehingga mengurangi tekanan intraokular.

Selain itu, olahraga juga bermanfaat untuk kesehatan umum, termasuk pengendalian berat badan, tekanan darah, dan gula darah, yang semuanya berkontribusi pada pencegahan glaukoma.

Namun waspadai beberapa jenis olahraga yang melibatkan posisi terbalik, seperti headstands. Olahraga semacam ini dapat meningkatkan tekanan mata sementara, yang kalau dilakukan terlalu sering juga memicu terjadinya glaukoma.Nah, Anda sudah membaca penyebab, gejala, hingga cara mencegah terjadinya si pencuri penglihatan. Melakukan berbagai tindakan pencegahan glaukoma lebih baik daripada harus mengobatinya. Meski begitu, cari tahu juga yuk Jenis Glaukoma, Faktor Risiko dan Apakah Glaukoma Bisa Disembuhkan?