Apa Itu Pre LASIK dan Post LASIK? Bagian Penting Operasi

apa-itu-pre-lasik-dan-posy-lasik

Operasi LASIK (Laser-Assisted In Situ Keratomileusis) telah merevolusi koreksi penglihatan, memberikan kebebasan dari kacamata dan lensa kontak bagi jutaan orang.

Namun, kesuksesan LASIK tidak hanya ditentukan oleh laser yang presisi saat operasi, melainkan oleh dua fase krusial, yaitu Pre LASIK (sebelum operasi) dan Post LASIK (setelah operasi). Kedua fase ini adalah bagian integral dari seluruh prosedur, yang memastikan pasien adalah kandidat yang aman dan mencapai hasil penglihatan yang optimal.

Istilah pre LASIK adalah keseluruhan proses evaluasi mendalam dan persiapan yang dilakukan oleh dokter mata untuk menentukan kelayakan pasien dan merencanakan prosedur laser yang spesifik. Sementara itu, Post LASIK adalah fase perawatan dan pemulihan pasca-operasi yang sangat penting untuk penyembuhan yang aman dan stabil.

Baca juga: Perbedaan LASIK dan Laser Mata, Apa Hubungan Keduanya?

Fase Pre LASIK: Penentu Kelayakan dan Akurasi

Sumber gambar: Canva

Fase pre LASIK adalah fondasi keselamatan dan akurasi operasi LASIK. Tanpa evaluasi yang cermat, risiko komplikasi seperti ektasia kornea atau koreksi yang tidak tepat akan meningkat. Itulah mengapa pasien harus menjalani serangkaian tes komprehensif.

Rangkaian pemeriksaan pre LASIK apa saja? Pemeriksaan ini dirancang untuk mendapatkan peta mata yang paling detail dan memastikan bahwa derajat minus mata stabil. Pemeriksaan mata ini meliputi:

  • Pengukuran Refraksi dan Stabilitas Resep: Dokter akan mengukur resep mata secara akurat dan memastikan bahwa resep telah stabil setidaknya selama satu tahun. Stabilitas ini merupakan syarat mutlak.
  • Kornea Topografi dan Tomografi: Ini adalah tes paling vital. Alat khusus akan membuat peta detail bentuk dan kelengkungan kornea (kornea topografi). Pengukuran ini sangat penting untuk mendeteksi kelainan bentuk kornea seperti keratoconus atau kelainan lain yang dapat membuat LASIK tidak aman, serta memberikan data yang tepat untuk program laser.
  • Pakimetri (Pengukuran Ketebalan Kornea): LASIK melibatkan pengangkatan jaringan kornea. Pengukuran ketebalan kornea (pachymetry) harus memastikan bahwa kornea memiliki ketebalan sisa yang memadai setelah operasi untuk mempertahankan integritas struktural mata.
  • Pengukuran Ukuran Pupil: Pupil diukur dalam kondisi terang dan gelap. Jika pupil terlalu besar dalam kondisi gelap, pasien berisiko mengalami efek samping seperti glare dan halo di malam hari pasca-operasi, karena zona laser ablasi mungkin tidak menutupi seluruh pupil.
  • Evaluasi Mata Kering (Tear Film Test): Sindrom mata kering adalah efek samping umum pasca-LASIK. Dokter akan melakukan tes (Schirmer test atau Tear Break-up Time/TBUT) untuk menilai kuantitas dan kualitas air mata. Pengelolaan mata kering sebelum operasi sangat penting untuk pemulihan yang sukses.
  • Pemeriksaan Kesehatan Mata Komprehensif: Dokter akan melebarkan pupil (dilated eye exam) untuk memeriksa kondisi retina, saraf optik, dan lensa secara menyeluruh guna menyingkirkan penyakit mata lain seperti glaukoma atau katarak, yang dapat memengaruhi hasil LASIK (Mayo Clinic).
  • Menghindari Lensa Kontak: Pasien diwajibkan menghentikan pemakaian lensa kontak (2 minggu untuk lensa lunak, dan lebih lama untuk lensa hard atau RGP) sebelum pre LASIK test dan operasi, karena lensa kontak dapat mengubah bentuk kornea sementara, yang akan menghasilkan pengukuran yang tidak akurat.

Baca juga: Apakah LASIK Bisa Dilakukan Sampai 2 Kali? Apa Penyebabnya

Fase Post LASIK: Perawatan Kritis Setelah Operasi

Sumber gambar: Canva

Setelah prosedur LASIK selesai, fase Post LASIK dimulai, yang sangat penting untuk penyembuhan yang sukses. Perawatan pasca operasi ini jadi kunci untuk mencegah infeksi, memastikan flap kornea sembuh dengan baik, dan meminimalisir risiko komplikasi.

Adapun fase Post LASIK ini biasanya meliputi pencegahan kebiasaan mengucek mata, penggunaan tetes mata, serta check up rutin untuk mengontrol proses pemulihan mata.

LASIK adalah prosedur bedah refraksi yang sangat sukses, tetapi keberhasilannya sangat tergantung pada persiapan yang matang (pre LASIK adalah evaluasi kritis untuk kelayakan) dan ketaatan pada instruksi pasca-operasi (post lasik care untuk penyembuhan yang aman).

Baca juga: Operasi LASIK Mata Pakai BPJS, Apakah Bisa Ditanggung?

Memahami dan mematuhi setiap langkah, mulai dari pemeriksaan pre LASIK apa saja hingga penggunaan tetes mata pasca-operasi, adalah cara terbaik untuk memaksimalkan hasil dan meminimalkan risiko dari prosedur ini.

Tertarik untuk melakukan LASIK? Anda bisa melakukannya di Klinik IEC Eye Care. Dapatkan pelayanan berkualitas dari dokter spesialis mata profesional dan peralatan medis modern yang canggih.

Baca juga: Setelah LASIK Mata Masih Buram Apakah Normal? Kapan Perlu Khawatir

Referensi:

  • American Academy of Ophthalmology (AAO). (2023). Laser Surgery Recovery. https://www.aao.org/eye-health/treatments/laser-surgery-recovery
  • American Academy of Ophthalmology (AAO). (2022). Refractive Surgery PPP. https://www.aao.org/education/preferred-practice-pattern/new-preferredpracticepatternguideline-3
  • Mayo Clinic. (2025). LASIK eye surgery: Is it right for you?. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/lasik-eye-surgery/in-depth/lasik-surgery/art-20045751
  • WebMD. (2024). PRK vs. LASIK. https://www.webmd.com/eye-health/prk-vs-lasik

Apakah LASIK Bisa Dilakukan Sampai 2 Kali? Apa Penyebabnya

apakah-lasik-bisa-dilakukan-sampai-2-kali

LASIK (Laser-Assisted In Situ Keratomileusis) dikenal sebagai salah satu prosedur koreksi penglihatan paling populer dan efektif di dunia. Dengan tingkat keberhasilan lebih dari 95% menurut American Academy of Ophthalmology (AAO), banyak pasien terbebas dari kacamata setelah operasi ini.

Namun, apakah LASIK bisa 2 kali? atau apakah bisa melakukan LASIK 2 kali jika penglihatan kembali kabur? Artikel ini akan mengulas jawabannya lewat ulasan di bawah ini!

Baca juga: Sudah Operasi LASIK, Apakah Tetap Butuh Kacamata?

Apakah LASIK Bisa Dilakukan 2 Kali?

Sumber gambar: Canva

Banyak pertanyaan muncul tentang LASIK. Tak hanya soal biaya atau prosedurnya yang rumit, namun juga “apakah LASIK bisa dilakukan 2 kali?”, jawabannya adalah iya. Dalam kondisi tertentu, LASIK bisa dilakukan lebih dari satu kali. Prosedur ini dikenal sebagai LASIK enhancement atau operasi ulang LASIK. 

Menurut AAO, sebagian pasien mungkin memerlukan prosedur tambahan pasca LASIK setelah beberapa tahun, terutama bila terjadi beberapa kondisi pada mata, seperti:

  • Regresi refraksi (miopia kembali pada mata)
  • Hasil koreksi awal kurang maksimal
  • Terjadi perubahan refraksi akibat faktor usia (presbiopia)

Namun, tidak semua pasien memenuhi syarat untuk melakukan LASIK kedua kali. Terdapat sejumlah pertimbangan medis yang harus diperiksa terlebih dulu sebelum melakukan prosedur LASIK kembali.

Baca juga: Apakah Operasi LASIK Mata Sakit, Signifikan atau Tidak?

Syarat untuk Melakukan LASIK 2 Kali

Sumber gambar: Canva

Jika Anda memiliki kondisi-kondisi seperti di atas, Anda bisa melakukan LASIK untuk kedua kalinya. Namun, terdapat beberapa syarat yang harus terpenuhi supaya prosedur LASIK bisa kembali dilakukan, antara lain:

1. Ketebalan Kornea Mencukupi

LASIK dilakukan dengan melakukan pengikisan jaringan kornea. Bila kornea sudah terlalu tipis setelah operasi pertama, LASIK ulang tidak aman untuk dilakukan. Oleh karena itu, topografi kornea jadi syarat utama sebelum melakukan operasi ulang.

2. Mata dalam Kondisi Sehat

Syarat lainnya untuk melakukan LASIK kedua kalinya adalah kondisi mata dalam keadaan sehat. Tidak ada penyakit mata aktif seperti glaukoma, katarak signifikan, atau keratoconus.

3. Minus Relatif Stabil

Sama dengan syarat LASIK pertama, mata harus dalam keadaan minus stabil. LASIK ulang hanya dianjurkan jika kondisi refraksi sudah stabil setidaknya dalam kurun waktu 6-12 bulan terakhir.

4. Evaluasi Risiko

Syarat selanjutnya untuk melakukan LASIK ulang adalah dengan melakukan evaluasi risiko. Dokter perlu memastikan bahwa operasi kedua tidak meningkatkan risiko komplikasi seperti ektasia kornea (pelemahan struktur kornea).

Baca juga: Berapa Lama Proses Penyembuhan Setelah Operasi LASIK? Singkat Kok

Risiko Jika LASIK Dilakukan 2 Kali

Sumber gambar: Canva

Walaupun aman pada banyak kasus, LASIK kedua kali memiliki risiko lebih tinggi dibanding operasi pertama, antara lain:

  • Kornea semakin menipis
  • Peningkatan risiko mata kering
  • Hasil visual tidak setajam operasi pertama
  • Komplikasi flap bila LASIK ulang dilakukan terlalu dekat dengan operasi awal

Baca juga: Ini Ciri-ciri Mata yang Tidak Bisa LASIK, Apa Alternatifnya?

Alternatif Jika LASIK Tidak Bisa Dilakukan 2 Kali

Sumber gambar: Canva

Jika pasien tidak memenuhi syarat untuk LASIK ulang, ada alternatif lain yang bisa dipertimbangkan:

  • PRK (Photorefractive Keratectomy): Prosedur ini lebih aman karena tidak memerlukan flap dan hanya mengikis bagian permukaan kornea. Prosedur ini cocok untuk pasien dengan kondisi kornea tipis.
  • ICL (Implantable Collamer Lens): Penanaman lensa buatan di dalam mata. Prosedur ini efektif pada pasien dengan miopia tinggi atau kornea tipis.
  • RLE (Refractive Lens Exchange): Prosedur RLE ini mirip dengan operasi katarak, yaitu mengganti lensa alami dengan lensa buatan multifokal. RLE ini sangat cocok untuk pasien dengan usia lanjut atau presbiopia.

Baca juga: Perbedaan LASIK dan Laser Mata, Apa Hubungan Keduanya?

Itulah informasi lengkap mengenai apakah LASIK bisa dilakukan 2 kali serta syarat dan risikonya. Pastikan untuk melakukan pemeriksaan mata ulang sebelum memutuskan untuk melakukan LASIK 2 kali. 

Jika Anda tertarik untuk melakukan LASIK atau prosedur medis koreksi mata lainnya, Anda bisa melakukannya di Klinik IEC Eye Care. Nikmati pelayanan berkualitas dengan dokter spesialis mata berpengalaman dan peralatan medis modern yang canggih.

Referensi:

  • American Academy of Ophthalmology. (2022). Refractive Surgery PPP. https://www.aao.org/education/preferred-practice-pattern/new-preferredpracticepatternguideline-3
  • Refractive Surgery Council. LASIK Enhancements: LASIK Touch Up Facts. https://americanrefractivesurgerycouncil.org/understanding-facts-lasik-enhancement/
  • WebMD. (2024). LASIK Laser Eye Surgery: Procedure, Risks, Recovery, and Side Effects. https://www.webmd.com/eye-health/lasik-laser-eye-surgery
  • Zadok, D., et al. (1999). Outcomes of retreatment after laser in situ keratomileusis. Ophthalmology, 106(12), 2391-4. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/10599677/

Perbedaan LASIK dan Laser Mata, Apa Hubungan Keduanya?

beda-lasik-dan-laser-mata

Teknologi laser telah merevolusi dunia oftalmologi. Dari operasi katarak, glaukoma, hingga koreksi refraksi, laser digunakan dalam berbagai prosedur medis. Apakah semua yang menggunakan teknologi laser adalah LASIK? 

LASIK memang populer, tetapi sebenarnya hanyalah salah satu bentuk dari teknologi laser mata. Artikel ini membahas perbedaan dari LASIK dan laser mata, serta fungsi kedua teknologi tersebut.

Baca juga: Adakah Batas Minimal Umur untuk LASIK Mata? Ini Rekomendasinya

Apa Itu LASIK?

Sumber gambar: Canva

LASIK (Laser-Assisted in Situ Keratomileusis) adalah operasi refraktif menggunakan excimer laser (untuk mengikis jaringan kornea) dan femtosecond laser (untuk membuat flap kornea). Tujuannya adalah memperbaiki fokus cahaya agar jatuh tepat di retina.

Menurut Harvard Health Publishing, lebih dari 90% pasien LASIK mencapai penglihatan 20/40 atau lebih baik tanpa kacamata, sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa alat bantu visual (Harvard Health, 2019).

Baca juga: Syarat untuk Bisa Operasi LASIK, Adakah Maksimal Minus?

Apa Itu Laser Mata?

Sumber gambar: Canva

“Laser mata” adalah istilah umum yang merujuk pada berbagai prosedur oftalmologi dengan teknologi laser, tidak terbatas pada LASIK. Beberapa di antaranya:

  • SILK Elita: Metode operasi refraktif canggih dengan teknologi laser femtosecond untuk mengoreksi masalah penglihatan seperti miopia dan astigmatisme.
  • PRK (Photorefractive Keratectomy): Prosedur koreksi refraksi mata dengan waktu pemulihan yang lebih lama.
  • SMILE (Small Incision Lenticule Extraction): Prosedur koreksi mata dengan miopia menggunakan sayatan kecil tanpa flap.
  • Laser YAG: Prosedur untuk mengatasi katarak sekunder pasca operasi katarak.
  • Laser Trabekuloplasti: Prosedur medis untuk menurunkan tekanan mata pada glaukoma.
  • Laser Fotokoagulasi Retina: Prosedur medis untuk mengatasi retinopati diabetik.

Baca juga: Apakah Mata Minus Bisa Operasi LASIK? Ini Biayanya

Perbedaan LASIK dan Laser Mata

Sumber gambar: Canva

Meskipun sama-sama menggunakan teknologi laser, LASIK dan prosedur laser mata lainnya berbeda dalam tujuan dan teknik pelaksanaannya. LASIK adalah prosedur khusus yang dirancang untuk mengoreksi kelainan refraksi seperti rabun jauh (miopia), rabun dekat (hipermetropia), dan astigmatisme.

Dalam LASIK, dokter menggunakan kombinasi femtosecond laser untuk membuat flap tipis pada kornea dan excimer laser untuk membentuk ulang jaringan kornea sehingga cahaya dapat difokuskan dengan benar ke retina. Proses ini relatif cepat, hasilnya stabil, dan pemulihannya hanya membutuhkan waktu singkat.

Sementara itu, istilah “laser mata” merujuk pada berbagai prosedur yang lebih luas di bidang oftalmologi. Misalnya, PRK (Photorefractive Keratectomy) yang juga menggunakan excimer laser tetapi tanpa membuat flap, sehingga cocok untuk pasien dengan kornea tipis.

Ada pula SMILE (Small Incision Lenticule Extraction) yang menggunakan sayatan sangat kecil untuk mengangkat lentikula di dalam kornea, dan biasanya menghasilkan pemulihan lebih nyaman pada pasien dengan risiko mata kering.

Selain itu, YAG laser sering dipakai untuk mengatasi katarak sekunder, sedangkan laser fotokoagulasi digunakan untuk mencegah kebutaan akibat retinopati diabetik.

Dengan kata lain, LASIK hanyalah salah satu jenis operasi laser mata, sedangkan laser mata secara umum mencakup banyak prosedur dengan fungsi berbeda, mulai dari koreksi penglihatan hingga perawatan retina dan glaukoma.

Perbedaan utama antara keduanya terletak pada tujuan, teknik, serta jenis laser yang digunakan. LASIK berfokus pada koreksi refraksi dengan hasil cepat, sementara prosedur laser lainnya ditujukan untuk kondisi medis tertentu dan memiliki waktu pemulihan yang bervariasi.

Baca juga: Apakah Setelah LASIK Bisa Minus Lagi? Seperti Apa Penjelasan Medis

Itulah informasi mengenai perbedaan LASIK dan laser mata yang perlu Anda ketahui. Jika tertarik untuk melakukan LASIK atau prosedur medis koreksi mata lainnya, Anda bisa melakukannya di klinik IEC Eye Care.

Dapatkan perawatan dari dokter profesional menggunakan alat-alat modern yang canggih dan pelayanan kesehatan yang berkualitas!

Referensi:

  • American Academy of Ophthalmology. (2022). LASIK Eye Surgery. https://www.aao.org/eye-health/treatments/lasik
  • Harvard Health Publishing. (2019). LASIK: Is it right for you?. https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions/lasik-is-it-right-for-you
  • Cleveland Clinic. (2023). Laser Eye Surgery Procedures. https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/8565-laser-eye-surgery
  • Johns Hopkins Medicine. (2022). Laser Vision Correction. https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/laser-vision-correction
  • Sharifa, et al. (2020). Excimer laser refractive surgery for myopia and myopic astigmatism. Cochrane Library. https://www.cochranelibrary.com/cdsr/doi/10.1002/14651858.CD007154.pub3/full
  • NIH / NCBI Bookshelf. (2018). Laser Refractive Surgery for Vision Correction: A Review. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532537/

Ini Ciri-ciri Mata yang Tidak Bisa LASIK, Apa Alternatifnya?

ciri-ciri-mata-yang-tidak-bisa-di-lasik

LASIK (Laser-Assisted in Situ Keratomileusis) dikenal sebagai prosedur bedah refraktif yang cepat, minim rasa sakit, dan efektif untuk mengoreksi miopia (mata minus), hipermetropia (mata plus), dan astigmatisme. Namun, tidak semua orang dapat menjalani LASIK. Ada ciri-ciri mata yang tidak bisa di LASIK yang harus diperhatikan sebelum prosedur dilakukan.

Bagi mereka yang tidak memenuhi syarat, tersedia alternatif selain LASIK yang aman dan efektif, termasuk tindakan operasi mata untuk penderita kacamata minus tinggi yang tidak bisa di LASIK. Artikel ini akan membahas ciri-ciri mata yang tidak bisa LASIK, kemungkinan efek samping, serta opsi alternatif yang diakui oleh organisasi kesehatan internasional.

Baca juga: Apakah Mata Minus Bisa Operasi LASIK? Ini Biayanya

Ciri-ciri Mata yang Tidak Bisa di-LASIK

Sumber gambar: Canva

Tidak semua pasien cocok untuk LASIK, menurut panduan medis berikut kondisi-kondisi tertentu yang bisa menjadi perhatian.

1. Kornea Tipis atau Abnormal

LASIK memerlukan ketebalan kornea yang cukup untuk dipotong dan dibentuk ulang. Pasien dengan keratoconus atau bentuk kornea tidak teratur tidak dianjurkan untuk melakukan LASIK karena risiko komplikasi yang tinggi (AAO, 2022).

2. Miopia atau Derajat Minus Tinggi

Pasien dengan derajat minus ekstrem (lebih dari -12 dioptri) sering kali tidak bisa melakukan operasi LASIK. Berdasarkan penelitian pada Ophthalmology menunjukkan bahwa pasien dengan minus tinggi lebih berisiko mengalami regresi atau hasil yang tidak stabil setelah LASIK.

3. Mata Terlalu Kering 

LASIK bisa memperburuk gejala mata kering. Pasien dengan sindrom mata kering kronis tidak dianjurkan menjalani LASIK karena dapat menimbulkan komplikasi. Pastikan untuk melakukan pemeriksaan mata dan konsultasi mendalam dengan dokter spesialis mata sebelum melakukan prosedur operasi LASIK.

4. Kondisi Mata Tertentu

Terdapat beberapa kondisi mata tertentu yang tidak diperbolehkan melakukan operasi LASIK. Beberapa di antaranya seperti glaukoma, katarak yang signifikan, infeksi mata, atau riwayat operasi mata tertentu yang bisa menjadi kontraindikasi dari tindakan LASIK.

5. Usia dan Stabilitas Minus

Pasien dengan usia di bawah 18 tahun tidak dianjurkan melakukan operasi LASIK. Selain itu, pasien dengan mata minus yang belum stabil dalam 1-2 tahun terakhir tidak dianjurkan untuk melakukan LASIK.

Baca juga: Apakah Setelah LASIK Bisa Minus Lagi? Seperti Apa Penjelasan Medis

Pilihan Prosedur Alternatif Selain LASIK

Sumber gambar: Canva

Bagi pasien dengan ciri-ciri mata yang tidak bisa di-LASIK, terdapat beberapa alternatif prosedur yang diakui secara medis, antara lain.

1. PRK (Photorefractive Keratectomy)

Tindakan PRK mengoreksi penglihatan dengan mengikis permukaan epitel kornea, tanpa membuat flap seperti LASIK. Tindakan ini sangat cocok untuk pasien dengan kondisi korena tipis. Namun, kekurangan dari PRK adalah waktu pemulihan yang lebih lama dan rasa sakit lebih intens pasca operasi.

2. SMILE (Small Incision Lenticule Extraction)

Alternatif lainnya selain LASIK adalah SMILE. Tindakan ini menggunakan teknis flapless yang lebih minimalis dibandingkan dengan LASIK. Prosedur SMILE menggunakan sayatan kecil untuk mengeluarkan lentikula di dalam kornea. Tindakan ini sangat cocok bagi pasien dengan risiko mata kering.

3. ICL (Implantable Collamer Lens)

Alternator yang satu ini sering disebut juga sebagai tindakan operasi mata untuk penderita kacamata minus tinggi yang tidak bisa di-LASIK. Lensa buatan akan ditanam di dalam mata, tepatnya di depan lensa alami untuk mengoreksi miopia ekstrem. Prosedur ICL ini sangat cocok untuk pasien dengan minus lebih dari -12 dioptri atau korena tipis.

4. Operasi Katarak Refraktif (Refractive Lens Exchange)

Operasi katarak refraktif ini umumnya dilakukan pada pasien dengan usia lanjut atau presbiopia, dengan mengganti lensa mata alami menggunakan lensa buatan multifokal. Prosedur Refractive Lens Exchange ini jadi alternatif yang tepat untuk pasien yang tidak bisa melakukan operasi LASIK maupun ICL.

Baca juga: Apakah Operasi LASIK Mata Sakit, Signifikan atau Tidak?

Itulah ciri-ciri mata yang tidak bisa di-LASIK serta alternatif selain LASIK yang bisa jadi pilihan Anda dengan kondisi mata yang sama. Tertarik untuk melakukan prosedur LASIK atau tindakan koreksi mata lainnya?

Anda bisa melakukannya di Klinik IEC Eye Care. Ditangani dengan dokter spesialis mata profesional dan peralatan medis modern yang canggih, membuat Anda tidak perlu khawatir lagi selama prosedur koreksi mata.

Referensi:

  • American Academy of Ophthalmology (AAO). (2022). LASIK Eye Surgery. https://www.aao.org/eye-health/treatments/lasik
  • Mayo Clinic. (2022). LASIK Eye Surgery.  https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/lasik-eye-surgery/about/pac-20384774
  • WebMD. 2023. LASIK Laser Eye Surgery. https://www.webmd.com/eye-health/lasik-laser-eye-surgery
  • Alió JL, et al. 2017. Ten-year follow-up of LASIK for myopia: stability and regression. Ophthalmology. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28216395/
  • Moshirfar M, et al. (2017). Patient-reported pain and discomfort after PRK, LASIK, and SMILE. Am J Ophthalmol. 2017;182:1-9. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28366573/

Apakah Setelah LASIK Bisa Minus Lagi? Seperti Apa Penjelasan Medis

apakah-setelah-lasik-bisa-minus-lagi

LASIK (Laser-Assisted in Situ Keratomileusis) adalah salah satu prosedur koreksi refraksi paling populer di dunia. Dengan teknologi laser, bentuk kornea diubah agar cahaya dapat difokuskan tepat ke retina, sehingga penglihatan menjadi jelas tanpa kacamata.

Namun, di balik keberhasilannya, muncul pertanyaan penting, yaitu “Apakah setelah LASIK bisa minus lagi?” atau “apakah setelah operasi LASIK mata bisa minus lagi?”. Artikel ini akan mengulas bukti medis, penelitian ilmiah, dan pandangan organisasi kesehatan untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Baca juga: Setelah LASIK Mata Masih Buram Apakah Normal? Kapan Perlu Khawatir

Apa Benar Setelah LASIK Bisa Minus Lagi?

Sumber gambar: Canva

Berbagai pertanyaan tentang lasik tentu sangat banyak. Salah satunya adalah apakah setelah lasik bisa minus lagi? Jawaban dari pertanyaan ini adalah kemungkinan iya. Setelah operasi lasik mata bisa kembali mengalami miopia atau minus lagi. Fenomena ini disebut juga dengan regresi refraksi.

Menurut American Academy of Ophthalmology, sebagian pasien bisa mengalami perubahan penglihatan bertahun-tahun setelah melakukan operasi LASIK. Hal ini bisa berupa minus kembali (miopia), silinder yang muncul kembali, atau penurunan ketajaman visual (AAO, 2022).

Baca juga: Operasi LASIK Mata Pakai BPJS, Apakah Bisa Ditanggung?

Faktor-faktor Penyebab Minus Kembali Pasca LASIK

Sumber gambar: Canva

Studi Patient-reported outcomes after LASIK yang dipublikasikan di Journal of Cataract & Refractive Surgery menemukan bahwa meski tingkat kepuasan pasien LASIK sangat tinggi, yaitu lebih dari 95%, sebagian kecil pasien memang membutuhkan koreksi tambahan setelah bertahun-tahun.

Selain itu, menurut penelitian pada American Journal of Ophthalmology, meskipun hasil LASIK stabil dalam jangka pendek, regresi refraksi bisa terjadi setelah 5-10 tahun, terutama pada pasien dengan miopia tinggi sebelum operasi.

Kembalinya mata minus pasca operasi LASIK ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Regresi Refraksi

Regresi refraksi ini dapat terjadi pasca operasi LASIK. Hal ini disebabkan karena kornea yang sedikit berubah bentuk seiring waktu, menyebabkan kembalinya minus ringan atau miopia. Berdasarkan sebuah penelitian Ophthalmology (2017) menunjukkan bahwa sekitar 10% pasien LASIK mengalami regresi dalam 10 tahun pasca menjalani prosedur operasi LASIK.

2. Penuaan Mata (Presbiopia)

Lasik tidak bisa mencegah presbiopia, yaitu kondisi lensa mata yang kehilangan elastisitas seiring bertambahnya usia. Akibatnya, pasien dengan usia 40 tahun ke atas tetap membutuhkan kacamata baca meski telah menjalani operasi LASIK.

3. Perubahan Struktur Kornea

Pada sebagian kecil kasus, kornea bisa mengalami perubahan biomekanik jangka panjang setelah operasi, sehingga refraksi berubah. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya regresi refraksi dan kembalinya miopia.

4. Faktor Genetik

Gaya hidup dengan paparan layar digital, membaca dengan jarak terlalu dekat, atau faktor genetik juga bisa memengaruhi risiko miopia kembali pasca operasi LASIK.

Baca juga: Apakah Operasi LASIK Mata Sakit, Signifikan atau Tidak?

Apakah Pasien Bisa Melakukan LASIK Kembali?

Sumber gambar: Canva

Jika minus kembali signifikan, pasien bisa menjalani LASIK enhancement atau prosedur tambahan lain, tergantung kondisi kornea. Namun, hal ini hanya mungkin dilakukan jika:

  • Ketebalan kornea masih mencukupi,
  • Mata dalam kondisi sehat tanpa komplikasi serius,
  • Hasil pemeriksaan mata menunjukkan kelayakan untuk tindakan ulang.

Bila tidak memungkinkan, alternatif lain seperti implantasi lensa intraokular (IOL) dapat dipertimbangkan.

Baca juga: Sudah Operasi LASIK, Apakah Tetap Butuh Kacamata?

Jadi, itulah jawaban dari pertanyaan “apakah setelah lasik masih bisa minus?”. Dengan adanya potensi kembalinya miopia pasca operasi LASIK, pasien dianjurkan untuk menjaga pola hidup yang mencegah mata untuk mengalami regresi refraksi dan penuaan dini.

Jika ingin melakukan operasi LASIK mata minus, Anda bisa melakukannya di Klinik IEC Eye Care. Lakukan konsultasi dengan dokter profesional dan alat-alat modern yang canggih, serta nikmati pelayanan berkualitas dari klinik kami!

Referensi:

Sudah Operasi LASIK, Apakah Tetap Butuh Kacamata?

kacamata setelah operasi lasik

Laser-Assisted in Situ Keratomileusis (LASIK) adalah prosedur bedah refraktif yang sangat populer untuk mengoreksi rabun jauh (miopia), rabun dekat (hipermetropia), maupun astigmatisme. Prosedur ini banyak dipilih karena hasilnya cepat, minim rasa sakit, dan mampu mengurangi ketergantungan pada kacamata.

Namun, pertanyaan penting sering muncul, “Apakah tetap butuh kacamata setelah operasi LASIK?” Apakah pasien benar-benar bisa lepas sepenuhnya dari kacamata, atau masih ada kondisi tertentu yang membuat kacamata pasca LASIK tetap dibutuhkan? Simak informasi lengkapnya lewat ulasan di bawah ini!

Baca juga: Syarat untuk Bisa Operasi LASIK, Adakah Maksimal Minus?

Apakah Tetap Butuh Kacamata Setelah Operasi LASIK?

Sumber gambar: Canva

Berbagai pertanyaan muncul tentang prosedur operasi LASIK, salah satunya adalah apakah penggunaan kacamata setelah LASIK masih dibutuhkan? Jawabannya adalah mungkin iya, namun hal ini tergantung pada kondisi mata pasien.

LASIK dapat mengurangi ketergantungan mata pada kacamata, tetapi tidak menjamin 100% bebas kacamata seumur hidup. Terdapat beberapa situasi yang membuat kacamata pasca LASIK tetap diperlukan.

Baca juga: Berapa Lama Proses Penyembuhan Setelah Operasi LASIK? Singkat Kok

1. Presbiopia (Mata Tua)

Seiring bertambahnya usia (biasanya mulai usia 40 tahun ke atas), lensa mata kehilangan elastisitas. Sedangkan prosedur LASIK tidak mencegah presbiopia. Akibatnya, pasien yang sudah menjalani LASIK tetap membutuhkan kacamata baca. 

2. Regresi Refraksi

Dalam beberapa kasus, penglihatan bisa sedikit berubah kembali beberapa tahun setelah operasi. Kondisi ini disebut regresi. Meski tidak selalu signifikan, kadang pasien memilih memakai kacamata ringan untuk aktivitas tertentu.

3. Astigmatisme Residual

Jika astigmatisme tidak terkoreksi sepenuhnya, pasien mungkin masih membutuhkan kacamata setelah LASIK untuk melihat lebih tajam pada jarak tertentu.

4. Perlindungan dan Kenyamanan

Meski koreksi penglihatan optimal, pasien tetap disarankan menggunakan kacamata pelindung pasca LASIK, terutama saat tidur (untuk mencegah mengucek mata) atau saat beraktivitas di luar ruangan agar mata terlindungi dari debu dan sinar UV.

Menurut penelitian di Journal of Cataract & Refractive Surgery, mayoritas pasien LASIK (lebih dari 90%) mencapai ketajaman visual 20/25 atau lebih baik tanpa kacamata. Namun, sebagian tetap menggunakan kacamata ringan untuk aktivitas spesifik. Studi lain di American Journal of Ophthalmology juga menemukan bahwa meskipun LASIK memberikan kepuasan tinggi, sebagian pasien memerlukan kacamata setelah operasi LASIK pada kondisi low-light atau saat membaca di usia tua. Jadi, kacamata memang masih diperlukan pada kondisi tertentu.

Baca juga: 10 Manfaat LASIK untuk Hidup Sehari-hari, Investasi Jangka Panjang

Kapan Kacamata Pasca LASIK Dibutuhkan?

Terdapat beberapa waktu atau kondisi kapan kacamata dibutuhkan pasca operasi LASIK, antara lain:

  • Hari-hari pertama setelah operasi – Dokter biasanya menyarankan penggunaan kacamata pelindung untuk mencegah iritasi atau trauma pada flap kornea.
  • Beberapa bulan setelah operasi – Sebagian pasien mungkin membutuhkan kacamata untuk aktivitas tertentu, misalnya menyetir malam, terutama jika ada gejala silau atau halo.
  • Tahun-tahun berikutnya – Karena faktor usia (presbiopia), hampir semua orang akan membutuhkan kacamata baca, meskipun sebelumnya sudah menjalani LASIK.

Baca juga: Mata Silinder Bisakah Operasi LASIK? Ini Syarat dan Biayanya

Tips Pasca LASIK Agar Meminimalisir Penggunaan Kacamata

Jika Anda ingin meminimalisir penggunaan kacamata pasca LASIK, terdapat beberapa tips yang bisa Anda ikuti. Berikut beberapa tips singkat yang dapat Anda coba.

  • Ikuti semua instruksi dan arahan dokter, termasuk penggunaan obat tetes antibiotik, antiinflamasi, dan pelumas.
  • Gunakan kacamata pelindung setelah operasi LASIK saat tidur atau beraktivitas di luar ruangan.
  • Hindari mengucek mata dalam beberapa minggu pasca operasi LASIK.
  • Lakukan kontrol rutin agar dokter bisa mendeteksi regresi atau komplikasi lebih awal.
  • Konsumsi makanan bergizi untuk mendukung kesehatan mata jangka panjang.

Baca juga: Apakah Mata Minus Bisa Operasi LASIK? Ini Biayanya

Itulah informasi mengenai kebutuhan kacamata pasca LASIK. Prosedur ini memang sangat efektif dalam mengurangi derajat minus pada mata, namun tetap ada kemungkinan penggunaan kacamata tetap diperlukan pasca operasi.

Jika Anda tertarik untuk melakukan LASIK mata, Anda bisa melakukannya di Klinik IEC Eye Care! Klinik terpercaya dengan dokter profesional dan alat-alat modern yang canggih membuat Anda tidak perlu khawatir soal kualitas pelayanan di klinik ini.

Referensi:

Apakah Operasi LASIK Mata Sakit, Signifikan atau Tidak?

apakah operasi lasik sakit

Laser-Assisted In Situ Keratomileusis (LASIK) adalah salah satu prosedur bedah refraktif yang paling populer untuk mengoreksi penglihatan akibat miopia (mata minus), hipermetropia (mata plus), dan astigmatisme. Namun, calon pasien sering kali khawatir dan bertanya-tanya sesakit apa dalam menjalani prosedur ini.

Kekhawatiran ini wajar, sebab operasi melibatkan mata atau organ yang sangat sensitif. Oleh karena itu, mari kita bahas seberapa sakit operasi LASIK mata lewat ulasan di bawah ini!

Baca juga: Apakah Mata Minus Bisa Operasi LASIK? Ini Biayanya

Apakah Operasi LASIK Sakit?

Sumber gambar: Canva

Menurut American Academy of Ophthalmology (AAO), prosedur LASIK tidak menimbulkan rasa sakit signifikan karena pasien diberikan tetes anestesi lokal yang membuat mata mati rasa sementara. Pasien hanya merasakan sedikit tekanan ketika flap kornea dibuat dengan laser femtosecond atau microkeratome.

Namun, pasien bisa merasakan ketidaknyamanan ringan setelah operasi, seperti:

  • Mata terasa kering
  • Sensasi mengganjal (seperti ada pasir)
  • Sedikit rasa perih atau terbakar
    Namun, gejala ini biasanya hilang dalam beberapa jam hingga beberapa hari dengan bantuan obat tetes mata dan perawatan sesuai anjuran dokter.

Bahkan berdasarkan pengalaman klinis dan laporan pasien, berikut beberapa bagian prosedur operasi LASIK yang menimbulkan rasa sakit, antara lain:

  • Selama operasi: Hampir tidak ada rasa sakit, hanya tekanan singkat ketika flap dibuat.
  • Beberapa jam pasca operasi: Muncul rasa perih ringan, mata berair, atau sensasi terbakar.
  • 1-2 hari pasca operasi: Rasa tidak nyaman berkurang secara signifikan.
  • Minggu pertama: Sebagian pasien melaporkan mata kering yang bisa diatasi dengan obat tetes mata.

Menurut penelitian di Journal of Cataract and Refractive Surgery, sebagian besar pasien menggambarkan rasa nyeri pasca operasi dalam skala ringan hingga sedang. Tidak sampai mengganggu aktivitas sehari-hari.

Baca juga: Operasi LASIK Mata Pakai BPJS, Apakah Bisa Ditanggung?

Apakah LASIK Sakit Dibanding Prosedur Medis untuk Mata Lainnya?

Sumber gambar: Canva

Jika dibandingkan dengan prosedur refraktif lain:

  • Photorefractive Keratectomy (PRK): Lebih menyakitkan pada fase awal pemulihan karena epitel kornea dilepas sepenuhnya.
  • SILK Elita => Smooth Incision Lenticule Keratomileusis Elita adalah prosedur yang dirancang sebagai metode koreksi refraksi (terutama miopia / mata minus, dengan atau tanpa astigmatisme) tanpa pembuatan flap besar seperti pada LASIK konvensional, dengan menggunakan sayatan kecil untuk mengeluarkan lentikular dalam kornea.
  • Small Incision Lenticule Extraction (SMILE): Cenderung lebih nyaman dibanding LASIK tradisional, karena tidak membuat flap kornea.

Studi di American Journal of Ophthalmology (2017) juga menyatakan bahwa pasien PRK melaporkan tingkat nyeri lebih tinggi daripada pasien LASIK, SILK dan SMILE. Jadi, jika ada pertanyaan “apakah operasi LASIK sakit atau tidak?” maka jawabannya tentu saja iya. Namun, tingkat sakitnya bisa berbeda-beda pada setiap orang dan umumnya tidak sampai mengganggu aktivitas sehari-hari.

Baca juga: Tingkat Keberhasilan Operasi LASIK, Benarkah Bisa Gagal?

Bagaimana Prosedur Medis dalam Mengurangi Nyeri pada Operasi LASIK?

Sumber gambar: Canva

Pada prosedur medis, terdapat beberapa cara untuk mengurangi nyeri pada operasi lasik. Berikut beberapa di antaranya:

  • Anestesi Tetes Mata: Obat tetes ini digunakan sebelum operasi, sehingga pasien tidak merasakan nyeri saat tindakan operasi.
  • Obat Tetes Mata Pelumas: Mencegah mata kering yang biasanya jadi penyebab mata perih.
  • Obat Anti Nyeri Ringan: Obat ini akan diberikan jika diperlukan menurut dokter.
  • Kontrol Rutin: Kunjungan rutin pasca operasi LASIK ini diperlukan untuk memastikan tidak ada komplikasi yang memperparah ketidaknyamanan pasca operasi.

Baca juga: Proses Operasi LASIK Mata dan Waktu yang Diperlukan

Jadi, bagi Anda yang bertanya apakah operasi LASIK mata sakit atau tidak, jawabannya adalah tidak sakit secara signifikan. Hanya menimbulkan ketidaknyamanan sementara yang bisa diatasi dengan perawatan medis standar.

Jika Anda tertarik untuk melakukan prosedur LASIK mata, Anda bisa melakukannya di Klinik IEC Eye Care. Dilakukan oleh dokter profesional dan fasilitas modern, Anda tidak perlu khawatir akan kualitas pelayanan di klinik premium yang terletak di pusat kota Jakarta ini.

Referensi:

Bedah Refraktif Canggih yang Tersedia di Indonesia, Pulih Cepat

lasik-indonesia

Perkembangan teknologi medis di bidang oftalmologi sangat pesat, termasuk di Indonesia. Salah satu prosedur yang paling banyak diminati adalah LASIK (Laser-Assisted In Situ Keratomileusis), yang dikenal mampu mengurangi ketergantungan pada kacamata atau lensa kontak.

Ternyata LASIK Indonesia tidak ketinggalan dengan negara-negara maju lain. Kini telah banyak teknologi LASIK terbaru yang canggih dan sangat membantu dalam proses tindakan LASIK. Simak informasi tentang teknologi LASIK terbaru di Indonesia lewat ulasan di bawah ini!

Baca juga: Perbedaan LASIK dan Laser Mata, Apa Hubungan Keduanya?

Teknologi LASIK atau Bedah Refraktif di Indonesia

Sumber gambar: Canva

Di Indonesia, LASIK telah tersedia sejak akhir 1990-an dan terus berkembang mengikuti teknologi global. Kini, sejumlah rumah sakit mata di Jakarta, Surabaya, Bandung, dan kota besar lainnya sudah menawarkan teknologi LASIK terbaru yang setara dengan standar internasional.

Beberapa teknologi LASIK yang sudah digunakan di Indonesia meliputi:

1. FemtoLASIK + Wavefront-Guided (WFG FS-LASIK)

Sumber gambar: Canva

FemtoLASIK dengan panduan Wavefront adalah teknik koreksi penglihatan yang menggabungkan dua teknologi presisi. Pertama, Laser Femtosecond digunakan untuk membuat lapisan tipis (flap) pada kornea, meningkatkan keamanan dan presisi dimensi flap.

Kedua, pembentukan ulang kornea oleh laser Excimer dipandu oleh data Wavefront yang mengukur aberasi optik keseluruhan mata, seperti “sidik jari visual”. Sistem ini mengoreksi tidak hanya kelainan refraksi dasar (miopi dan astigmatisme) tetapi juga aberasi tingkat tinggi yang menyebabkan glare dan penglihatan malam yang buruk.

2. FemtoLASIK + Topography-Guided

Sumber gambar: Canva

Gabungan FemtoLASIK + Topography-Guided merupakan teknologi koreksi mata yang juga sudah ada di Indonesia. FemtoLASIK merupakan teknologi yang menggunakan laser femtosecond untuk membuat lapisan tipis (flap) pada kornea.

Sedangkan, Topography-Guided ini terbilang lebih canggih dari Wavefront. Di mana ia memungkinkan untuk memberikan data visual atau memetakan mengikuti kondisi bola mata setiap pasien dengan masing-masing keunikannya. Dengan begitu, tenaga medis mampu menguasai permukaan kornea guna mengoreksi minus atau silinder secara presisi.

Baca juga: Operasi LASIK Mata Pakai BPJS, Apakah Bisa Ditanggung?

3. SILK (Smooth Incision Lenticule Keratomilieusis) ELITA

Sumber gambar: Canva

SILK merupakan teknik koreksi penglihatan yang sangat baru. Teknologi SILK ini menggunakan laser untuk membentuk potongan kecil lensa (lenticule) pada bagian dalam kornea. Lensa ini kemudian dikeluarkan dengan sayatan kecil.

Teknologi terbaru ini dibuat oleh Johnson & Johnson Vision, menggunakan energi laser rendah untuk menghasilkan sayatan lebih halus. Terbilang sangat baru, studi awal tentang SILK ELITA yang dipublikasi di Clinical Ophthalmology menunjukkan pemulihan visual dengan cepat dan risiko yang minim.

Berdasarkan penelitian lain yang diterbitkan oleh American Academy of Ophthalmolog, pasien yang menjalani operasi mata dengan metode SILK Elita  memiliki tingkat kepuasan hingga 95%. Di mana 85% pasien melaporkan penglihatan mereka membaik dalam waktu kurang dari seminggu setelah operasi.

Elita memiliki teknologi laser yang sangat halus yang digunakan untuk meminimalisir kerusakan pada jaringan kornea. Keunggulan teknologi ini adalah pemulihan mata yang lebih cepat dan potensi mata kering yang sangat rendah karena bentuk sayatan yang sangat kecil.

Dengan adanya berbagai pilihan tersebut, teknologi LASIK di Indonesia kini sudah setara dengan negara-negara maju. Pasien dapat memilih sesuai kondisi mata, kebutuhan visual, dan rekomendasi dokter.

4. ReLEx SMILE (Small Incision Lenticule Extraction)

Sumber gambar: Canva

Teknologi LASIK Indonesia terbaru lainnya yang mungkin sudah bisa kamu temukan di beberapa fasilitas kesehatan adalah ReLEx SMILE. Teknologi ini memudahkan prosedur koreksi refraksi tanpa flap melalui sayatan kecil sekitar 2-4 mm.

Prosedur ini sangat cocok untuk pasien dengan risiko mata kering yang lebih tinggi. Bahkan menurut penelitian pada American Journal of Ophthalmology, SMILE memberikan hasil visual yang setara dengan LASIK, namun dengan tingkat kenyamanan pasca operasi yang lebih baik.

5. SMILE PRO

Sumber gambar: Canva

SMILE PRO merupakan teknologi yang disempurnakan dan dipercepat dari teknologi ReLEx SMILE. Menggunakan Laser VisuMax 800 yang dapat membuat sayatan lebih kecil dan halus. Teknologi ini memiliki cara kerja yang sama persis dengan ReLEx SMILE dengan membuat dan mengeluarkan lenticule melalui sayatan kecil. 

Laser VisuMax 800 merupakan teknologi mesin yang memiliki kemampuan jauh lebih cepat. Jika SMILE biasa butuh sekitar 25 detik per mata untuk melakukan laser pada kornea, SMILE PRO bisa menyelesaikannya dalam waktu 8-10 detik. Kecepatan ini membuat pasien merasa lebih nyaman dan mendukung pemulihan yang lebih cepat.

Baca juga: Apakah LASIK Bisa Dilakukan Sampai 2 Kali? Apa Penyebabnya

Apa Saja Keunggulan Teknologi LASIK Terbaru?

Sumber gambar: Canva

Dibandingkan dengan metode lama, teknologi LASIK terbaru memiliki beberapa keunggulan:

  • Lebih presisi: Penggunaan femtosecond laser pada FemtoLASIK menghasilkan potongan kornea yang lebih akurat.
  • Minim risiko flap: Prosedur seperti SMILE dan SILK tidak memerlukan flap besar, sehingga meminimalisir risiko komplikasi flap.
  • Pemulihan lebih cepat: Banyak pasien sudah mendapatkan penglihatan tajam dalam 24 jam pasca melakukan prosedur medis LASIK menggunakan teknologi terbaru.
  • Nyeri minimal: Berdasarkan studi klinis, rasa sakit dari prosedur koreksi mata menggunakan teknologi LASIK terbaru jauh lebih ringan dibanding prosedur PRK.
  • Stabilitas jangka panjang: Hasil visual lebih stabil, terutama pada pasien dengan minus ringan hingga sedang.

Baca juga: Sudah Operasi LASIK, Apakah Tetap Butuh Kacamata?

Itulah informasi tentang teknologi bedah refraktif di Indonesia terbaru yang bisa jadi referensi Anda sebelum menjalani koreksi penglihatan guna bebas kacamata. Jika Anda tertarik untuk melakukan LASIK atau SILK Elita yang lebih minim risiko di IEC Eye Care!

Referensi:

  • Ang M, et al. (2022). Smooth Incision Lenticule Keratomileusis (SILK) with ELITA: Early Results. Clinical Ophthalmology. 2022;16:2877–2885. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/36119249/ 
  • Moshirfar M, et al. (2017). Patient-reported outcomes after LASIK and SMILE. American Journal of Ophthalmology. 2017;182:1–9. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28366573/
  • Reinstein DZ, et al. (2019). ReLEx SMILE vs LASIK: long-term outcomes. Journal of Cataract & Refractive Surgery. 2019;45(9):1232–1240. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/31449556/
  • ResearchGate. (2021). Comparative analysis of the clinical outcomes between wavefront-guided and conventional femtosecond LASIK. https://www.researchgate.net/publication/355379930_Comparative_analysis_of_the_clinical_outcomes_between_wavefront-guided_and_conventional_femtosecond_LASIK_in_myopia_and_myopia_astigmatism
  • ResearchGate. (2016). Outcomes of topography-guided versus wavefront-optimized laser in situ keratomileusis. https://www.researchgate.net/publication/308853012_Outcomes_of_topography-guided_versus_wavefront-optimized_laser_in_situ_keratomileusis_for_myopia_in_virgin_eyes

Operasi LASIK Mata Pakai BPJS, Apakah Bisa Ditanggung?

biaya lasik mata bpjs

Saat ini, banyak orang mempertimbangkan prosedur LASIK (Laser-Assisted In Situ Keratomileusis) untuk memperbaiki penglihatan dan mengurangi ketergantungan pada kacamata atau lensa kontak.

Dengan biaya yang tidak bisa dibilang murah, pembiayaan alternatif menjadi pilihan. Muncul pertanyaan, “Apakah LASIK bisa pakai BPJS?” Supaya bisa menjawabnya, yuk telusuri regulasi, fakta medis, dan kisaran biaya operasi LASIK mata di Indonesia lewat ulasan di bawah ini!

Baca juga: Setelah LASIK Mata Masih Buram Apakah Normal? Kapan Perlu Khawatir

Apakah Biaya LASIK Mata Dicover BPJS?

Sumber gambar: Canva

Pertanyaan “apakah biaya LASIK mata dicover BPJS?” sering bermunculan di masyarakat. LASIK dikenal sebagai prosedur populer untuk mengatasi kelainan refraksi seperti lasik mata minus (miopia), mata plus (hipermetropia), hingga astigmatisme. Namun, prosedur ini membutuhkan biaya yang cukup besar sehingga banyak pasien berharap bisa ditanggung BPJS Kesehatan.

Namun, sayangnya biaya LASIK mata hingga saat ini tidak dicover BPJS Kesehatan. Hal ini ditegaskan dalam berbagai publikasi resmi dan pernyataan institusi kesehatan. Hal ini karena LASIK mata sifatnya dianggap sebagai tindakan kosmetik atau estetik. BPJS berfokus pada layanan kesehatan esensial yang menyelamatkan fungsi tubuh. LASIK dikategorikan sebagai prosedur peningkatan kualitas hidup, bukan untuk kebutuhan dasar.

Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), BPJS Kesehatan tidak menanggung pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik. Meskipun LASIK memiliki manfaat medis untuk mengoreksi kelainan refraksi, prosedur ini juga seringkali dikategorikan sebagai tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup atau estetika, bukan untuk mengobati penyakit yang mengancam jiwa atau menyebabkan kecacatan permanen.

Baca juga: Berapa Lama Proses Penyembuhan Setelah Operasi LASIK? Singkat Kok

Sebagai perbandingan, BPJS Kesehatan menanggung biaya operasi katarak. Mengapa demikian? Karena katarak adalah penyakit yang secara progresif dapat menyebabkan kebutaan jika tidak ditangani. Oleh karena itu, operasi katarak dianggap sebagai tindakan medis esensial yang wajib dijamin oleh BPJS Kesehatan.

Namun, untuk gangguan penglihatan seperti miopi, hipermetropi (rabun dekat), dan astigmatisme (silinder), BPJS Kesehatan memang memberikan subsidi, tetapi bukan untuk operasi LASIK. Subsidi yang diberikan adalah untuk pembelian kacamata, yang dianggap sebagai alat bantu yang cukup untuk mengatasi kelainan refraksi tersebut. Besaran subsidi untuk kacamata ini pun memiliki plafon tertentu yang disesuaikan dengan jenis kelas kepesertaan. Oleh karena itu, biaya lasik mata BPJS tidak ada.

LASIK Mata BPJS: Mengapa Kacamata Di-cover, Tapi LASIK Tidak?

Sumber gambar: Canva

Penting untuk memahami perbedaan antara penyakit mata yang ditanggung BPJS dan kondisi yang tidak ditanggung. Miopi, hipermetropi, dan astigmatisme diklasifikasikan sebagai kelainan refraksi. Dalam banyak kasus, kondisi ini dapat diatasi secara efektif dengan penggunaan kacamata atau lensa kontak. Kacamata dianggap sebagai solusi yang memadai dan terjangkau untuk mengembalikan ketajaman penglihatan.

Sementara itu, LASIK adalah pilihan yang menawarkan kebebasan dari kacamata dan lensa kontak. Ini lebih merupakan sebuah “pilihan” atau “preferensi” gaya hidup, bukan keharusan medis. Oleh karena itu, biaya operasi LASIK mata menjadi tanggung jawab pribadi pasien. Hal ini selaras dengan prinsip BPJS Kesehatan yang memprioritaskan penjaminan untuk penyakit-penyakit yang memiliki urgensi medis tinggi.

Baca juga: Adakah Batas Minimal Umur untuk LASIK Mata? Ini Rekomendasinya

Alternatif Pembiayaan untuk Operasi LASIK

Sumber gambar: Canva

Meskipun biaya LASIK mata BPJS tidak berlaku, jangan berkecil hati jika Anda ingin menjalani prosedur ini. Ada beberapa opsi pembiayaan lain yang bisa dipertimbangkan, antara lain:

  1. Asuransi Kesehatan Swasta: Beberapa polis asuransi kesehatan swasta mungkin menawarkan tanggungan untuk operasi LASIK, terutama jika dianggap memiliki indikasi medis tertentu. Pastikan untuk memeriksa detail polis Anda dan berbicara dengan agen asuransi.
  2. Kartu Kredit: Menggunakan kartu kredit dapat menjadi pilihan untuk mencicil biaya operasi. Banyak klinik mata yang bekerja sama dengan bank untuk menawarkan program cicilan nol persen.
  3. Promo dan Diskon: Banyak klinik mata yang seringkali mengadakan promo dan diskon, terutama pada momen-momen tertentu seperti akhir tahun. Memanfaatkan promo ini dapat sangat membantu meringankan beban biaya.
  4. Tabungan Pribadi: Merencanakan keuangan dan menabung jauh-jauh hari adalah cara terbaik untuk mempersiapkan dana operasi.

Baca juga: Syarat untuk Bisa Operasi LASIK, Adakah Maksimal Minus?

Pertanyaan “apakah operasi LASIK bisa pakai BPJS” sering kali menjadi dilema bagi banyak orang. Namun, faktanya, berdasarkan peraturan yang ada, prosedur LASIK tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan karena dianggap sebagai tindakan non-esensial dan estetik. BPJS Kesehatan memprioritaskan penjaminan untuk penyakit yang lebih vital, seperti katarak, dan menyediakan subsidi untuk kacamata bagi penderita kelainan refraksi.

Jadi, tertarik untuk mencoba LASIK? Jika Anda sedang mempertimbangkan melakukan operasi LASIK, Anda bisa melakukannya di Klinik EIC Eye Care. Klinik EIC Eye Care menyediakan layanan dengan fasilitas modern dan tenaga medis profesional berpengalaman.

Referensi:

Apakah Mata Minus Bisa Operasi LASIK? Ini Biayanya

apakah-mata-minus-bisa-operasi-lasik

Artikel ini ditinjau oleh dr. Nelandriani Yudapratiwi, SpM

Mata minus atau miopia adalah kondisi umum di mana objek yang jauh terlihat kabur. Bagi penderitanya, ketergantungan pada kacamata atau lensa kontak sering kali menimbulkan kerinduan akan penglihatan yang bebas dari alat bantu. Operasi Laser-Assisted In Situ Keratomileusis (LASIK) hadir untuk mengobati mata minus.

Pertanyaan krusial yang sering diajukan adalah, “Apakah mata minus bisa LASIK?” Jawabannya adalah ya, miopia adalah indikasi utama operasi LASIK. Namun, keberhasilan dan keamanan prosedur ini sangat bergantung pada serangkaian syarat medis ketat yang harus dipenuhi oleh calon pasien.
Yuk, simak informasi apakah LASIK bisa digunakan untuk mata minus dan berapa biaya LASIK mata minus lewat ulasan di bawah ini.

Baca juga: Tingkat Keberhasilan Operasi LASIK, Benarkah Bisa Gagal?

Apakah Mata Minus Bisa LASIK?

Sumber gambar: Canva

Banyak orang yang memiliki mata minus (miopia) bertanya: “Apakah mata minus bisa LASIK?” dan, “Apakah biayanya berbeda tergantung tingkat minus?” Demi menjawab secara ilmiah dan faktual, penting melihat data dari penelitian klinis, panduan bedah refraktif, serta keterbatasan teknis yang berlaku.

Pada penelitian Long-term outcomes of LASIK for myopia, hasil penglihatan tanpa koreksi (uncorrected distance visual acuity, UDVA) pada pasien miopia yang menjalani LASIK selama periode 3–12 tahun menunjukkan bahwa antara 64% hingga 90% pasien mencapai UDVA setara 20/20 (±) setelah operasi.

Penelitian Predictive Factors for Successful High Myopia Treatment juga menyebutkan bahwa saat mengevaluasi pasien dengan miopia ≥ –6,00 hingga –13,00 di Indonesia, menemukan bahwa penggunaan laser femtosecond + laser eksimer modern dapat memberikan hasil yang relatif baik, dengan variabel seperti derajat sferis, astigmatisme, dan karakter kornea menjadi faktor prediktif penting. Dari kedua penelitian ini dapat disimpulkan terdapat hasil yang positif bahwa LASIK dapat memperbaiki miopia atau mata minus.

Baca juga: Proses Operasi LASIK Mata dan Waktu yang Diperlukan

Adakah Minimal Minus untuk Operasi LASIK?

Sumber gambar: Canva

Sebelum memutuskan LASIK, harus dipastikan bahwa minus pasien berada dalam rentang yang dapat dikoreksi secara aman.
Menurut panduan klinis Refractive Surgery Preferred Practice Pattern dari American Academy of Ophthalmology (AAO), LASIK dapat dipertimbangkan hingga sekitar –12,00 D pada sebagian sistem (tergantung platform laser, kualitas kornea, dan kondisi pasien).

Dalam panduan seleksi pasien LASIK, disebutkan bahwa batas koreksi tergantung pada platform laser masing-masing dan bahwa perawatan ekstrem di batas minus tinggi bisa meningkatkan risiko aberasi visual dan komplikasi seperti mata kering.

Studi Predictive Factors for Successful High Myopia Treatment juga menguji kasus miopia sangat tinggi (≥ -6 hingga -13 D), sehingga menunjukkan bahwa batas yang sering digunakan dalam penelitian klinis memang melewati –6 D, namun dengan catatan bahwa prediksi hasil menjadi lebih sulit pada minus tinggi.

Jadi, praktik umum menyebut bahwa LASIK minimal efektif mulai dari minus ringan (misalnya -0,5 sampai –1,0 D) dan sering digunakan sampai batas hingga -12,0 D, tergantung faktor lainnya.

Baca juga: Adakah Efek Samping Jangka Panjang Setelah Operasi LASIK?

Perbedaan Biaya LASIK Mata Minus dengan Plus

Sumber gambar: Canva

Biaya LASIK mata minus bisa sangat berbeda tergantung sejumlah faktor berikut:

1. Derajat Minus / Kompleksitas Kasus

Operasi untuk minus ringan biasanya lebih sederhana dan cepat, sedangkan minus tinggi atau disertai astigmatisme memerlukan koreksi lebih kompleks.

2. Metode atau teknologi LASIK

  • LASIK konvensional
  • fs-LASIK (dengan flap dibuat dengan laser femtosecond)
  • Metode lanjutan seperti topography-guided LASIK
  • Semakin canggih teknologi dan presisi yang digunakan, makin tinggi biayanya.

3. Kualitas Klinik / Reputasi Dokter

Klinik mata dengan fasilitas modern, staf ahli, dan sertifikasi internasional biasanya membebankan tarif lebih tinggi.

4. Paket Layanan Tambahan

Biaya pra-operasi (pemeriksaan, topografi kornea), perawatan pasca-operasi, obat tetes mata, kontrol rutin, dan garansi atau retouch (pengulangan jika koreksi tidak sempurna) sering menjadi faktor tambahan. Namun, perlu dicatat bahwa dalam literatur ilmiah saat ini belum banyak studi yang membandingkan secara sistematis biaya relatif antara derajat minus rendah dan minus tinggi dalam konteks LASIK. Dalam ulasan Laser Refractive Surgery for Vision Correction: A Review, disebut bahwa meskipun kepuasan pasien tinggi, studi biaya-efektivitas jangka panjang masih terbatas.

Perkiraan Biaya LASIK Mata Minus di Indonesia

Sumber gambar: Canva

Beberapa klinik mata dan platform kesehatan menggambarkan kisaran tarif LASIK per mata untuk pasien dengan minus (miopia). Umumnya biaya LASIK mata di Indonesia berkisar antara 10 juta hingga 35 juta rupiah per mata, tergantung pada layanan yang Anda pilih.

Selain itu, perkiraan biaya LASIK mata minus ini juga bergantung pada metode yang dipilih. Metode LASIK standar akan lebih murah dibandingkan dengan metode yang lebih canggih seperti SILK Elita. Tentu, dengan biaya yang lebih mahal, teknologi ini bisa menawarkan kesembuhan yang lebih cepat dan tanpa flap.

Yuk, LASIK mata minus di Klinik IEC Eye Center! Anda dapat menikmati operasi LASIK berkualitas yang dilakukan oleh petugas kesehatan profesional dan pelayanan terbaik serta fasilitas modern!

Referensi:

  • Deborah S. Jacobs. (2022, December 2019). Refractive Surgery Preferred Practice Pattern. American Academy of Ophthalmology (AAO). https://www.aaojournal.org/article/S0161-6420(22)00868-5/fulltext
  • Tran Khai., Ryce Andrea. (2018, June 22). Laser Refractive Surgery for Vision Correction: A Review of Clinical Effectiveness and Cost-effectiveness. National Institutes of Health (NIH) / NCBI – Laser Refractive Surgery for Vision Correction. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532537/
  • Mayo Clinic. (2025, July 16). LASIK eye surgery. Mayo Clinic – LASIK eye surgery. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/lasik-eye-surgery/about/pac-20384774
  • WebMD. (2024, December 6). LASIK Eye Surgery. WebMD https://www.webmd.com/eye-health/lasik-laser-eye-surgery
  • Artini, Widya. (2018, July 23). Predictive Factors for Successful High Myopia Treatment with LASIK. Open Ophthalmology Journal. https://openophthalmologyjournal.com/VOLUME/12/PAGE/214/
  • Mattarungan, Monica., Tania. (2023). Long-term outcomes of LASIK for myopia. Journal of Ophthalmology Indonesia. https://ophthalmologica-indonesiana.com/index.php/journal/article/view/101207
  • Istiantoro., Primadina, Nandia. (2003). Surgeon Factor on LASIK in Low and Moderate Myopia. Medical Journal of Indonesia. https://mji.ui.ac.id/journal/index.php/mji/article/view/106