Skip to content

Didiagnosis Glaukoma, Bisakah Disembuhkan? Apa Saja Pengobatan Glaukoma?

Artikel direview oleh dr Yessica Wilanda, SpM

Bayangkan hidup di tengah dunia yang semakin kabur setiap harinya. Ketika Anda membuka mata, warna-warna yang dulu cerah kini mulai meredup. 

Lalu perlahan pandangan Anda menghilang. Inilah yang dirasakan oleh penderita glaukoma, penyakit mata yang dikenal sebagai “pencuri penglihatan” karena sering kali hadir tanpa gejala yang jelas pada tahap awal.

Glaukoma adalah kondisi di mana tekanan di dalam mata meningkat dan merusak saraf optik, yaitu saraf yang menghubungkan mata dengan otak. Ini bisa menyebabkan kebutaan permanen jika tidak ditangani. 

Pertanyaannya sekarang, apakah glaukoma bisa disembuhkan? Adakah pengobatan glaukoma yang efektif? Yuk, temukan jawabannya dalam penjelasan di artikel ini.

Apa Itu Glaukoma?

Glaukoma adalah salah satu penyebab utama kebutaan di seluruh dunia. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), diperkirakan ada 76 juta orang di dunia yang menderita glaukoma pada tahun 2020, dan angka ini diprediksi akan meningkat menjadi 111 juta pada tahun 2040. 

Di Indonesia sendiri, glaukoma juga menjadi penyebab kebutaan kedua setelah penyakit mata katarak.

Glaukoma terjadi ketika cairan di dalam mata, yang dikenal sebagai aqueous humor, tidak bisa mengalir dengan baik. 

Akibatnya, tekanan intraokular di dalam mata meningkat, merusak saraf optik, dan mengganggu transmisi informasi visual ke otak. Jika tidak segera diobati, kerusakan ini bisa menjadi permanen dan menyebabkan kebutaan.

Ada berbagai jenis glaukoma yang bisa saja Anda alami, mulai dari glaukoma sudut terbuka primer, glaukoma sudut tertutup, hingga glaukoma kongenital. Ada bisa membaca secara lengkap mengenai jenis-jenis tersebut pada artikel yang berjudul Jenis Glaukoma dan Faktor Risikonya

Bisakah Glaukoma Disembuhkan?

Jawaban singkat untuk pertanyaan di atas adalah secara medis glaukoma tidak bisa disembuhkan, namun bisa dikelola dan diperlambat perkembangannya. 

Meskipun belum ada obat yang bisa menyembuhkan glaukoma secara total, diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dapat mencegah kerusakan lebih lanjut sekaligus dapat meminimalkan risiko kehilangan penglihatan.

Pernyataan tersebut sama seperti yang diungkapkan Mayo Clinic, bahwa pengobatan glaukoma tidak dapat memulihkan penglihatan yang hilang, namun dapat membantu mengontrol tekanan intraokular sehingga memperlambat atau menghentikan kerusakan lebih lanjut.

Jadi, saat dokter memberikan diagnosisnya kalau Anda terkena glaukoma, ini bukan berarti akhir dari segalanya atau malah membuat Anda menyerah. 

Sudah ada banyak pengobatan glaukoma yang cukup efektif sehingga perkembangan glaukoma bisa diperlambat, dan menghindarkan Anda dari risiko kehilangan penglihatan.

Berbagai Pilihan Pengobatan Glaukoma

Ada berbagai metode pengobatan yang tersedia untuk mengelola dan mengontrol glaukoma. Pengobatan ini bertujuan untuk mengurangi tekanan intraokular, melindungi saraf optik, dan mencegah kerusakan lebih lanjut. 

Berikut beberapa opsi pengobatan glaukoma yang tersedia dan bisa disesuaikan dengan kondisi Anda:

1. Obat Tetes Mata

Pengobatan pertama yang sering direkomendasikan dokter adalah penggunaan obat tetes mata. Obat ini bekerja dengan menurunkan tekanan intraokular baik dengan mengurangi produksi cairan di mata atau dengan meningkatkan aliran cairan keluar dari mata. 

Beberapa obat yang umum digunakan, misalnya:

  • Prostaglandin, yaitu obat tetes mata yang dapat membantu mengalirkan cairan dari mata, seperti Latanoprost.
  • Beta blockers, merupakan obat tetes mata yang berfungsi mengurangi produksi cairan mata, seperti Timolol.
  • Inhibitor karbonat anhidrase, juga membantu mengurangi produksi cairan mata.
  • Alpha-adrenergic agonists.

Menurut studi yang dipublikasikan di American Academy of Ophthalmology, penggunaan obat tetes mata secara teratur dapat menurunkan tekanan intraokular sebesar 20-30%. Ini tentu saja sangat membantu dalam upaya memperlambat perkembangan glaukoma. 

Dengan catatan, penggunaan obat tetes mata harus benar-benar dilakukan sesuai aturan yang ditetapkan, karena efek pengobatan bisa hilang jika obat tetes digunakan secara tidak teratur.

2. Terapi Laser

Jika obat tetes mata tidak cukup efektif memberi hasil yang signifikan pada pasien glaukoma, dokter mata biasanya akan merekomendasikan terapi laser. 

Terapi ini membantu memperbaiki drainase cairan mata, meningkatkan aliran cairan di dalam mata, sekaligus mengurangi produksi cairannya. Dengan cara ini, tekanan intraokular akan berkurang. 

Ada beberapa jenis terapi laser yang umumnya diterapkan untuk terapi glaukoma, antara lain:

  • Trabeculoplasty adalah terapi yang biasanya diterapkan untuk pengobatan glaukoma sudut terbuka. Terapi ini meningkatkan drainase cairan dengan merangsang jaringan drainase di mata.
  • Iridotomy merupakan terapi pengobatan glaukoma sudut tertutup yang prosedurnya membuat lubang kecil di iris untuk membantu aliran cairan.

Berdasarkan penelitian dan data yang dirilis National Eye Institute (NEI), terapi laser termasuk efektif dalam menurunkan tekanan intraokular selama beberapa tahun, tetapi ada kemungkinan pasien perlu menjalani pengobatan ulang setelah beberapa waktu.

3. Operasi Glaukoma

Jika obat tetes mata dan terapi laser tidak berhasil, operasi menjadi pilihan terakhir untuk pengobatan glaukoma. Operasi ini bertujuan untuk saluran baru di bagian putih mata (sklera) untuk cairan mata keluar sehingga dapat mengurangi tekanan intraokular. 

Selain itu, ada juga prosedur pemasangan shunt atau alat kecil yang membantu mengalirkan cairan.

Jadi, beberapa jenis operasi yang memungkinkan untuk pengobatan glaukoma, yaitu:

  • Trabeculectomy, prosedur operasi untuk pengobatan glaukoma dengan membuat lubang kecil di sklera sebagai saluran untuk membantu cairan mata mengalir keluar dan mengurangi tekanan intraokular.
  • Implan drainase glaukoma, implan ini dipasang di mata untuk membantu mengalirkan cairan berlebih .

Meski operasi memiliki tingkat keberhasilan yang cukup tinggi, Mayo Clinic mengingatkan bahwa semua jenis operasi memiliki risiko, termasuk infeksi dan pendarahan. 

Di saat yang sama, pasien tetap harus melakukan pemeriksaan mata rutin pascaoperasi untuk memastikan tekanan mata tetap stabil.

4. Pengobatan Tambahan dan Perubahan Gaya Hidup

Selain pengobatan utama, ada beberapa cara yang dapat membantu mengelola glaukoma agar tidak semakin berkembang dan menjadi lebih parah. Beberapa di antaranya:

  • Mengatur gaya hidup dengan menjaga kesehatan mata, tidur malam yang cukup (tidak begadang), mengurangi screen time untuk menghindari terjadinya peningkatan ketegangan pada mata.
  • Menjaga pola makan yang sehat dan berolahraga secara teratur bisa membantu menjaga kesehatan mata. Beberapa studi menunjukkan diet tinggi antioksidan, seperti buah-buahan dan sayuran hijau, dapat membantu menjaga kesehatan saraf optik.
  • Jika menderita hipertensi dan diabetes, maka Anda wajib mengontrol tekanan darah dan gula darah supaya tidak memperburuk glaukoma serta mencegah komplikasi lebih lanjut.

Kapan Harus Memeriksakan Diri ke Dokter?

Karena glaukoma sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, pemeriksaan mata rutin sangat penting untuk mendeteksi glaukoma lebih awal. 

American Academy of Ophthalmology merekomendasikan orang di atas usia 40 tahun melakukan pemeriksaan mata lengkap setidaknya sekali dalam 1-2 tahun. 

Lalu kalau Anda memiliki riwayat keluarga dengan glaukoma, pemeriksaan mata sebaiknya dilakukan lebih sering.

Diagnosis glaukoma memang tidak bisa diabaikan, tetapi bukan berarti Anda harus pasrah dengan kondisinya. Meskipun glaukoma tidak bisa disembuhkan, dengan diagnosis dini dan perawatan yang tepat, perkembangan penyakit ini bisa diperlambat atau bahkan dihentikan.

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis mata dan menjalani pemeriksaan mata rutin, terutama jika Anda memiliki faktor risiko, seperti usia lanjut atau riwayat keluarga dengan glaukoma.