Artikel direview oleh dr Yessica Wilanda, SpM
Tahukah Anda, bahwa air mata bukan hanya tanda sedih atau haru? Lebih dari itu, air mata adalah mekanisme tubuh yang luar biasa. Air mata membantu menjaga kelembaban, kesehatan, serta melindungi mata dari iritasi.
Namun, jika mata terus mengeluarkan air tanpa alasan jelas, Anda perlu waspada. Sebab, hal ini bisa jadi alarm bahwa ada masalah serius dengan mata.
Lantas, apa kira-kira penyebabnya? Mari kita telusuri bersama penyebab dan gejala mata terus mengeluarkan air, padahal tidak sedang menangis!
7 Penyebab Mata Berair dan Gejala yang Wajib Diwaspadai
Secara alami, air mata diproduksi secara terus-menerus untuk menjaga kelembaban mata, dengan jumlah yang disesuaikan berdasarkan kebutuhan. Oleh karena itu, tidak ada istilah air mata berlebih.
Namun, mata juga dapat memproduksi air mata dalam dua kondisi berikut: pertama, ketika ada rangsangan fisik yang mengganggu mata; kedua, saat seseorang sedang emosional, seperti sedih atau bahagia.
Jika mata berair bukan karena dua kondisi tersebut, hal ini perlu Anda waspadai. Berikut adalah 7 penyebab mata berair yang menandakan adanya gangguan kesehatan mata!
1. Disfungsi Kelenjar Minyak
Kelenjar minyak di kelopak mata, atau yang disebut juga kelenjar meibomian, bertugas menghasilkan lapisan minyak tipis yang mencegah air mata menguap terlalu cepat. Jika kelenjar ini tidak bekerja optimal, entah karena tersumbat atau rusak, maka mata akan lebih cepat kering.
Kondisi ini akan memicu kepanikan dalam tubuh, sehingga memproduksi air mata secara berlebih sebagai kompensasinya. Dalam dunia media, gangguan fungsi kelenjar minyak ini dikenal sebagai Disfungsi Kelenjar Minyak/Meibomian (DKM), atau dalam bahasa Inggrisnya Meibomian Gland Dysfunction (MGD).
Mengutip dari penelitian yang terbit di Jurnal Ners tahun 2024, prevalensi penderita DKM di Indonesia diketahui sebesar 56,3%. Jadi, jika Anda sering mengalami mata kering atau berair, pergilah ke dokter mata guna mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
2. Trichiasis
Bulu mata yang tumbuh ke dalam, yang dikenal sebagai trichiasis, dapat menyebabkan gesekan antara bulu mata dan permukaan mata. Gesekan ini sering kali menimbulkan iritasi, mata merah, dan sensasi seperti ada benda asing di dalam mata.
Sebagai respons, tubuh akan memproduksi banyak air mata untuk mencuci dan meredakan iritasi tersebut. Mata berair karena trichiasis ini tidak boleh Anda biarkan tanpa penanganan, karena dapat melukai kornea, meningkatkan risiko infeksi, dan memperburuk kerusakan pada mata.
Kalau Anda curiga mengalami trichiasis, jangan coba-coba mencabut bulu mata sendiri, ya. Lebih baik langsung konsultasikan ke dokter spesialis mata.
3. Gejala Penyakit Bell’s Palsy
Gejala penyakit yang membuat mata berair selanjutnya adalah Bell’s Palsy, kondisi medis yang membuat satu sisi wajah mengalami kelumpuhan sementara. Kelumpuhan ini sering kali membuat kelopak mata tidak bisa menutup dengan sempurna.
Akibatnya, mata jadi lebih sering terpapar kotoran dan udara, yang akhirnya memicu produksi air mata berlebih. Selain mata berair, gejala dari Bell’s Palsy adalah senyum yang miring atau kesulitan menggerakkan waja.
Jika Anda merasakan gejala-gejala tersebut, segera konsultasikan ke dokter. Meskipun Bell’s Palsy biasanya bersifat sementara, penangan segera dengan terapi atau obat bisa membantu pemulihan lebih cepat.
4. Penyakit Autoimun
Mungkin Anda pernah mendengar tentang penyakit autoimun seperti lupus, rheumatoid arthritis, atau Sindrom Sjögren. Nah, penyakit-penyakit ini tidak hanya menyerang organ dalam, tapi juga membuat mata kering.
Sebagai reaksi, tubuh pun memproduksi air mata dalam jumlah besar untuk mengatasi mata kering tersebut. Meski begitu, hal ini tentu saja tidak menyelesaikan masalah, justru bisa membuat mata semakin tidak nyaman.
Kalau Anda punya riwayat penyakit autoimun dan sering mengalami mata berair, diskusikan dengan dokter tentang cara terbaik untuk menanganinya.
5. Gangguan Sistem Saraf
Sistem saraf bekerja layak “pusat komando” yang mengatur berbagai fungsi tubuh, termasuk produksi air mata. Jadi, saat ada gangguan pada sistem saraf, seperti akibat cedera otak atau neuropati, sinyal yang mengatur kelenjar air mata bisa kacau.
Salah satu akibatnya, mata mungkin akan terus berair tanpa sebab yang jelas. Kondisi ini biasanya disertai gejala lain seperti kesemutan atau kelemahan otot. Jangan abaikan kondisi ini jika Anda mengalaminya, karena gangguan saraf perlu penangan khusus untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
6. Penyakit Mata
Ada beberapa kondisi medis yang secara langsung menyerang mata dan menyebabkan air mata berlebih. Berikut adalah beberapa di antaranya:
- Blefaritis: Peradangan pada kelopak mata, biasanya akibat infeksi bakteri atau gangguan produksi minyak, yang mengiritasi mata dan memicu produksi air mata lebih banyak untuk melumasi dan membersihkan iritasi.
- Konjungtivitis: Infeksi bakteri, virus, atau alergi pada konjungtiva–selaput tipis yang melapisi mata–yang merangsang kelenjar lakrimal untuk memproduksi air mata berlebih, sebagai upaya membuang alergen atau mikroorganisme penyebab infeksi.
- Keratitis: Peradangan pada kornea akibat infeksi atau cedera, yang menyebabkan nyeri dan rangsangan untuk memproduksi air mata guna melindungi dan mempercepat penyembuhan.
- Infeksi Mata: Infeksi pada mata, baik oleh bakteri, virus, atau jamur, memicu peradangan dan produksi air mata berlebih untuk melawan dan membersihkan mikroorganisme penyebab infeksi.
Air mata berlebih pada kondisi-kondisi ini sering kali merupakan respons refleks untuk melindungi dan membersihkan mata dari iritasi, peradangan, atau infeksi.
7. Sindrom Mata Kering
Sindrom Mata Kering (Dry Eye Syndrome) terjadi karena mata tidak memiliki jumlah atau kualitas air mata yang cukup. Penyebabnya bisa karena penuaan, kondisi medis tertentu, dan obat-obatan.
Ketika hal ini terjadi, mata menjadi kering, dan tubuh mencoba mengatasi dengan menghasilkan lebih banyak air mata. Namun, meskipun volumenya bertambah, kualitasnya tetap buruk karena lapisan minyak yang tidak cukup untuk mencegah penguapan.
Akibatnya, mata tetap terasa kering meskipun berair. Gejala utama sindrom mata kering meliputi rasa kering, terbakar, gatal, sensasi ada benda asing, mata berair berlebih, serta penglihatan kabur atau sensitif terhadap cahaya.
Ini yang Perlu Dilakukan Saat Mata Berair
Kalau Anda sering mengalami mata berair, jangan buru-buru panik. Ada beberapa langkah sederhana yang bisa Anda lakukan untuk mengatasinya:
- Jaga kebersihan mata dan biasakan mencuci tangan sebelum menyentuh mata. Lalu gunakan kain bersih atau kapas yang dibahasi air hangat untuk membersihkan kelopak mata.
- Menggunakan obat tetes mata sesuai kebutuhan. Jika mata kering, pilih tetes mata pelumas. Kalau penyebabnya alergi, pilih obat tetes dengan kandungan antihistamin.
- Hindari debu, serbuk bunga, atau asap rokok yang bisa memicu mata berair. Gunakan kacamata pelindung saat bepergian di luar rumah.
- Jika gejala tidak membaik atau disertai rasa sakit, merah, atau penglihatan buram, segera temui dokter mata untuk diagnosis lebih lanjut.
Mata berair memang terlihat sepele, tetapi bisa jadi tanda adanya masalah kesehatan mata yang serius. Jadi, jangan anggap remeh ya! Segera ambil tindakan, jika Anda mengalaminya!
Nah, semoga artikel ini membantu Anda memahami penyebab dan solusi untuk mata berair. Stay healthy and keep your eyes happy!