Ini 9 Penyebab Mata Sakit Saat Berkedip dan Tindakan Pencegahannya

Artikel direview oleh dr. Eko Firdianto Karim, SpM (K)

Banyak orang yang merasakan sakit mata saat berkedip namun mengabaikannya karena menganggap hal tersebut wajar dan bisa sembuh dengan sendirinya. Penyebab mata sakit saat berkedip memang beragam, mulai dari hal sepele seperti kebiasaan mengucek mata hingga tanda penyakit serius. Penting untuk mengetahui penyebabnya agar Anda bisa melakukan pencegahan dan melindungi kesehatan mata.

9 Penyebab yang Bikin Mata Sakit Saat Berkedip

Berkedip merupakan tindakan refleks yang tidak menimbulkan rasa sakit. Berkedip berguna untuk melumasi mata agar tidak kering. Namun, dalam kondisi tertentu bisa berlaku sebaliknya.

Mata yang terasa sakit saat berkedip biasa disebabkan karena alergi, mata kering ataupun kelelahan mata. Di luar itu, ada banyak penyebab lain yang memerlukan pertolongan medis.

1. Neuritis Optik

Mata memiliki saraf yang terhubung ke otak yang berguna untuk menerjemahkan objek yang ditangkap mata. Dalam kasus neuritis optic, saraf mengalami peradangan sehingga membuat kerjanya terganggu. 

Salah satunya, terasa sakit saat digunakan untuk berkedip. Memang, kondisi ini bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, pada kejadian neuritis optic yang persisten, Anda perlu mendapatkan penanganan dokter.

2. Gejala Awal Bintitan

Bintitan menyebabkan tumbuhnya benjolan kecil sehingga membuat Anda merasa nyeri ketika digunakan berkedip. Penyakit mata yang tergolong umum ini disebabkan oleh bakteri yang berkembang di akar bulu mata. 

Untuk meringankan rasa nyeri yang muncul, Anda bisa menggunakan kompres air hangat. Selain rasa nyeri yang berkurang, cara ini dapat membuat bengkaknya berkurang. 

Hindari penggunaan riasan mata ataupun memakai lensa kontak sebelum bintitan benar-benar hilang.

3. Ulkus Kornea

Penyakit ulkus kornea muncul akibat infeksi bakteri, virus maupun jamur hingga terjadinya goresan pada kornea mata. Dalam kasus lain, ulkus kornea juga bisa muncul karena autoimun.

Ulkus kornea akan membuat mata terasa sakit, merah, gatal, berair dan muncul tanda putih. Gunakan kompres air dingin untuk meredakan rasa tidak nyaman dan segera periksa ke dokter.

4. Radang di Kelopak Mata (Blefaritis)

Blefaritis menyerang kelopak mata sehingga membuatnya bengkak, kemerahan dan terasa sakit saat berkedip. 

Penyebab pasti penyakit ini belum diketahui, bisa jadi karena infeksi bakteri di bagian kelopak mata dalam atau adanya penyumbatan pada kelenjar minyak.

5. Konjungtivitis Alergi

Debu, kotoran, serbuk sari yang masuk ke dalam mata dapat menyebabkan mata iritasi dan terasa gatal. Saat menderita konjungtivitis, bagian mata yang berwarna putih berubah warna menjadi merah. 

Penyakit ini membuat penderitanya mengalami nyeri dan mata terasa mengganjal saat berkedip. Anda bisa mengompres mata menggunakan air dingin untuk mengurangi rasa tidak nyaman yang muncul. Selain itu, gunakan obat tetes mata dan lindungi mata dari paparan allergen.

6. Skleritis

Sklera merupakan bagian mata yang berwarna putih dan berfungsi melindungi bola mata. Skleritis menyebabkan peradangan pada sklera yang membuat mata sakit ketika berkedip.

Pada kondisi lebih parah, penyakit ini bisa menyebabkan terganggunya gerakan bola mata. Bila tidak ditangani dengan baik, skleritis bisa membuat seseorang kehilangan penglihatan.

7. Keratitis

Merupakan infeksi mata yang disebabkan oleh bakteri dan virus yang bisa disembuhkan dengan obat tetes mata. Namun pada kasus yang lebih berat, mungkin membutuhkan antibiotik.

Penyebab keratitis beragam, antara lain bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Stafilokokus aureus, virus herpes zoster yang menyerang mata hingga cedera pada kornea mata yang menyebabkan mikroorganisme masuk melalui luka.

8. Mata Terpapar Bahan Kimia

Bahan kimia seperti parfum, produk perawatan wajah bisa menyebabkan mata merah dan sakit saat berkedip. Maka, hindari paparan bahan kimia tersebut dan perhatikan instruksi penggunaan dengan baik agar tidak membahayakan mata.

9. Infeksi Saluran Air Mata

Mata akan terasa sakit saat berkedip ketika mengalami infeksi saluran air mata. Pada beberapa kasus, pembedahan dilakukan untuk menyembuhkannya. Namun pada kasus yang ringan, dokter biasanya akan meresepkan obat tetes mata.

Cara Mengatasi Mata Sakit Saat Berkedip

Meskipun beberapa kasus bisa sembuh dengan sendirinya, mata yang sakit saat berkedip perlu diatasi karena dapat mengganggu aktifitas. Inilah cara mencegah mata sakit  yang bisa Anda lakukan:

  • Anda perlu mengetahui gejala dan penyebabnya untuk menemukan pengobatan yang tepat.
  • Hindari menyentuh dan mengucek mata karena bisa memperparah kondisi.
  • Gunakan obat tetes mata sebagai pertolongan pertama.
  • Periksa mata ke dokter agar mengetahui kondisi secara pasti.
  • Kompres dengan air untuk mengurangi rasa nyeri dan sakit.
  • Hindari berbagi barang dengan orang lain ketika Anda mengalami sakit mata. Selain itu, Anda juga perlu memisah barang yang dipakai untuk mata yang sakit dengan mata yang tidak sakit. Misalnya, tisu bekas yang digunakan sebagai penutup mata sakit sebaiknya tidak digunakan untuk mata yang sehat karena bisa meningkatkan risiko penularan.

Pengobatan sakit mata saat berkedip harus disesuaikan dengan penyebabnya. Segera periksakan diri ke dokter, terutama jika mata masih sakit lebih dari dua hari padahal sudah diberikan pertolongan pertama. Apalagi jika sakit mata Anda disertai rasa mual, penurunan kemampuan melihat dan mata yang tampak bengkak.

Ada Eye Floaters (Bintik Hitam di Mata) Jangan Dibiarkan. Ini Cara Mengatasinya

bintik hitam di mata

Artikel direview oleh dr. Eko Firdianto Karim, SpM (K)

Mengalami eye floaters sebenarnya tidak berbahaya karena dalam banyak kasus bintik hitam di mata tersebut bisa hilang dengan sendirinya. 

Tetapi tetap saja Anda perlu mencari tahu penyebabnya terlebih dahulu. Karena kalau Anda mengalami robekan atau pelepasan retina tentu saja floaters bisa menyebabkan kebutaan.

Gejala Bintik Hitam di Mata yang Perlu Anda Waspadai

Berdasarkan hasil penelitian medis yang ditayangkan di situs Mayo Clinic, umumnya gejala kemunculan eye floaters atau bintik hitam di mata terjadi secara tiba-tiba.

Anda melihat dalam area pandang mata Andaterdapat bintik-bintik kecil, atau bisa berbentuk seperti benang, awan kecil, atau jaring laba-laba.

Warnanya tidak selalu hitam, bisa pula berwarna abu-abu, merah gelap, atau putih, dan bintik-bintik itu seolah mengapung di mata Anda.

Ketika Anda menggerakkan mata, bintik hitam di mata tersebut juga ikut bergerak. Bentuknya akan semakin terlihat jelas ketika Anda melihat bidang berwarna terang dan polos, seperti dinding putih, kertas putih atau langit biru.

7 Cara Mengatasi Bintik Hitam di Mata

Meskipun pada banyak kasus bintik hitam di mata bisa hilang dengan sendirinya. Namun kalau Anda merasa terganggu, maka ada beberapa cara untuk mengatasinya, antara lain:

1. Latihan Mata

Menurut situs WebMD, untuk beberapa jenis bintik hitam di mata, Anda bisa berusaha mengeluarkannya dari bidang pandang Anda.

Caranya, gerakkan mata ke atas, ke bawah, dan ke samping kiri serta kanan. Dengan cara ini Anda akan menggeser cairan mata dan membuat bintik hitam itu ikut bergeser.

2. Cukupi Nutrisi Harian untuk Mata

Mengonsumsi nutrisi yang kaya akan vitamin An akan sangat membantu menjaga kesehatan mata. Anda bisa mengonsumsi wortel, sayuran berdaun hijau, hati, susu, keju, bahkan telur.

Selain itu, mengonsumsi suplemen tambahan yang mengandung asam lemak omega-3 dan zinc juga akan membantu.

3. Berhenti Merokok

Jika selama ini Anda adalah perokok aktif, maka coba berhenti merokok. Kebiasaan merokok memiliki kontribusi besar lho memunculkan bintik hitam di mata.

4. Lindungi Mata dari UV

Paparan cahaya matahari langsung yang membuat mata Anda terpapar sinar UV juga bisa berkontribusi pada munculnya bintik hitam.

Maka alangkah baiknya Anda menggunakan kacamata hitam yang sudah dilengkapi perlindungan sinar UV untuk melindungi kerusakan mata akibat sinar matahari.

5. Vitrektomi

Vitrektomi adalah prosedur bedah yang lebih invasif untuk menghilangkan cairan vitreous bersama partikel di dalamnya. 

Meskipun cukup banyak penelitian yang menyebutkan cara ini efektif, namun umumnya menjadi pilihan terakhir karena risikonya lebih tinggi.

Hal ini juga dijelaskan dalam situs Very Well Health bahwa di masa lalu memang vitrektomi adalah satu-satunya pengobatan untuk mengatasi bintik hitam di mata. 

Prosedurnya biasanya dimulai dengan proses mengeluarkan cairan vitreous di mata, kemudian menggantinya dengan cairan steril yang jernih. 

Beberapa risiko yang mungkin terjadi dalam perawatan ini, antara lain berpotensi terjadi ablasio retina dan infeksi mata yang cukup serius. 

Selain itu, ada pula risiko terjadi robekan pada retina, kemunculan lebih banyak bintik hitam di mata, hingga lensa mata menjadi keruh dan memperbesar peluang Anda mengalami katarak.

Akibat adanya risiko tinggi tersebut, dokter akan memberikan pilihan ini hanya sebagai pilihan terakhir berdasarkan penting tidaknya Anda menghilangkan floaters dari mata.

6. Vitreolysis Laser

Pengobatan lain dengan risiko lebih rendah adalah vitreolysis laser. Prosedur ini menggunakan laser untuk menghancurkan partikel vitreous.

Jadi, bintik hitam di mata akan dihancurkan menggunakan laser khusus, yang diarahkan melalui pupil yang melebar ke arah bayangan mengapung tersebut. 

Floaters pun akan pecah menjadi bagian-bagian kecil. Penelitian yang dirilis di Mayo Clinic maupun di National Eye Institute menunjukkan bahwa vitreolysis bisa mengurangi floaters secara efektif, meski memiliki risiko dan efek samping.

7. Konsultasi Rutin dengan Dokter Mata

Lakukan pemeriksaan mata secara berkala untuk memantau kesehatan mata Anda, terutama jika Anda memiliki faktor risiko seperti diabetes atau riwayat operasi mata.

Selain itu, pastikan Anda langsung memeriksakan mata Anda ke dokter kalau mengalami peningkatan jumlah bintik hitam secara tiba-tiba, atau bintik ini disertai dengan kilatan cahaya.

Bintik hitam di mata tidak selalu menjadi tanda bahaya dan tidak juga akan membuat Anda mengalami kebutaan. 

Tetapi dalam kasus tertentu, kemunculan bintik hitam di mata bisa jadi tanda awal kondisi medis yang serius, seperti pendarahan di mata, robekan pada retina, atau retina lepas.

9 Penyebab Bintik Hitam di Mata, Tipe dan Gejala yang Wajib Anda Waspadai

Artikel direview oleh dr. Eko Firdianto Karim, SpM (K)

Saat melihat ke arah sesuatu yang terang, seperti ketika memandangi langit biru atau kertas putih, lalu ada bintik hitam di mata Anda, maka inilah yang disebut floater.

Cukup banyak orang yang pernah menemukan ada bintik hitam di mata dan kadang bisa hilang dengan sendirinya tanpa perlu perawatan khusus.

Tetapi tetap saja, kondisi adanya black spot yang melayang-layang di area penglihatan Anda tersebut tidak bisa dibiarkan begitu saja. Bisa jadi ini gejala awal gangguan penglihatan yang serius.

Apa Itu Floaters Mata?

Bintik-bintik mengapung adalah titik-titik kecil, bisa serupa benang, garis-garis, berbentuk awan, atau seperti jaring laba-laba, yang bergerak-gerak di area pandang mata Anda. 

Bintik hitam di mata tersebut akan semakin terlihat saat Anda melihat bidang yang terang, bisa menimbulkan bayangan ketika mata terpapar cahaya tertentu, dan semakin terlihat seiring bertambahnya usia Anda.

Walaupun tidak terlalu mempengaruhi dan bisa hilang dengan sendirinya tanpa perawatan tertentu. Kalau terlalu sering muncul dan mulai mengganggu penglihatan, sebaiknya Anda segera memeriksakan diri untuk tahu jenis floaters yang Anda alami dan penyebabnya.

Jenis Floaters / Bintik Hitam di Mata

Menurut Situs Dean McGee Eye Institute, ada tiga jenis floaters atau bintik hitam di mata yang umum terjadi, yaitu:

1. Fibrous Strand Floaters

Jenis yang pertama ini terjadi pada saat serat protein berkumpul di beberapa titik sehingga terlihat seperti jaring laba-laba.

Floaters berbentuk serat ini umumnya tidak mempengaruhi penglihatan, bisa terjadi pada siapa saja (tidak hanya terjadi pada orang yang sudah berusia lanjut)

2. Diffuse Floaters

Diffuse floaters adalah jenis floaters yang muncul dalam bentuk seperti awan kecil yang mengambang di area pandang mata Anda. 

Terjadinya bintik hitam di mata pada jenis ini karena usia yang mulai bertambah tua. Itulah makanya, cukup banyak orang dewasa di atas 50 tahun yang mulai mengalaminya.

3. Weiss Ring Floaters

Jenis weiss ring floaters karena bentuk bintik hitam di mata yang muncul terlihat seperti cincin. Jenis floaters ini terjadi karena hasil dari vitreous yang menarik diri dari retina. 

Untuk diketahui, vitreous adalah zat seperti agar-agar bening yang terletak di belakang bola mata, antara lensa mata dan retina.

9 Penyebab Bintik Hitam di Mata

Banyak referensi yang menyebutkan kalau penyebab munculnya bintik hitam di mata terkait faktor usia. 

Tetapi ternyata tak hanya karena usia yang bertambah tua lho, namun masih banyak faktor lain yang bisa membuat Anda mengalami bintik hitam di mata, seperti:

1. Penuaan dan Perubahan Cairan Mata

Seiring bertambahnya usia, cairan vitreous humor dalam mata mulai mengental. Cairan mata ini terlihat mirip jeli beling dan berada di belakang bola mata, antara lensa dan retina.

Seiring Anda bertambah usia, vitreous akan mencair, menyusut, dan menarik diri dari permukaan bola mata.

Zat tersebut kemudian membentuk gumpalan maupun serat dan mengambang. Lalu, artikel yang mengambang ini memproyeksikan bayangan ke retina, menciptakan efek bintik hitam.

2. Cedera pada Mata

Cedera langsung pada mata bisa menyebabkan perubahan pada cairan vitreous bahkan retina. Dalam hal ini termasuk kalau Anda mengalami pendarahan di mata. Kondisi ini dapat memicu munculnya bintik hitam sebagai respons dari kerusakan struktur mata.

3. Peradangan di Bagian Belakang Mata

Situs Mayo Clinic menyebutkan kalau peradangan di bagian belakang mata, misalnya seperti uveitis, juga bisa menyebabkan muncul bintik hitam di mata.

Uveitis adalah peradangan pada lapisan tengah jaringan di dinding mata (uvea), dan mempengaruhi bagian belakang mata, yang meliputi retina dan lapisan mata yang disebut koroid. 

Penyebab uveitis sendiri bisa karena infeksi, gangguan autoimun, hingga penyakit inflamasi. Nah, ketika Anda mengalami peradangan seperti uveitis, wajar kalau Anda mengalami floaters di vitreous. 

4. Robekan atau Pelepasan Retina

Retina yang mengalami robek atau terlepas termasuk kondisi darurat yang membutuhkan penanganan medis segera. Kalau terlambat penanganannya, Anda bisa kehilangan penglihatan permanen.

Berdasarkan penjelasan di situs All About Vision, biasanya ketika retina mengalami robekan maka muncul bintik hitam di mata secara tiba-tiba.

5. Degenerasi Makula (AMD)

Age-related macular degeneration (AMD) menjadi salah satu penyebab yang bisa membuat Anda mengalami bintik hitam di mata hingga penglihatan yang kabur.

Kondisi ini bisa Anda alami karena kerusakan pada makula yang terjadi akibat penuaan. Makula adalah bagian retina yang memperjelas penglihatan dan berkaitan dengan penglihatan warna.

Risiko AMD akan semakin meningkat kalau Anda termasuk perokok aktif atau memiliki riwayat keluarga yang juga menderita AMD. 

6. Penggunaan Obat Tetes Mata

Untuk beberapa jenis obat-obatan untuk sakit mata tertentu bisa menghasilkan gelembung udara yang terlihat seperti floaters atau bintik hitam di mata.

7. Hipertensi

Penderita hipertensi umumnya mengalami kerusakan pembuluh darah, di mana kerusakan tersebut juga bisa menyebabkan kebocoran sel-sel darah di mata.

Seperti yang dijelaskan di dalam artikel dari Magruder Eye Institute, kerusakan pembuluh darah di retina bisa memunculkan bintik hitam di mata dan menyebabkan penglihatan kabur.

8. Miopia (Rabun Jauh)

Orang dengan rabun jauh lebih rentan mengalami bintik hitam karena bentuk mata mereka yang lebih panjang, memengaruhi cairan vitreous.

9. Operasi Mata atau Obat Injeksi Mata

Operasi atau perawatan medis tertentu bisa menyebabkan perubahan di dalam bola mata yang memicu bintik hitam.

Jika Anda melihat beberapa bintik hitam yang mengganggu, terutama disertai kilatan cahaya atau penurunan penglihatan tiba-tiba, segera konsultasikan ke dokter. Kilatan cahaya atau hilangnya penglihatan perifer dapat menjadi tanda retina lepas atau robek, yang membutuhkan penanganan medis secepatnya.

Penyebab Mata Kuning, Penanganan dan Pengobatan, serta Tips Penting yang Wajib Anda Tahu

Artikel direview oleh dr. Eko Firdianto Karim, SpM (K)

Mata berwarna kuning bisa jadi tanda adanya penyakit di dalam tubuh Anda. Memang yang paling sering terjadi, mata kuning dianggap sebagai gejala penyakit kuning atau hepatitis. Padahal belum tentu lho. Agar lebih jelas, baca penjelasan lengkapnya dalam artikel IEC Eye Care kali ini.

Mata Berwarna Kuning Tanda Penyakit Apa?

Penyebab mata kuning bisa terjadi karena kadar bilirubin dalam tubuh Anda melebihi batas normal. 

Bilirubin yang berlebihan ini menjadi pertanda adanya gangguan atau masalah pada organ tertentu di dalam tubuh, efek samping obat, atau bisa juga karena reaksi transfusi darah.

Nah, beberapa penyakit yang gejalanya berupa bagian putih mata atau sklera berubah warna menjadi kuning dan patut Anda waspadai, antara lain:

  • Efek samping konsumsi obat tertentu dalam jangka panjang juga bisa menyebabkan mata kuning.
  • Reaksi transfusi darah akibat adanya ketidakcocokan darah setelah menjalani proses transfusi darah.
  • Adanya kelainan darah, yaitu gangguan pada sel darah merah yang menyebabkan penyakit anemia hemolitik, talasemia, atau anemia sel bulan sabit.
  • Penyakit kuning, yaitu penyakit akibat adanya penumpukan bilirubin dalam darah secara berlebihan sehingga membuat warna kulit dan mata berubah jadi berwarna kuning.
  • Gangguan pada hati, seperti kanker hati atau sirosis hati yang menyebabkan kerusakan organ hati dan terbentuknya jaringan parut.
  • Infeksi atau penyumbatan saluran pankreas yang membuat empedu tidak bisa mengalir dengan baik.
  • Batu empedu, yaitu empedu yang mengkristal, berubah menjadi seperti bati, dan mengendap di saluran empedu sehingga menghambat aliran cairan empedu.
  • Leptospirosis, infeksi akibat dari bakteri leptospira juga memunculkan gejala mata kuning.
  • Kelelahan, kurang tidur, akibat kekurangan vitamin A dan vitamin B12.
  • Infeksi akibat penyakit hepatitis, seperti hepatitis C menunjukkan gejala berupa mata kuning.
  • Kondisi penyakit malaria yang sudah parah di mana penderitanya mengalami kekurangan sel darah merah, pasti akan menderita anemia, yang ditandai dengan mata kuning, gangguan ginjal, bahkan bisa mengalami kejang.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Mata Kuning?

Ketika mendapati mata Anda berwarna kuning dan berlangsung selama beberapa hari, kemudian diikuti berbagai gejala tambahan, mulai dari mual, nyeri perut, hingga rasa tak nyaman lainnya, segera periksa diri Anda ke dokter.

Ingat, mata kuning bisa menjadi pertanda adanya penyakit serius seperti yang sudah Anda baca pada penjelasan di atas.

Contohnya penyakit kuning, jika dibiarkan dan terlambat penanganannya, bisa mengancam jiwa lho. 

Setelah melakukan pemeriksaan menyeluruh atas kondisi yang Anda alami dan sudah menegakkan diagnosis, berikut beberapa penanganan dan pengobatan mata kuning berdasarkan penyebabnya:

1. Masalah Hati

Jika penyebab mata kuning karena adanya gangguan atau masalah pada organ hati, maka dokter akan melakukan pemeriksaan mendalam terlebih dahulu untuk tahu secara spesifik penyakit yang Anda derita.

Pemberian suplemen pendukung, seperti vitamin B kompleks dan antioksidan bisa jadi akan diberikan untuk membantu pemulihan sel hati. 

Sementara kalau terdeteksi ada virus hepatitis, maka dokter akan melakukan pengobatan tertentu bergantung pada jenis virusnya.

Bagaimana kalau terjadi kasus kerusakan hati yang parah, misalnya karena sirosis hati atau kanker hati? Maka penanganan dan pengobatan terakhir yang bisa dilakukan adalah transplantasi hati.

2. Gangguan Saluran Empedu & Batu Empedu

Jika mata Anda berwarna kekuningan untuk beberapa waktu, bahkan sudah istirahat pun warna kuning pada sklera (bagian putih mata tidak hilang). 

Maka dokter bisa saja menyarankan untuk melakukan pemasangan stent untuk mengatasi penyumbatan saluran empedu atau operasi pengangkatan batu empedu. 

3. Anemia Hemolitik

Penanganan dan pengobatan untuk mengatasi mata kuning bisa juga dengan menjalani terapi imunosupresan untuk menekan sistem kekebalan yang menyerang sel darah merah. Atau jika karena anemia berat dan kalau diperlukan maka transfusi darah bisa Anda lakukan.

Pada akhirnya, mencegah lebih baik daripada mengobati, kan? Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan mata secara konsisten dan berkesinambungan setiap hari. Anda bisa menerapkan beberapa tips di bawah ini.

Tips Menjaga Kesehatan Mata dan Organ Terkait

1. Konsumsi Makanan Kaya Nutrisi

Tubuh membutuhkan berbagai nutrisi penting untuk menjaga kesehatan mata dan organ internal. 

Konsumsi sayuran hijau dan buah yang kaya antioksidan sangat penting untuk melindungi sel-sel mata dari kerusakan. 

Selain itu, utamakan pula mengonsumsi protein yang berkualitas, misalnya dari telur, susu, maupun daging merah untuk regenerasi sel dan perbaikan jaringan.

Jangan lupa penuhi sumber energi melalui konsumsi karbohidrat kompleks, dan tetap batasi mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan gula yang dapat mempengaruhi kesehatan metabolisme tubuh secara keseluruhan.

2. Hindari Paparan Zat Berbahaya

Pembatasan konsumsi alkohol sangat penting karena dapat mempengaruhi fungsi hati dalam memproses bilirubin. 

Hindari paparan asap rokok, baik sebagai perokok aktif maupun pasif, karena dapat merusak sel-sel tubuh termasuk mata.

Dalam lingkungan kerja, penting untuk selalu waspada terhadap paparan bahan kimia berbahaya dan menggunakan alat pelindung yang sesuai saat bekerja dengan zat-zat beracun.

3. Batasi Penggunaan Gadget

Penggunaan gadget yang bijak menjadi hal krusial di era digital ini. Penerapan aturan 20-20-20 sangat direkomendasikan, di mana setiap 20 menit bekerja dengan gadget, perlu mengalihkan pandangan ke objek sejauh 20 kaki selama 20 detik.

Penggunaan filter cahaya biru pada perangkat elektronik dapat membantu mengurangi ketegangan mata. 

Pengaturan kecerahan layar yang sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar juga penting untuk mengurangi kelelahan mata. 

Menjaga jarak pandang yang tepat saat menggunakan perangkat digital membantu mencegah ketegangan berlebih pada mata.

4. Jaga Kebersihan Mata

Pembersihan area mata secara teratur dengan air bersih sangat penting untuk mencegah infeksi. Hindari kebiasaan mengucek mata karena dapat menyebabkan iritasi dan meningkatkan risiko infeksi. 

Penggunaan air bersih untuk membersihkan mata harus menjadi prioritas, dan jangan lupa untuk rutin mengganti handuk serta sprei yang dapat menjadi sarang bakteri dan debu yang mengganggu kesehatan mata.

5. Rutin Berolahraga

Olahraga minimal 30 menit setiap hari membantu melancarkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh, termasuk mata dan organ-organ vital lainnya. 

Pemilihan jenis olahraga harus disesuaikan dengan kondisi tubuh untuk menghindari cedera. Konsistensi dalam berolahraga lebih penting daripada intensitas yang tinggi namun tidak teratur. 

Kombinasikan rutinitas olahraga dengan latihan peregangan mata sederhana untuk memaksimalkan manfaat bagi kesehatan mata. 

Gerakan-gerakan mata ringan seperti memutar bola mata atau memfokuskan pandangan pada objek dengan jarak berbeda dapat membantu mengurangi ketegangan pada otot mata.

Penutup

Mata kuning bukan hanya masalah kelelahan semata, melainkan dapat menjadi indikator berbagai kondisi kesehatan yang memerlukan perhatian medis. 

Pemahaman yang baik tentang penyebab dan gejalanya akan membantu dalam mengambil tindakan yang tepat untuk menjaga kesehatan.

Benarkah Mata Kuning Karena Kelelahan? Ini Penjelasan Medisnya

Artikel direview oleh dr. Eko Firdianto Karim, SpM (K)

Ketika mendapati bagian putih mata (sklera) berubah jadi berwarna kuning, banyak orang mengira mata kuning karena kelelahan atau kurang tidur. 

Padahal faktanya, mata kuning bisa jadi pertanda ada masalah kesehatan yang lebih serius lho. Yuk, kenali penyebab, gejala, dan cara mengatasi mata kuning pada penjelasan di bawah ini.

Kenapa Mata Bisa Berubah Warna Jadi Kuning?

Sklera atau bagian putih mata yang berubah warna menjadi kekuningan, bisa terjadi karena adanya penumpukan bilirubin dalam darah. Bilirubin adalah zat yang berasal dari pemecahan sel darah merah. 

Biasanya, hati akan memproses bilirubin dan mengubahnya menjadi cairan empedu, yang kemudian dikeluarkan melalui sistem pencernaan.

Sayangnya dalam kondisi ini, hati tidak bekerja dengan baik, sehingga bilirubin menumpuk dan menyebabkan perubahan warna pada mata. Kondisi ini dikenal juga dengan sebutan ikterus atau jaundice.

Benarkah Mata Kuning Karena Kelelahan?

Kelelahan tubuh yang berlebihan memang bisa memengaruhi kesehatan mata dalam berbagai cara. 

Umumnya gejala yang akan Anda rasakan, seperti mata terasa berat dan berair diikuti dengan penglihatan yang menjadi kabur. Dalam kondisi lain, mata bisa saja terasa kering, gatal, dan jadi lebih sensitif terhadap cahaya.

Namun, perubahan warna mata menjadi kuning biasanya bukan disebabkan kelelahan semata, melainkan indikasi adanya masalah kesehatan yang patut Anda waspadai.

Penyebab Umum Mata Kuning

Mata berwarna kekuningan bisa disebabkan banyak faktor, mulai dari gangguan pada hati, seperti penyakit darah (anemia, thalasemia), penyakit hepatitis, sirosis hati, hingga adanya masalah pada empedu. Berikut penjelasannya:

1. Gangguan pada Hati

Penyakit atau masalah kesehatan yang paling sering memunculkan gejala berupa mata berwarna kuning adalah gangguan pada hati.

Anda pasti sudah tahu, kan, kalau hati merupakan organ penting di dalam tubuh manusia yang membantu memecah zat beracun dalam tubuh.

Saat hati tidak berfungsi optimal, pigmen kuning yang disebut bilirubin menumpuk dalam darah dan akhirnya membuat bagian putih mata (sklera) tampak kuning.

Menurut Healthline, penyakit seperti hepatitis, sirosis, dan perlemakan hati bisa mengganggu proses ini. 

Hepatitis, misalnya, merupakan infeksi virus yang merusak sel-sel hati, sehingga mengurangi kemampuannya dalam menyaring bilirubin dari darah. 

Jika Anda mengalami mata kuning, kemudian diikuti dengan munculnya gejala lain, seperti kelelahan ekstrim atau nyeri di area perut, ada baiknya segera periksa ke dokter.

2. Gangguan pada Kantong Empedu

Kantong empedu bertugas membantu proses pencernaan lemak dan menyalurkan empedu dari hati ke usus. Jika kantong empedu mengalami masalah seperti batu empedu atau peradangan, aliran empedu menjadi tersumbat. 

Akibatnya, bilirubin menumpuk di tubuh, menyebabkan mata menjadi kuning. WebMD menyebutkan penyebab munculnya batu empedu karena pola makan tinggi lemak dan kolesterol, serta gaya hidup kurang gerak. 

Anda mengalami mata berubah warna kekuningan, lalu ada gejala lain yang menyertai, seperti mual atau nyeri pada perut kanan atas, bisa jadi ada masalah dengan kantong empedu Anda. Lebih baik segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.

3. Penyakit Darah

Gangguan atau penyakit darah, misalnya anemia hemolitik dan talasemia, bisa juga memunculkan gejala mata kuning. 

Kondisi ini terjadi saat sel darah merah rusak lebih cepat dari seharusnya dan dikenal dengan istilah hemolisis.

Ketika sel darah merah hancur, bilirubin terbentuk sebagai produk sampingan. Jika produksi bilirubin tidak dapat diproses dengan baik oleh hati, maka mata bisa terlihat kuning. 

Bahkan menurut Brimhall Eye Center, selain mata kuning ada gejala tambahan lain yang juga muncul, seperti kulit pucat dan kelelahan.

4. Konsumsi Obat-obatan Tertentu

Beberapa obat, seperti antibiotik, obat anti inflamasi, atau pil KB bisa menyebabkan mata kuning sebagai efek samping. 

Hal ini terjadi karena obat-obatan tersebut dapat memengaruhi fungsi hati dan menyebabkan penumpukan bilirubin. 

Jika Anda mengonsumsi obat dalam jangka panjang dan melihat perubahan pada warna mata, lebih baik segera saja berkonsultasi ke dokter ya. 

5. Penyakit Kuning pada Bayi Baru Lahir

Sebagian besar bayi mengalami jaundice karena hati mereka belum sepenuhnya berkembang untuk memproses bilirubin dengan efisien. 

Namun, jaundice pada bayi biasanya hilang dengan sendirinya seiring perkembangan organ hati mereka.

Gejala yang Menyertai Mata Kuning

1. Kelelahan Berlebihan

Mata kuning sering dikaitkan dengan kondisi tubuh yang super lelah, memang umumnya gejala tambahan yang menyertakan mata kuning adalah kelelahan yang teramat sangat. 

Di saat yang sama, Anda juga mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi, bahkan melakukan aktivitas ringan saja juga terasa melelahkan akibat ketidakseimbangan sistem metabolisme.

2. Gatal pada Kulit

Gatal bisa terjadi di seluruh tubuh dan cenderung memburuk di malam hari akibat penumpukan bilirubin di jaringan kulit. Menggaruk area yang gatal tidak menyelesaikan masalah dan bisa menyebabkan iritasi kulit.

3. Urin Berwarna Gelap

Urin berubah warna menjadi coklat tua atau seperti teh pekat. Perubahan warna ini terjadi karena kadar bilirubin yang tinggi dalam darah dikeluarkan melalui ginjal. Kondisi ini sering disertai dengan frekuensi buang air kecil yang berubah.

4. Feses Berwarna Pucat

Karena adanya gangguan pada sistem pembuatan bilirubin melalui saluran pencernaan, menyebabkan feses berubah warna seperti warna tanah liat atau pucat karena kurangnya pigmen empedu. 

5. Nyeri Perut

Rasa sakit atau tidak nyaman di area perut, terutama di bagian kanan atas. Nyeri bisa bersifat ringan, bisa pula berat, dan terkadang muncul setelah makan.

6. Kehilangan Nafsu Makan

Semua gejala di atas biasanya diikuti dengan penurunan berat badan akibat selera makan hilang, sering mual, dan sensasi cepat kenyang. 

Diagnosis dan Pemeriksaan

Cara terbaik yang bisa Anda lakukan ketika mendapati mata kuning diikuti semua gejala yang sudah dijelaskan di atas adalah sesegera mungkin memeriksakan diri ke dokter.

Biasanya, dokter akan terlebih dahulu memeriksa warna mata, kulit, dan organ tubuh, termasuk melakukan palpasi perut untuk mendeteksi pembesaran hati atau kelainan lainnya.

Jika diperlukan maka dokter juga akan menyarankan Anda untuk melakukan beberapa pemeriksaan berikut:

  • Tes darah untuk memeriksa fungsi hati, kadar bilirubin, enzim hati, dan tes untuk hepatitis. Hasil tes akan memberikan gambaran detail tentang kondisi sistem metabolisme tubuh.
  • Melakukan USG atau CT Scan untuk mendeteksi ada tidaknya batu empedu, sekaligus memeriksa kondisi hati dan saluran empedu.
  • Biopsi hati adalah proses pemeriksaan mikroskopis dengan pengambilan sampel jaringan hati untuk mengidentifikasi ada tidaknya kerusakan hati.
  • Tes hepatitis, mulai dari hepatitis A hingga hepatitis E untuk mendeteksi ada tidaknya virus hepatitis yang umumnya menjadi penyebab mata kuning.

Dari seluruh penjelasan di artikel ini bisa disimpulkan kalau mata kuning karena kelelahan bisa saja terjadi dan menjadi indikasi adanya masalah kesehatan lain yang lebih serius. Artinya, saat mendapati mata Anda berwarna kekuningan dan berlangsung dalam beberapa hari, ada baiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Apa Itu Smooth Incision Lasik, Manfaat, dan Prosedurnya?

Artikel direview oleh dr. Muhammad Edrial, SpM (K)

Smooth Incision Lasik adalah salah satu inovasi terbaru dalam bedah refraksi mata. Jika sebelumnya prosedur Lasik atau Laser Assisted in Situ Keratomileusis populer sebagai solusi untuk mengoreksi gangguan penglihatan, Smooth Incision Lasik pun sebenarnya sama. 

Perbedaannya terletak pada kenyamanan pasien selama prosedur, tingkat keamanan, waktu pemulihan, serta hasil yang lebih presisi dan aman.

Apakah Anda penasaran tentang apa itu Smooth Incision Lasik dan bagaimana prosedur ini dapat membantu Anda mendapatkan penglihatan yang lebih baik? Yuk, kita bahas lebih dalam tentang manfaat dan prosesnya.

Apa Itu Smooth Incision Lasik?

Smooth Incision Lasik adalah metode terbaru dalam prosedur LASIK yang menggunakan teknologi laser canggih untuk membuat sayatan (incision) pada kornea, termasuk dalam membuat flap (lapisan tipis) di kornea.

Serupa dengan metode Lasik lainnya, Smooth Incision Lasik juga berguna untuk memperbaiki kelainan refraksi, seperti miopia (rabun jauh), hiperopia (rabun dekat), dan astigmatisme. Namun ada perbedaannya, yaitu terletak pada proses dan alat yang digunakan.

Dalam prosedur Lasik konvensional, sayatan dilakukan menggunakan microkeratome, yaitu alat mekanis untuk membuat flap atau lapisan tipis pada kornea. 

Sedangkan dalam Smooth Incision LASIK, pembuatan flap menggunakan laser femtosecond, sehingga hasilnya lebih presisi dengan bagian tepi lebih rata. 

Selain lebih aman dan mampu memberikan kenyamanan bagi pasien dalam proses operasi mata, keunggulan lain metode Smooth Incision Lasik mampu meminimalkan trauma pada jaringan mata, mengurangi rasa tidak nyaman setelah prosedur, dan mempercepat waktu pemulihan.

Pasien biasanya dapat kembali beraktivitas normal hanya dalam beberapa hari. Ini tentunya sangat cocok bagi Anda yang memiliki gaya hidup aktif dan tidak mau (tidak bisa) meninggalkan pekerjaan lama-lama.

Manfaat Smooth Incision Lasik

Sebagai prosedur Lasik yang lebih canggih, Smooth Incision Lasik memiliki berbagai manfaat yang menjadikannya pilihan yang lebih baik dibandingkan metode konvensional. 

Beberapa manfaat tersebut meliputi:

1. Pemulihan yang Lebih Cepat

Salah satu keunggulan utama dari Smooth Incision Lasik adalah waktu pemulihan yang lebih cepat dibandingkan dengan metode konvensional. 

Hal ini karena sayatan yang dilakukan dalam proses pembuatan flap lebih halus, presisi, dan minim trauma, sehingga kornea dapat sembuh lebih cepat.

Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan oleh American Academy of Ophthalmology, pemulihan visual pada metode ini lebih cepat dibandingkan Lasik konvensional.

Pasien biasanya bisa melihat hasilnya dalam hitungan jam, bahkan bisa kembali beraktivitas ringan dalam 24 hingga 48 jam setelah prosedur operasi.

2. Risiko Komplikasi Lebih Rendah

Penggunaan laser dalam membuat sayatan mengurangi risiko komplikasi, seperti flap yang tidak rapi atau ketidaksempurnaan lainnya yang mungkin terjadi pada prosedur menggunakan microkeratome

Sementara Laser femtosecond yang digunakan dalam Smooth Incision Lasik dapat menghasilkan potongan yang lebih akurat, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi atau iritasi pascaoperasi.

3. Tingkat Presisi yang Lebih Tinggi

Dengan menggunakan laser femtosecond, Smooth Incision Lasik mampu menciptakan flap kornea dengan ketebalan yang konsisten. 

Hal ini mengurangi risiko komplikasi serta jadi lebih akurat dalam memperbaiki kelainan refraksi. Ini berlaku bagi Anda yang menderita miopia (rabun jauh), hipermetropi (rabun dekat), dan astigmatisme.

4. Tingkat Kenyamanan Pasien Lebih Baik

Dengan teknologi laser yang lebih halus, Anda sebagai pasien akan merasakan lebih sedikit ketidaknyamanan selama dan setelah prosedur. 

Teknologi ini juga mengurangi risiko munculnya efek samping, seperti mata kering yang sering dikeluhkan oleh pasien Lasik konvensional. 

Ada studi yang dipublikasikan di jurnal Ophthalmology sudah membuktikan kalau pasien yang menjalani Smooth Incision Lasik memiliki tingkat kenyamanan yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang menjalani metode konvensional.

5. Minim Rasa Sakit

Ini nih manfaat yang paling penting di mana pasien tidak akan merasakan sakit selama proses operasi mata. 

Prosedur Smooth Incision Lasik hanya menyebabkan sedikit sensasi tidak nyaman pada mata setelah prosedur, yang akan mereda dalam beberapa jam.

Apakah Prosedur Smooth Incision Lasik Sama Dengan Silk Elita?

Smooth Incision Lasik memang sama dengan Elita Silk karena menggunakan laser femtosecond yang menghasilkan pulsa laser ultrashort. Sinar laser ini akan menginduksi sayatan dalam skala mikron pada jaringan target melalui foto disrupsi.

Insisi kecil dan sangat halus melalui epitel kornea untuk pengangkatan lentikel selama prosedur Lasik menghasilkan lebih sedikit cacat epitel, minim rasa sakit, dan penyembuhan luka yang lebih cepat.

Bahkan dalam penjelasan di situs National Library of Medicine disebutkan efek samping mata kering pasca operasi juga lebih sedikit dengan zona optik fungsional pascaoperasi yang lebih besar dibandingkan dengan prosedur bedah refraktif kornea lainnya.

Prosedur Smooth Incision Lasik

Meskipun sudah banyak penjelasan mengenai prosedur operasi Lasik mata yang bisa Anda temukan di dalam website IEC Eye Care ini, tak ada salahnya Anda membaca juga versi singkat prosedur Smooth Incision Lasik berikut ini:

  • Anda akan menjalani sesi konsultasi dengan dokter mata, kemudian dokter melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan Anda adalah kandidat yang tepat untuk menjalani prosedur Lasik.
  • Jika sudah pasti kondisi Anda memungkinkan menjalani prosedur Silk Lasik, maka persiapan pun dilakukan.
  • Pada hari operasi, dokter akan memberikan tetes mata anestesi terlebih dahulu sehingga Anda tetap merasa nyaman selama prosedur Smooth Incision Lasik.
  • Pemasangan alat penahan kelopak mata untuk memastikan mata tetap terbuka.
  • Dokter menggunakan laser femtosecond untuk membuat flap pada kornea.
  • Flap diangkat agar dokter mendapat akses ke lapisan kornea yang lebih dalam.
  • Setelah flap diangkat, laser excimer digunakan untuk membentuk kembali permukaan kornea sesuai dengan kelainan refraksi yang dimiliki pasien. Proses ini hanya memakan waktu beberapa detik, tergantung pada tingkat koreksi yang dibutuhkan.
  • Setelah pembentukan kornea selesai, flap yang telah diangkat tadi ditempatkan kembali ke posisi semula tanpa perlu jahitan.
  • Flap akan melekat secara alami dalam beberapa menit karena daya hisap alami kornea. 
  • Pasien kemudian akan diminta untuk beristirahat dan menghindari aktivitas yang dapat mempengaruhi proses penyembuhan.

Smooth Incision Lasik adalah inovasi terbaru dalam dunia operasi mata yang menawarkan hasil lebih baik dalam hal kenyamanan dan pemulihan. Istilah medis lainnya untuk prosedur ini adalah Silk Elita atau Elita Silk. 

Setelah mengetahui apa itu Smooth Incision Lasik, manfaat, dan prosedurnya, tinggal Anda yang mengambil keputusan akan menjalani prosedur Lasik mata ini atau tidak. Jika perlu berkonsultasilah dulu dengan dokter mata profesional, misalnya dengan berkunjung ke klinik mata IEC Eye Care.

Mitos dan Fakta Seputar Kacamata Hitam & Tips Memilih Kacamata yang Tepat

Artikel direview oleh dr. Eko Firdianto Karim, SpM (K)

Banyak orang beranggapan kalau penggunaan kacamata hitam hanya saat cuaca cerah di musim panas atau ketika sedang berada di bawah terik matahari saja. 

Padahal faktanya tidaklah demikian. Banyak referensi dan ahli mata yang merekomendasikan penggunaan kacamata hitam dalam banyak kondisi, bahkan saat cuaca berawan.

Untuk mendapatkan penjelasan lengkapnya, cek dulu mitos dan fakta tentang kacamata hitam, kapan harus menggunakan kacamata hitam, dan tips memilih kacamata hitam yang tepat di artikel ini!

Mitos dan Fakta Seputar Kacamata Hitam

Ada beberapa mitos yang beredar di masyarakat tentang kacamata hitam. Mari kita luruskan beberapa di antaranya:

Mitos 1: Kacamata Hitam Mahal Pasti Lebih Baik

Faktanya, harga kacamata hitam yang mahal tidak selalu menjamin perlindungan UV yang lebih baik. 

Artinya ketika Anda memutuskan membeli kacamata hitam berharga mahal, tetap pastikan kacamata tersebut memiliki perlindungan UV 100%.

Mitos 2: Kacamata Hitam Hanya untuk Cuaca Cerah

Nah, ini nih pembahasan yang berkaitan dengan pembukaan artikel ini. Karena memang ada banyak orang yang menganggap kacamata hitam itu hanya digunakan ketika sedang berada di cuaca terik.

Padahal kenyataannya, ketika Anda sedang berjalan di luar ruangan dengan cuaca di atas kepala Anda berawan, tetap ada sinar UV yang kuat dan bisa mengenai mata Anda lho. 

Itulah sebabnya, penggunaan kacamata hitam seharusnya ya digunakan sepanjang tahun, terutama saat Anda berada di luar ruangan.

Mitos 3: Lensa Lebih Gelap Sudah Ada Perlindungan UV

Anggapan kalau kacamata hitam yang lensanya lebih gelap sudah ada perlindungan UV, itu hanya mitos ya. 

Kenyataannya, tingkat kegelapan lensa tidak berhubungan dengan tingkat perlindungan UV.

Lensa yang jernih pun sudah banyak yang bisa memberikan perlindungan UV 100% jika dilapisi dengan benar.

Mitos 4: Anak-anak Tidak Perlu Pakai Kacamata Hitam

Faktanya, anak-anak justru paling rentan mengalami kerusakan mata akibat sinar UV karena lensa mata mereka lebih jernih. 

Oleh karena itu, anak-anak juga perlu menggunakan kacamata hitam saat beraktivitas di luar ruangan.

Kapan Harus Menggunakan Kacamata Hitam?

Maka berdasarkan penjelasan tentang mitos dan fakta, bisa disimpulkan waktu yang tepat untuk menggunakan kacamata hitam adalah sebagai berikut:

  • Ketika banyak beraktivitas di luar ruangan, terutama antara pukul 10 pagi hingga 2 siang. Pada waktu ini, intensitas sinar UV paling tinggi dibandingkan jam lainnya.
  • Berwisata ke tempat yang berada di dekat air, salju atau pasir, seperti ke pantai, berada di pinggir kolam renang, pergi ke daerah bersalju, dan tempat sejenis lainnya, lebih baik menggunakan kacamata hitam.
  • Saat berada di ketinggian, misalnya beraktivitas di perbukitan, di lereng gunung, atau saat berada di atas gedung yang tinggi. Misalnya Anda sedang berada di rooftop pada siang hari, maka lebih baik mengenakan kacamata hitam. Sebab, intensitas sinar UV meningkat seiring bertambahnya ketinggian.
  • Saat mengemudi, untuk mengurangi silau dan meningkatkan keamanan berkendara.
  • Pada saat mengonsumsi obat-obatan tertentu yang meningkatkan sensitivitas mata terhadap cahaya.

Tips Memilih Kacamata Hitam yang Tepat

Memilih kacamata hitam yang tepat tidak hanya tentang gaya, tetapi juga tentang perlindungan optimal bagi mata. Berikut beberapa tips memilih kacamata hitam yang bagus:

  1. Pastikan memiliki perlindungan UV 100% atau UV 400.
  2. Pilih ukuran yang cukup besar untuk menutupi seluruh area mata, termasuk bagian samping.
  3. Pertimbangkan gaya wrap-around untuk perlindungan maksimal.
  4. Pilih lensa polarisasi jika sering beraktivitas di dekat air atau salju.
  5. Sesuaikan warna lensa dengan kebutuhan. Lensa coklat atau amber meningkatkan kontras dan baik untuk mengemudi, sedangkan lensa abu-abu netral memberikan persepsi warna yang akurat.
  6. Jika menggunakan kacamata yang diresepkan dokter, pertimbangkan membuat kacamata hitam sesuai resep dokter atau gunakan clip-on.
  7. Untuk anak-anak, pilih bahan yang tahan benturan seperti polikarbonat.

Selain itu, Anda juga bisa memilih lensa kacamata hitam anti radiasi yang photochromic. Lensa kacamata hitam ini dapat berubah menjadi hitam atau abu-abu secara otomatis ketika Anda berada di luar ruangan. Lalu ketika Anda kembali ke dalam ruangan, lensanya akan kembali bening.

Demikian penjelasan tentang mitos dan fakta berkaitan dengan kacamata hitam yang wajib Anda tahu. Selain itu, Anda juga sudah mendapatkan panduan mengenai cara memilih kacamata hitam yang tepat. 

Semoga selanjutnya, Anda bisa menemukan kacamata hitam yang sesuai kebutuhan serta menggunakannya secara rutin demi menjaga kesehatan mata.

Jenis dan Manfaat Kacamata Hitam Bagi Kesehatan Mata

Artikel direview oleh dr. Eko Firdianto Karim, SpM (K)

Kacamata hitam seringkali dianggap hanya sebagai aksesori fashion semata. Namun, tahukah Anda bahwa kacamata hitam memiliki banyak manfaat penting bagi kesehatan mata? 

Cari tahu, yuk, berbagai jenis kacamata hitam dan manfaatnya bagi kesehatan mata berdasarkan penelitian terkini.

Pentingnya Melindungi Mata dari Sinar UV 

Sinar ultraviolet (UV) dari matahari dapat sangat berbahaya bagi kesehatan mata jika terpapar dalam jangka panjang. 

Menurut penelitian yang dilaporkan oleh Met Office UK, mata 10 kali lebih sensitif terhadap sinar UV dibandingkan kulit. Paparan berlebihan terhadap sinar UV dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan mata, seperti:

  • Katarak.
  • Kerusakan retina.
  • Degenerasi makula.
  • Pterygium (pertumbuhan jaringan abnormal pada mata).
  • Kanker mata.

Oleh karena itu, melindungi mata dari sinar UV adalah hal yang sangat penting. Kacamata hitam merupakan cara termudah dan paling efektif untuk melindungi mata dari bahaya sinar UV.

Jenis-Jenis Kacamata Hitam Berdasarkan Perlindungan UV

Tidak semua kacamata hitam memberikan perlindungan UV yang sama. Berikut beberapa jenis kacamata hitam berdasarkan tingkat perlindungan UV-nya:

1. Kacamata Hitam dengan Perlindungan UV 100%

Ini adalah jenis kacamata hitam yang paling direkomendasikan. Kacamata jenis ini mampu memblokir 99- 100% sinar UV, baik UVA maupun UVB. 

Saat membeli kacamata hitam, pastikan untuk memilih yang berlabel “100% protection against both UVA and UVB” atau “100% UV 400 protection”.

2. Kacamata Hitam dengan Perlindungan UV Parsial

Beberapa kacamata hitam hanya memberikan perlindungan parsial terhadap sinar UV. Misalnya, ada yang hanya memblokir UVB, tetapi tidak UVA, atau sebaliknya. Kacamata jenis ini kurang optimal dalam melindungi mata.

3. Kacamata Hitam Tanpa Perlindungan UV

Hati-hati, beberapa kacamata hitam murah mungkin tidak memiliki perlindungan UV sama sekali. 

Kacamata jenis ini justru berbahaya karena lensa gelapnya membuat pupil melebar, sehingga lebih banyak sinar UV yang masuk ke mata.

Jenis-Jenis Kacamata Hitam Berdasarkan Fitur Lensa

Selain perlindungan UV, ada beberapa fitur lensa yang perlu diperhatikan saat memilih kacamata hitam:

1. Lensa Polarisasi

Lensa polarisasi dapat mengurangi silau yang disebabkan oleh cahaya yang terpantul dari permukaan datar seperti air, salju, atau aspal. Ini sangat berguna saat mengemudi atau melakukan aktivitas di luar ruangan. 

Namun perlu diingat, polarisasi tidak berhubungan dengan perlindungan UV. Pastikan kacamata polarisasi juga memiliki perlindungan UV 100%.

2. Lensa Fotokromik

Lensa fotokromik dapat berubah warna secara otomatis tergantung intensitas cahaya. 

Di tempat terang, lensa akan menggelap, sedangkan di tempat yang lebih redup, lensa akan menjadi lebih terang. Ini memberikan fleksibilitas penggunaan di berbagai kondisi pencahayaan.

3. Lensa Gradien

Lensa gradien memiliki tingkat kegelapan yang bervariasi dari atas ke bawah. Ada dua jenis:

  • Single gradient, yaitu lensa kacamata yang lebih gelap di bagian atas dan lebih terang di bagian bawah. Kacamata jenis ini cocok Anda gunakan kalau sering mengemudi, karena bisa mengurangi silau dari langit tanpa menghalangi pandangan ke dashboard.
  • Double gradient, adalah kacamata yang gelap di bagian atas dan bawah, namun lebih terang di tengah. Anda bisa menggunakan jenis kacamata ini ketika beraktivitas di pantai atau area bersalju.

4. Lensa Cermin

Lensa cermin memiliki lapisan reflektif tipis yang dapat mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke mata. Namun, tidak semua lensa cermin memberikan perlindungan UV yang memadai, jadi ada baiknya Anda tetap perlu memperhatikan label perlindungan UV-nya.

5. Lensa Impact-Resistant

Lensa jenis ini lebih tahan terhadap benturan dibandingkan lensa kaca biasa. Cocok untuk aktivitas olahraga atau pekerjaan yang berisiko tinggi. Lensa polikarbonat adalah salah satu jenis lensa impact-resistant yang populer.

Manfaat Kacamata Hitam bagi Kesehatan Mata

Penggunaan kacamata hitam secara teratur memberikan berbagai manfaat bagi kesehatan mata:

1. Melindungi dari Sinar UV

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, ini adalah manfaat utama kacamata hitam. Perlindungan dari sinar UV dapat mencegah berbagai masalah kesehatan mata jangka panjang.

2. Mengurangi Kelelahan Mata

Cahaya matahari yang terlalu terang dapat menyebabkan kelelahan mata, terutama saat beraktivitas di luar ruangan dalam waktu lama. Kacamata hitam membantu mengurangi intensitas cahaya yang masuk ke mata, sehingga mengurangi kelelahan.

3. Mencegah Sakit Kepala dan Migrain

Bagi sebagian orang, cahaya matahari yang terlalu terang dapat memicu sakit kepala atau migrain. Penggunaan kacamata hitam dapat membantu mencegah hal ini.

4. Melindungi dari Angin dan Debu

Selain melindungi dari sinar UV, kacamata hitam juga berfungsi sebagai penghalang fisik yang melindungi mata dari angin, debu, dan partikel-partikel kecil lainnya yang dapat mengiritasi mata.

5. Membantu Pemulihan Pasca Operasi Mata

Bagi pasien yang baru menjalani operasi mata seperti LASIK atau operasi katarak, kacamata hitam sangat dianjurkan untuk melindungi mata selama proses pemulihan.

6. Mencegah Penuaan Dini di Sekitar Mata

Kulit di sekitar mata sangat tipis dan rentan terhadap kerusakan akibat sinar UV. Kacamata hitam membantu melindungi area ini, sehingga mencegah kerutan dan tanda-tanda penuaan dini.

Kacamata hitam bukan sekadar aksesori fashion, tetapi juga alat penting untuk menjaga kesehatan mata. Untuk itu, pastikan Anda memilih kacamata hitam yang tepat, mampu melindungi mata dari sinar UV, dan menggunakannya secara teratur.

Yuk, Kenali Penyebab Mata Merah: Penyebab Umum, Peradangan, atau Karena Cedera

Yuk, Kenali Penyebab Mata Merah: Penyebab Umum, Peradangan, atau Karena Cedera

Artikel direview oleh dr. Nelandriani Yudapratiwi, SpM

Pernahkah Anda memperhatikan mata Anda menjadi merah dan bertanya-tanya ada apa? Mata merah bisa membuat khawatir, tetapi sebenarnya tidak selalu menandakan hal yang serius.

Artikel ini akan membantu Anda memahami apa yang menyebabkan mata merah, apakah karena penyebab umum, akibat adanya peradangan, atau karena cedera. Yuk, baca artikelnya sampai selesai.

Penyebab Utama Mata Merah

Mata merah merupakan kondisi yang kompleks dengan berbagai faktor penyebab. Setiap penyebab memiliki mekanisme dan karakteristik yang berbeda. Faktor-faktor ini dapat berasal dari lingkungan eksternal, kondisi kesehatan internal, atau interaksi antara keduanya.

Ketika mata menjadi merah, sebenarnya sedang terjadi proses yang melibatkan sistem pertahanan tubuh. 

Pembuluh darah di sekitar mata melebar, meningkatkan aliran darah ke area tersebut sebagai respons terhadap rangsangan atau cedera.Berikut penyebab utama yang paling sering mengakibatkan mata merah:

1. Alergi

Alergi adalah salah satu penyebab tersering mata merah. Debu, serbuk sari, bulu binatang, atau polusi dapat memicu reaksi alergi yang membuat mata jadi memerah, gatal, dan berair. 

Ciri-ciri mata alergi, meliputi rasa gatal yang intens, mata berair berlebihan, pembengkakan ringan, hingga ada sensasi terbakar.

2. Sindrom Mata Kering

Mata Anda membutuhkan pelumasan yang tepat untuk tetap sehat. Ketika produksi air mata terganggu, mata akan menjadi kering, merah, dan tidak nyaman. Kondisi ini sering dialami oleh orang-orang yang masuk dalam kategori berikut: 

  • Orang yang sering bekerja di depan komputer sehingga frekuensi berkedip jadi kurang. Inilah yang menyebabkan lapisan air mata tidak terdistribusi dengan baik, mengakibatkan penguapan yang cepat, dan membuat mata jadi kering.
  • Pengguna lensa kontak juga rentan mengalami mata kering akibat penggunaan lensa kontak dalam waktu lama. Hal ini terjadi karena bahan lensa kontak menyerap cairan mata, mengurangi produksi air mata alami dan meningkatkan risiko sindrom mata kering. 
  • Wanita yang mengalami perubahan hormonal, memasuki periode menstruasi, kehamilan, dan menopause, mengalami ketidakseimbangan hormon yang mempengaruhi komposisi air mata. 
  • Penurunan estrogen khususnya dapat menurunkan produksi air mata dan mengubah kualitas lapisan air mata, membuat mata lebih rentan terhadap sindrom mata kering.

Mata Merah Akibat Peradangan

Konjungtivitis atau yang lebih dikenal sebagai mata merah jamak adalah peradangan pada selaput mata yang dapat disebabkan virus, bakteri atau bisa juga karena reaksi alergi.

Kondisi ini sangat menular, terutama jenis virus dan bakteri. Anda bisa menularkannya melalui kontak langsung atau berbagi barang pribadi. Nah beberapa penyebab peradangan yang juga bisa jadi penyebab mata merah, antara lain:

1. Bakteri Berlebih di Kelopak Mata

Permukaan kelopak mata normalnya memiliki mikrobioma yang seimbang. Namun, ketika keseimbangan bakteri terganggu, beberapa spesies bakteri dapat berkembang berlebihan.

Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes adalah contoh bakteri yang dapat menyebabkan peradangan jika jumlahnya tidak terkendali. 

Pertumbuhan berlebih ini memicu respons imun yang menyebabkan kemerahan, pembengkakan, dan iritasi pada kelopak mata. Faktor seperti kebersihan yang buruk, kondisi kulit, atau gangguan sistem kekebalan dapat mempercepat proliferasi bakteri berbahaya.

2. Tersumbatnya Kelenjar Minyak

Kelenjar meibom di tepi kelopak mata berperan kritis dalam memproduksi minyak yang melindungi lapisan air mata. Ketika kelenjar tersumbat, produksi minyak terganggu, menyebabkan penguapan air mata yang cepat dan iritasi permukaan mata. 

Penyumbatan dapat terjadi akibat penumpukan sel-sel mati, produksi minyak yang abnormal, atau kondisi kulit seperti dermatitis. 

3. Infestasi Tungau Mikro

Demodex folliculorum dan Demodex brevis adalah tungau mikroskopis yang secara alami hidup di folikel rambut dan kelenjar minyak wajah, termasuk di sekitar bulu mata. Dalam kondisi normal, populasi tungau ini terkendali. 

Namun, peningkatan signifikan jumlah tungau dapat menyebabkan kerusakan pada folikel rambut mata dan kelenjar minyak. Tungau ini memakan sel-sel mati dan minyak, meninggalkan kotoran dan memicu respons peradangan. 

Faktor sepert usia lanjut, gangguan sistem imun, atau kondisi kulit tertentu dapat meningkatkan populasi tungau, memperparah peradangan kelopak mata yang bisa memicu mata merah.

Cedera dan Iritasi Mata

Ketika mata mengalami cedera, pembuluh darah di sekitar area yang terluka akan melebar, meningkatkan aliran darah ke wilayah tersebut. Sistem imun mengirimkan sel-sel khusus untuk membantu proses perbaikan dan melawan potensi infeksi. Peningkatan aliran darah ini menyebabkan warna merah yang terlihat, sementara jaringan mata berupaya memulihkan diri.

Kompleksitas respons mata terhadap cedera melibatkan berbagai mekanisme biologis, termasuk pelepasan mediator inflamasi, aktivasi sel-sel kekebalan, dan proses regenerasi jaringan. 

Setiap jenis cedera dapat memicu respons yang berbeda, tergantung pada sifat dan tingkat kerusakan yang dialami. Misalnya karena gesekan benda asing, paparan bahan kimia, benturan ringan, hingga penggunaan lensa kontak yang tidak tepat

Mencegah mata Merah

Untuk melakukan pencegahan agar tidak mengalami mata merah, lakukan beberapa hal berikut:

  • Cuci tangan secara teratur.
  • Hindari mengucek mata.
  • Gunakan kacamata pelindung.
  • Istirahatkan mata dari layar elektronik.
  • Gunakan pelembab mata buatan.
  • Hindari asap rokok dan polusi.

Jangan abaikan tanda-tanda mata merah, tetapi juga jangan terlalu cepat panik. Sebagian besar kasus mata merah dapat diatasi dengan baik.

Kelopak Mata Bengkak Tapi Tidak Rasa Sakit. Mungkin Ini Sebabnya!

Artikel direview oleh dr. Hadi Prakoso Wreksoatmodjo, SpM(K)

Apakah Anda pernah mengalami kelopak mata yang bengkak namun tidak terasa sakit? Kondisi ini memang cukup umum terjadi dan bisa mempengaruhi penampilan serta kenyamanan Anda sehari-hari.

Pembengkakan kelopak mata terjadi ketika cairan menumpuk di jaringan tipis yang mengelilingi mata. Kondisi ini dapat muncul pada kelopak mata atas, bawah, atau keduanya. Meski terlihat mengkhawatirkan, seringkali pembengkakan tanpa rasa sakit ini tidak berbahaya dan dapat mereda dengan sendirinya dalam waktu 24-48 jam.

Mengapa Kelopak Mata Bisa Bengkak Tanpa Sakit?

Pembengkakan kelopak mata tanpa rasa sakit terjadi karena setiap tubuh manusia memiliki mekanisme pertahanan yang berbeda-beda. Secara umum yang dialami tubuh manusia, pembengkakan adalah respons protektif tubuh terhadap berbagai pemicu, seperti alergen atau sumbatan pada kelenjar. Sama seperti ketika kamu mengalami bengkak di bagian tubuh lain tanpa rasa sakit, kelopak mata juga bisa mengalami hal serupa.

Menariknya, kelopak mata memiliki struktur yang sangat kompleks dengan banyak kelenjar kecil yang bertugas memproduksi minyak untuk melubrikasi permukaan mata. Ketika salah satu atau beberapa kelenjar ini mengalami masalah, pembengkakan bisa terjadi secara bertahap tanpa menimbulkan rasa sakit yang signifikan.

1. Chalazion

Merupakan salah satu penyebab utama pembengkakan kelopak mata tanpa rasa sakit. Kondisi ini terjadi ketika kelenjar minyak (meibom) di kelopak mata tersumbat. Berbeda dengan stye yang menyakitkan, chalazion biasanya tidak menimbulkan rasa sakit dan lebih sering terjadi pada orang dewasa berusia 30-50 tahun.

2. Reaksi Alergi

Hal ini juga dapat memicu pembengkakan tanpa rasa sakit. Ketika tubuh terpapar alergen seperti serbuk sari atau debu, sistem kekebalan tubuh melepaskan histamin yang menyebabkan pembuluh darah membengkak. Hasilnya, mata menjadi bengkak dan gatal tanpa rasa sakit yang signifikan.

3. Blepharitis

Suatu kondisi peradangan pada kelopak mata, sering dialami oleh mereka yang memiliki kulit berminyak atau masalah kulit kronis. Meskipun kadang menimbulkan ketidaknyamanan, beberapa kasus blepharitis hanya menyebabkan pembengkakan tanpa rasa sakit berarti.

Mengatasi Pembengkakan Mata

1. Kompres Dingin

Bila kamu di rumah, kompres menjadi solusi pertama untuk mengatasi pembengkakan kelopak mata. Untuk pembengkakan umum, gunakan kompres dingin dengan handuk bersih yang dibasahi air dingin selama 10-15 menit. Khusus untuk chalazion, kompres hangat yang diterapkan 3-4 kali sehari selama 15 menit dapat membantu mengurai sumbatan.

2. Tidur Kepala Sedikit Tinggi

Posisi tidur juga berperan penting dalam mengurangi pembengkakan. Cobalah tidur dengan kepala sedikit ditinggikan untuk mencegah penumpukan cairan di area mata. Hindari tidur tengkurap karena posisi ini dapat memperparah pembengkakan.

3. Jaga Kebersihan

Kebersihan menjadi kunci utama dalam mencegah dan mengatasi pembengkakan kelopak mata. Selalu cuci tangan sebelum menyentuh area mata, dan gunakan sampo bayi atau pembersih mata khusus untuk membersihkan kelopak mata secara teratur.

4. Hindari Tidur dengan Lensa Kontak Masih di Mata

Pengguna lensa kontak perlu memberikan perhatian ekstra pada kebersihan mata mereka. Pastikan untuk membersihkan dan mengganti lensa kontak sesuai jadwal, serta hindari tidur dengan lensa kontak terpasang.

5. Kurangi Asupan Garam

Asupan garam berlebih dapat memicu retensi cairan yang menyebabkan pembengkakan. Kurangi konsumsi makanan tinggi sodium dan perbanyak minum air putih untuk menjaga hidrasi tubuh. Tidur yang cukup, sekitar 7-9 jam setiap malam, juga penting untuk mencegah mata bengkak.

6. Hindari Alkohol & Atasi Dehidrasi

Hindari konsumsi alkohol yang dapat meningkatkan dehidrasi dan pembengkakan. Sebagai gantinya, konsumsi makanan kaya nutrisi yang mendukung kesehatan mata seperti sayuran hijau, ikan berlemak, dan buah-buahan berwarna cerah.

7. Ganti Sarung Bantal

Ganti sarung bantal secara rutin untuk menghindari akumulasi debu dan alergen yang dapat memicu pembengkakan. Pertimbangkan juga untuk menggunakan pelembab udara jika udara di rumah Anda terlalu kering.

Meski kebanyakan kasus pembengkakan kelopak mata tanpa rasa sakit dapat membaik dengan perawatan di rumah, adakalanya Anda perlu berkonsultasi dengan dokter. 

Segera cari bantuan medis jika pembengkakan berlangsung lebih dari 48 jam, disertai demam atau nyeri, atau jika terjadi gangguan penglihatan.

Dokter mungkin merekomendasikan berbagai pengobatan tergantung pada penyebab pembengkakan. Mulai dari tetes mata antihistamin untuk kasus alergi hingga antibiotik untuk infeksi, atau bahkan suntikan kortikosteroid untuk kalazion yang membandel.

Butuh konsultasi lebih lanjut tentang kesehatan mata Anda? Jangan ragu untuk segera menghubungi dokter mata terdekat atau klinik kesehatan mata IEC Eye Care. Ingat, kesehatan mata Anda adalah investasi berharga untuk kualitas hidup yang lebih baik.