Operasi LASIK (Laser-Assisted In Situ Keratomileusis) telah merevolusi koreksi penglihatan, memberikan kebebasan dari kacamata dan lensa kontak bagi jutaan orang.
Namun, kesuksesan LASIK tidak hanya ditentukan oleh laser yang presisi saat operasi, melainkan oleh dua fase krusial, yaitu Pre LASIK (sebelum operasi) dan Post LASIK (setelah operasi). Kedua fase ini adalah bagian integral dari seluruh prosedur, yang memastikan pasien adalah kandidat yang aman dan mencapai hasil penglihatan yang optimal.
Istilah pre LASIK adalah keseluruhan proses evaluasi mendalam dan persiapan yang dilakukan oleh dokter mata untuk menentukan kelayakan pasien dan merencanakan prosedur laser yang spesifik. Sementara itu, Post LASIK adalah fase perawatan dan pemulihan pasca-operasi yang sangat penting untuk penyembuhan yang aman dan stabil.
Baca juga: Perbedaan LASIK dan Laser Mata, Apa Hubungan Keduanya?
Fase Pre LASIK: Penentu Kelayakan dan Akurasi

Sumber gambar: Canva
Fase pre LASIK adalah fondasi keselamatan dan akurasi operasi LASIK. Tanpa evaluasi yang cermat, risiko komplikasi seperti ektasia kornea atau koreksi yang tidak tepat akan meningkat. Itulah mengapa pasien harus menjalani serangkaian tes komprehensif.
Rangkaian pemeriksaan pre LASIK apa saja? Pemeriksaan ini dirancang untuk mendapatkan peta mata yang paling detail dan memastikan bahwa derajat minus mata stabil. Pemeriksaan mata ini meliputi:
- Pengukuran Refraksi dan Stabilitas Resep: Dokter akan mengukur resep mata secara akurat dan memastikan bahwa resep telah stabil setidaknya selama satu tahun. Stabilitas ini merupakan syarat mutlak.
- Kornea Topografi dan Tomografi: Ini adalah tes paling vital. Alat khusus akan membuat peta detail bentuk dan kelengkungan kornea (kornea topografi). Pengukuran ini sangat penting untuk mendeteksi kelainan bentuk kornea seperti keratoconus atau kelainan lain yang dapat membuat LASIK tidak aman, serta memberikan data yang tepat untuk program laser.
- Pakimetri (Pengukuran Ketebalan Kornea): LASIK melibatkan pengangkatan jaringan kornea. Pengukuran ketebalan kornea (pachymetry) harus memastikan bahwa kornea memiliki ketebalan sisa yang memadai setelah operasi untuk mempertahankan integritas struktural mata.
- Pengukuran Ukuran Pupil: Pupil diukur dalam kondisi terang dan gelap. Jika pupil terlalu besar dalam kondisi gelap, pasien berisiko mengalami efek samping seperti glare dan halo di malam hari pasca-operasi, karena zona laser ablasi mungkin tidak menutupi seluruh pupil.
- Evaluasi Mata Kering (Tear Film Test): Sindrom mata kering adalah efek samping umum pasca-LASIK. Dokter akan melakukan tes (Schirmer test atau Tear Break-up Time/TBUT) untuk menilai kuantitas dan kualitas air mata. Pengelolaan mata kering sebelum operasi sangat penting untuk pemulihan yang sukses.
- Pemeriksaan Kesehatan Mata Komprehensif: Dokter akan melebarkan pupil (dilated eye exam) untuk memeriksa kondisi retina, saraf optik, dan lensa secara menyeluruh guna menyingkirkan penyakit mata lain seperti glaukoma atau katarak, yang dapat memengaruhi hasil LASIK (Mayo Clinic).
- Menghindari Lensa Kontak: Pasien diwajibkan menghentikan pemakaian lensa kontak (2 minggu untuk lensa lunak, dan lebih lama untuk lensa hard atau RGP) sebelum pre LASIK test dan operasi, karena lensa kontak dapat mengubah bentuk kornea sementara, yang akan menghasilkan pengukuran yang tidak akurat.
Baca juga: Apakah LASIK Bisa Dilakukan Sampai 2 Kali? Apa Penyebabnya
Fase Post LASIK: Perawatan Kritis Setelah Operasi

Sumber gambar: Canva
Setelah prosedur LASIK selesai, fase Post LASIK dimulai, yang sangat penting untuk penyembuhan yang sukses. Perawatan pasca operasi ini jadi kunci untuk mencegah infeksi, memastikan flap kornea sembuh dengan baik, dan meminimalisir risiko komplikasi.
Adapun fase Post LASIK ini biasanya meliputi pencegahan kebiasaan mengucek mata, penggunaan tetes mata, serta check up rutin untuk mengontrol proses pemulihan mata.
LASIK adalah prosedur bedah refraksi yang sangat sukses, tetapi keberhasilannya sangat tergantung pada persiapan yang matang (pre LASIK adalah evaluasi kritis untuk kelayakan) dan ketaatan pada instruksi pasca-operasi (post lasik care untuk penyembuhan yang aman).
Baca juga: Operasi LASIK Mata Pakai BPJS, Apakah Bisa Ditanggung?
Memahami dan mematuhi setiap langkah, mulai dari pemeriksaan pre LASIK apa saja hingga penggunaan tetes mata pasca-operasi, adalah cara terbaik untuk memaksimalkan hasil dan meminimalkan risiko dari prosedur ini.
Tertarik untuk melakukan LASIK? Anda bisa melakukannya di Klinik IEC Eye Care. Dapatkan pelayanan berkualitas dari dokter spesialis mata profesional dan peralatan medis modern yang canggih.
Baca juga: Setelah LASIK Mata Masih Buram Apakah Normal? Kapan Perlu Khawatir
Referensi:
- American Academy of Ophthalmology (AAO). (2023). Laser Surgery Recovery. https://www.aao.org/eye-health/treatments/laser-surgery-recovery
- American Academy of Ophthalmology (AAO). (2022). Refractive Surgery PPP. https://www.aao.org/education/preferred-practice-pattern/new-preferredpracticepatternguideline-3
- Mayo Clinic. (2025). LASIK eye surgery: Is it right for you?. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/lasik-eye-surgery/in-depth/lasik-surgery/art-20045751
- WebMD. (2024). PRK vs. LASIK. https://www.webmd.com/eye-health/prk-vs-lasik