Retina Mata Lepas: Apa Itu Ablasio Retina, Gejala Awal, Pengobatan & Cara Mencegahnya

Artikel direview oleh dr. Eko Firdianto Karim, SpM (K)

Retina mata adalah lapisan tipis yang ada di bagian belakang mata dan bertugas menangkap cahaya yang dibiaskan kornea dan lensa mata. 

Lalu retina akan mengirimkan sinyal ke otak dan akhirnya anda bisa mengenali objek yang sedang anda lihat. 

Ketika terjadi Ablasio retina atau retina mata lepas, maka penglihatan akan terganggu, bahkan jika tak ditangani bisa menyebabkan kebutaan permanen.

Aduh, jangan sampai ya hal ini terjadi dan anda atau keluarga anda alami. 

Maka untuk bisa mencegahnya, ada baiknya anda mencari tahu apa itu Ablasio retina mata, gejala awal, jenis Ablasio retina, pengobatan, dan cara mencegahnya, dengan membaca artikel ini sampai selesai.

Apa Itu Ablasio Retina Mata?

anda pasti sudah tahu kalau retina punya peran penting dalam cara mata bekerja sampai anda bisa melihat berbagai objek dengan jelas. 

Sebagai struktur atau bagian vital pada mata, retina mata ternyata bisa lepas atau bergeser dari posisinya. Akibatnya sel-sel retina akan mati karena kekurangan oksigen dan nutrisi. 

Jika tak segera ditangani dengan baik dan tepat, retina akan mengalami kerusakan permanen, bahkan bisa membuat anda mengalami kebutaan.

Hal ini juga diperkuat dari hasil penelitian yang dirilis National Eye Institute. Dalam penelitian tersebut ada data yang menunjukkan sekitar 50% pasien dengan retina mata lepas dan tidak melakukan pengobatan dalam waktu dua minggu setelah kejadian Ablasio retina, akan mengalami kehilangan penglihatan secara permanen.

3 Jenis Ablasio Retina yang Umum Terjadi

Berdasarkan data dari American Academy of Ophthalmology ada 1 dari 10.000 orang mengalami Ablasio retina setiap tahun, terutama pada orang yang memiliki miopia tinggi, pernah menjalani operasi mata atau ada riwayat trauma pada mata.

Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan Ablasio retina, dan ini pula yang membuat retina mata lepas bisa dikategorikan dalam beberapa jenis.  Berikut 3 jenis Ablasio retina mata yang perlu anda tahu:

1. Ablasio Retina Regmatogen

Ablasio retina regmatogen adalah jenis Ablasio retina yang paling umum terjadi, di mana retina terlepas akibat adanya robekan atau lubang. 

Penyebab terjadinya robekan, menurut American Academy of Ophthalmology, adalah tarikan pada retina yang disebabkan perubahan alami vitreous, Perubahan vitreous terjadi karena bertambahnya usia atau setelah trauma pada mata.

Kondisi ini memungkinkan cairan vitreous, yang mengisi bagian tengah mata, masuk melalui robekan dan terkumpul di bawah retina. 

Nah, cairan tersebut kemudian memisahkan retina (Detached) dari lapisan epitel pigmen retina (RPE) sehingga membuat retina tidak mendapatkan asupan nutrisi dan akhirnya terjadi penurunan penglihatan. 

Lapisan epitel pigmen retina (RPE) adalah lapisan penting yang memasok oksigen dan nutrisi ke retina. 

Gejala awal Ablasio retina regmatogen biasanya dimulai dari:

  • Fotopsia atau muncul flashes, yaitu kilatan cahaya pada mata.
  • Floaters, yaitu muncul bintik atau bayangan yang mengambang di mata.

Jika tidak ditangani dengan cepat, Ablasio ini dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen. 

2. Ablasio Retina Traksional

Ablasio retina traksional adalah gangguan retina mata bisa terlepas karena jaringan parut atau membran fibrosa terbentuk di permukaan retina, sehingga menyebabkan tarikan dan membuat retina mata terlepas dari posisi normalnya. 

Beberapa penyakit, seperti retinopati diabetik proliferatif, menyebabkan pertumbuhan pembuluh darah baru yang abnormal dan rapuh sehingga menyebabkan perdarahan atau pembentukan jaringan parut di permukaan retina mata. 

Jaringan parut tersebut menarik retina dari dalam. Apabila tarikan yang terjadi cukup kuat, maka bisa menyebabkan retina mata terlepas dari lapisan epitel pigmen retina (RPE). 

Gejala awal yang patut anda waspada mengenai jenis Ablasio retina yang satu ini, yaitu penurunan penglihatan secara bertahap, tanpa rasa sakit pada mata, bahkan tidak muncul  kilatan cahaya yang seperti yang terjadi pada jenis Ablasio mata regmatogen.

Pemeriksaan mata secara rutin dapat melihat apakah telah terjadi Ablasio retina traksional. Jadi saat ditemukan ada gejala, anda bisa segera bertindak. 

Karena berdasarkan hasil penelitian dari American Society of Retina Specialists, Ablasio retina traksional biasanya membutuhkan tindakan bedah, seperti pars plana vitrektomi, untuk melepaskan tarikan dan menempatkan retina kembali ke posisinya.

3. Ablasio Retina Eksudatif

Tidak seperti Ablasio retina regmatogen atau traksional yang terjadi karena adanya tarikan atau robekan yang menyebabkan retina terlepas, Ablasio retina eksudatif terjadi akibat adanya cairan mata yang bocor dari pembuluh darah abnormal atau peradangan. Dalam prosesnya tidak terjadi robekan atau lubang pada retina. 

Akumulasi cairan terkumpul di bawah retina sehingga retina terangkat dari lapisan epitel pigmen retina (RPE). 

Selain karena peradangan, penyebab adanya cairan bisa pula karena adanya gangguan vaskular, atau penyakit sistemik yang mempengaruhi pembuluh darah di retina, seperti hipertensi berat, preeklamsia, atau penyakit inflamasi seperti sarkoidosis dan lupus.

Dampak berikutnya, kemampuan penglihatan akan perlahan mengalami penurunan. Kalau dibiarkan dan tak segera diobati, maka bisa menyebabkan kehilangan penglihatan secara permanen. 

Meskipun kasus Ablasio retina eksudatif termasuk jarang terjadi, menurut National Eye Institute, tetapi ketika ada gejala gangguan penglihatan sebaiknya lakukan pemeriksaan yang lengkap agar penyebab gangguan pada mata benar-benar bisa diketahui. 

Nah, anda sudah tahu 3 jenis Ablasio retina yang paling umum terjadi serta gejala awalnya. Selanjutnya cari tahu cara pengobatan dan cara mencegah Ablasio retina mata di bawah ini.

Cara Pengobatan Ablasio Retina

Ketika menemukan adanya gejala retina mata terlepas, segeralah melakukan pemeriksaan ke dokter mata. Kalau sudah terdiagnosis benar anda mengalami gangguan penglihatan berupa Ablasio retina, maka dokter akan menyarankan pengobatan. 

Umumnya pengobatan Ablasio retina mata akan melalui proses pembedahan untuk memperbaiki retina yang terlepas. Ada beberapa metode yang biasa diterapkan tergantung tingkat keparahan dan lokasi Ablasio:

1. Cryopexy dan Laser Photocoagulation  

Dua metode ini digunakan untuk menangani robekan atau lubang kecil pada retina sebelum retina benar-benar terlepas. 

Laser photocoagulation menggunakan sinar laser untuk membakar area sekitar robekan, sementara cryopexy menggunakan gas dingin untuk membekukan dan menempelkan retina kembali.

2. Pneumatic Retinopexy  

Pneumatic retinopexy adalah prosedur di mana dokter mata menyuntikkan gelembung gas ke dalam bola mata untuk mendorong retina kembali ke posisinya. 

Setelah itu, laser photocoagulation atau cryopexy digunakan untuk menutup robekan retina.

3. Scleral Buckling  

Pada proses scleral buckling, dokter bedah mata akan memasang pita silikon atau spons di sekeliling bola mata untuk mendorong retina kembali ke tempatnya. 

Ini adalah metode yang lebih invasif, tetapi sering digunakan untuk kasus Ablasio retina.

4. Vitrectomy  

Pada proses vitrectomy, dokter bedah akan mengangkat dan mengganti cairan vitreous di dalam mata dengan udara, gas, atau minyak silikon. Prosedur ini biasanya digunakan untuk kasus Ablasio retina yang lebih kompleks.

Cara Mencegah Ablasio Retina

Alih-alih mengobati, alangkah baiknya kalau sejak awal anda bisa melakukan pencegahan agar tak sampai terjadi retina mata lepas dari posisi seharusnya. 

Ada beberapa cara mencegah Ablasio retina mata yang bisa anda lakukan, antara lain:

  • Melakukan pemeriksaan mata rutin untuk deteksi dini ada tidaknya gangguan pada mata, termasuk pada retina. Pemeriksaan ini menjadi sangat krusial kalau anda termasuk dalam kelompok orang berisiko tinggi, seperti mengalami miopia tinggi atau pernah melakukan operasi mata.
  • Jaga keamanan mata dari potensi trauma. Misalnya dengan menggunakan kacamata pelindung ketika bekerja atau beraktivitas dalam lingkungan yang punya risiko tertentu. Pelindung mata juga diperlukan kalau anda sering berolahraga yang berpotensi memberi tekanan besar pada mata, misalnya olahraga dengan kontak fisik.
  • Jika anda menderita penyakit tertentu, seperti diabetes, hipertensi, atau penyakit kardiovaskular dan pembuluh darah lainnya, lakukan kontrol penyakit dengan baik. 
  • Deteksi dini penting dan jadi kunci pencegahan awal. Maka ketika anda mengalami gejala, seperti kilatan cahaya, floaters, atau kehilangan penglihatan, segeralah memeriksakan diri ke dokter.
  • Menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang, kaya akan antioksidan (vitamin C dan E), serta karotenoid seperti lutein dan zeaxanthin, sangat penting untuk menjaga kesehatan retina. 

Lakukan pemeriksaan segera begitu anda mendeteksi adanya gejala awal ya. Lebih bag

Waspada! Ini Beragam Jenis Penyakit Retina Mata, Gejala, dan Cara Pencegahannya


Artikel direview oleh dr. Eko Firdianto Karim, SpM (K)

Mata adalah salah satu organ paling berharga yang kita miliki. Namun, seiring bertambahnya usia atau karena faktor lainnya, mata kita bisa mengalami berbagai masalah, terutama pada bagian retina. 

Retina adalah lapisan tipis di bagian belakang mata yang bertugas menerima cahaya dan mengirimkan sinyal ke otak untuk menghasilkan penglihatan. 

Ketika retina mengalami masalah, hal ini bisa berdampak serius pada kemampuan Anda untuk melihat. Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai jenis penyakit retina, gejala yang perlu diwaspadai, serta cara pencegahannya.

Jenis-Jenis Penyakit Retina Mata

1. Degenerasi Makula

American Academy of Ophthalmology menyebutkan bahwa degenerasi makula adalah penyebab utama kebutaan pada orang dewasa di Amerika Serikat, dengan lebih dari 10 juta orang terdampak penyakit ini.

Degenerasi makula adalah salah satu penyakit retina yang paling umum, terutama pada orang yang berusia di atas 50 tahun. Penyakit ini menyebabkan kerusakan pada makula, bagian kecil dari retina yang bertanggung jawab atas penglihatan sentral yang jelas.

Gejalanya, antara lain penglihatan kabur, kesulitan mengenali wajah, dan munculnya bintik-bintik gelap di pusat penglihatan.

Pencegahan yang bisa Anda lakukan, yaitu: mengonsumsi makanan yang kaya antioksidan, seperti vitamin C, E, zinc, dan beta-karoten, serta menjalani pemeriksaan mata secara rutin dapat membantu memperlambat perkembangan penyakit ini.

2. Retinopati Diabetik

Retinopati diabetik adalah komplikasi diabetes yang merusak pembuluh darah kecil di retina. Penyakit ini bisa terjadi pada siapa saja yang menderita diabetes tipe 1 atau tipe 2.

Gejala Retinopati diabetik, yaitu bintik-bintik gelap atau bayangan di penglihatan, penglihatan kabur, dan kesulitan melihat di malam hari.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyatakan bahwa retinopati diabetik adalah penyebab utama kebutaan pada orang dewasa di usia kerja, dengan prevalensi sekitar 30% di antara penderita diabetes .

Untuk mencegah gangguan mata yang satu ini, lakukan mengontrol kadar gula darah, tekanan darah, dan kolesterol adalah langkah penting untuk mencegah atau memperlambat retinopati diabetik.

3. Ablasi Retina

Ablasi retina adalah kondisi serius di mana retina terlepas dari posisi normalnya. Jika tidak segera diobati, ablasi retina dapat menyebabkan kebutaan permanen.

Gejalanya, antara lain kilatan cahaya tiba-tiba, bintik hitam yang bergerak di penglihatan, dan sensasi tirai yang menutupi sebagian penglihatan Anda.

Menurut Cleveland Clinic, ablasi retina adalah kondisi darurat medis yang membutuhkan intervensi segera untuk mencegah kehilangan penglihatan .

Pencegahan: Tidak ada cara pasti untuk mencegah ablasi retina, tetapi bagi mereka yang berisiko, seperti penderita miopia atau mereka yang pernah mengalami trauma mata, disarankan untuk melakukan pemeriksaan mata secara teratur.

4. Retinitis Pigmentosa

Retinitis pigmentosa adalah penyakit genetik yang menyebabkan degenerasi retina secara bertahap. Kondisi ini biasanya mulai muncul pada masa anak-anak atau remaja dan secara perlahan menyebabkan kebutaan.

Gejala: Kesulitan melihat di malam hari, kehilangan penglihatan perifer, dan penglihatan terowongan (tunnel vision).

Retinitis pigmentosa mempengaruhi sekitar 1 dari 4.000 orang di seluruh dunia, menjadikannya salah satu penyebab umum kebutaan herediter .

Pencegahan: Karena retinitis pigmentosa adalah penyakit genetik, pencegahan yang spesifik sulit dilakukan. Namun, terapi gen sedang diteliti sebagai potensi pengobatan di masa depan.

5. Edema Makula

Edema makula adalah pembengkakan di bagian makula retina akibat penumpukan cairan. Kondisi ini sering terjadi sebagai komplikasi dari retinopati diabetik.

Menurut National Eye Institute, edema makula diabetik mempengaruhi sekitar 7,7 juta orang dewasa di Amerika Serikat.

Gejala: Penglihatan kabur, distorsi visual, dan kesulitan melihat warna.

Pencegahan: Pengelolaan diabetes yang tepat, termasuk kontrol gula darah dan tekanan darah, adalah kunci untuk mencegah edema makula.

Apa yang Terjadi Jika Retina Mata Rusak?

Ketika retina mata rusak, penglihatan Anda bisa terganggu secara signifikan, tergantung pada jenis dan tingkat keparahan kerusakan. 

Misalnya, kerusakan pada makula bisa menyebabkan kehilangan penglihatan sentral, yang membuat Anda sulit untuk membaca, mengemudi, atau melakukan aktivitas yang memerlukan penglihatan detail. 

Di sisi lain, kerusakan pada seluruh retina, seperti pada ablasi retina, bisa menyebabkan kebutaan total jika tidak segera diobati.

Dalam beberapa kasus, kerusakan retina bisa diperbaiki melalui operasi atau terapi khusus, tetapi sering kali kerusakan ini bersifat permanen. Oleh karena itu, pencegahan dan deteksi dini sangat penting untuk melindungi penglihatan Anda.

Cara Pencegahan Penyakit Retina Mata

Menjaga kesehatan mata, terutama retina, memerlukan upaya yang terus menerus dan disiplin. Berikut adalah beberapa cara pencegahan yang bisa Anda lakukan:

1. Pemeriksaan Mata Rutin

Pemeriksaan mata secara rutin sangat penting, terutama jika Anda memiliki faktor risiko seperti diabetes, hipertensi, atau riwayat keluarga dengan penyakit retina. Deteksi dini memungkinkan pengobatan segera sebelum penyakit berkembang lebih parah.

2. Kontrol Kesehatan Umum

Menjaga kadar gula darah, tekanan darah, dan kolesterol dalam batas normal dapat mengurangi risiko penyakit retina, terutama retinopati diabetik. Perubahan gaya hidup seperti diet sehat, olahraga teratur, dan berhenti merokok juga sangat bermanfaat.

3. Lindungi Mata dari Trauma

Menggunakan kacamata pelindung saat berolahraga atau melakukan aktivitas yang berpotensi menyebabkan cedera mata dapat mencegah trauma yang bisa menyebabkan ablasi retina.

4. Asupan Nutrisi yang Cukup

Nutrisi yang baik, terutama yang kaya akan vitamin A, C, E, dan zinc, dapat membantu menjaga kesehatan retina. Mengonsumsi makanan seperti wortel, bayam, dan ikan berlemak sangat dianjurkan untuk kesehatan mata.

5. Hindari Paparan Sinar UV Berlebihan

Sinar ultraviolet dari matahari dapat merusak mata, termasuk retina. Gunakan kacamata hitam yang melindungi dari sinar UV saat Anda berada di luar ruangan.

Retina adalah bagian krusial dari sistem penglihatan yang perlu dijaga kesehatannya. Berbagai penyakit retina seperti degenerasi makula, retinopati diabetik, ablasi retina, retinitis pigmentosa, dan edema makula dapat menyebabkan gangguan penglihatan yang serius. 

Bahkan banyak pula kasus penyakit retina mata yang dapat menyebabkan kebutaan jika tidak diatasi dengan tepat. Pencegahan melalui gaya hidup sehat, pemeriksaan mata rutin, dan perlindungan mata dari cedera adalah langkah-langkah penting untuk menjaga penglihatan Anda.

7 Kiat Efektif dan Ampuh untuk Merawat Retina Mata

Artikel direview oleh dr. Eko Firdianto Karim, SpM (K)

Kemudahan era teknologi ternyata tak hanya membawa dampak positif bagi kemudahan hidup, tetapi punya dampak negatif dengan meningkatnya gangguan mata.  

Anda jadi sering terpapar layar gadget dalam waktu lama, dan jika tak berusaha merawat serta menjaga kesehatan mata, terutama bagian retina, maka berbagai gangguan penglihatan jadi tak terhindarkan.

Retina adalah lapisan tipis di bagian belakang mata yang berperan penting dalam proses penglihatan.

Jika retina tidak sehat, penglihatan anda bisa terganggu atau bahkan hilang. Lalu, bagaimana cara merawat retina mata agar tetap sehat? Yuk, baca artikel ini sampai selesai.

Apa Itu Retina Mata dan Kenapa Penting Menjaganya?

Retina adalah lapisan tipis jaringan yang terletak di bagian belakang mata. Fungsi retina mata untuk menangkap cahaya yang masuk ke mata dan mengubahnya menjadi sinyal listrik yang kemudian dikirimkan ke otak untuk diproses menjadi gambar.

Karena peran vitalnya dalam penglihatan, menjaga kesehatan retina sangat penting untuk memastikan anda dapat melihat dengan jelas dan terhindar dari berbagai penyakit mata seperti degenerasi makula, retinopati diabetik, atau ablasio retina.

Menurut American Academy of Ophthalmology, sekitar 11 juta orang di Amerika Serikat mengalami masalah penglihatan terkait retina, termasuk degenerasi makula yang terkait dengan usia (AMD). 

Jika di sana saja sudah sebanyak itu, bagaimana dengan masyarakat di Indonesia? Agar dapat meminimalkan rusaknya retina mata, berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan:

1. Konsumsi Makanan yang Menyehatkan Mata

Nutrisi yang tepat memainkan peran besar dalam menjaga kesehatan mata, khususnya retina. Mengonsumsi makanan yang kaya akan antioksidan seperti vitamin C, vitamin E, beta-karoten, dan zinc dapat membantu melindungi retina dari kerusakan oksidatif.

Beberapa jenis makanan yang bisa anda konsumsi rutin, antara lain:

  • Sayuran berdaun hijau, seperti bayam, kangkung, dan brokoli kaya akan lutein dan zeaxanthin, dua antioksidan yang terbukti melindungi retina dari kerusakan akibat sinar ultraviolet (UV).
  • Ikan seperti salmon, tuna, dan sarden kaya akan asam lemak omega-3 yang mendukung kesehatan retina dan dapat mengurangi risiko degenerasi makula.

Untuk Anda ketahui, hasil penelitian dari National Institutes of Health menunjukkan diet tinggi asam lemak omega-3 dapat menurunkan risiko degenerasi makula hingga 30% .

2. Lindungi Mata dari Paparan Sinar UV

Paparan sinar ultraviolet (UV) yang berlebihan dapat menyebabkan masalah seperti degenerasi makula atau katarak. 

Oleh karena itu, melindungi mata anda dari sinar UV sangat penting, terutama saat Anda berada di luar ruangan. Caranya, antara lain:

  • Gunakan kacamata hitam yang memiliki perlindungan UV 100%. Ini akan membantu memblokir sinar UV yang dapat merusak retina Anda.
  • Mengenakan topi dengan pinggiran lebar dapat memberikan perlindungan tambahan bagi mata Anda dari sinar matahari langsung.

Penelitian dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa paparan UV berlebihan dapat meningkatkan risiko kerusakan retina hingga 30% .

3. Kurangi Waktu Menatap Layar

Di zaman sekarang, penggunaan perangkat digital seperti komputer, smartphone, dan tablet sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Namun, menatap layar dalam waktu lama bisa menyebabkan ketegangan mata digital yang dikenal sebagai Computer Vision Syndrome (CVS). CVS tidak hanya menyebabkan mata lelah, tetapi juga bisa mempengaruhi kesehatan retina dalam jangka panjang.

Menurut American Optometric Association, sekitar 60 juta orang di seluruh dunia menderita Computer Vision Syndrome setiap tahun, dengan gejala seperti mata lelah, sakit kepala, dan penglihatan kabur.

Untuk mencegahnya, anda juga bisa menerapkan aturan 20-20-20, yaitu setiap 20 menit, alihkan pandangan anda dari layar dan lihat objek yang berjarak 20 kaki selama 20 detik. Ini membantu merelaksasi mata dan mengurangi ketegangan pada retina.

Selain itu, pastikan ruangan tempat anda bekerja atau belajar memiliki pencahayaan yang baik untuk mengurangi ketegangan mata.

4. Rutin Pemeriksaan Mata

The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan pemeriksaan mata rutin untuk mendeteksi dini penyakit mata seperti retinopati diabetik, yang mempengaruhi sekitar 1 dari 3 penderita diabetes di Amerika Serikat .

Nah, melakukan pemeriksaan mata secara rutin adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan retina. Pemeriksaan mata tidak hanya membantu mendeteksi masalah sejak dini tetapi juga dapat mencegah komplikasi yang lebih serius.

Sebaiknya lakukan pemeriksaan mata setidaknya sekali dalam dua tahun jika anda tidak memiliki masalah mata, dan lebih sering jika anda berisiko tinggi seperti penderita diabetes atau memiliki riwayat keluarga dengan penyakit mata.

5. Hindari Merokok

Merokok tidak hanya merusak paru-paru dan jantung, tetapi juga bisa berdampak negatif pada kesehatan mata, khususnya retina. Merokok meningkatkan risiko berbagai penyakit mata, termasuk degenerasi makula dan katarak.

Zat kimia dalam rokok dapat merusak pembuluh darah di retina dan mengurangi aliran darah di retina, yang dapat mempercepat proses degenerasi makula.

Jika Anda merokok, cobalah untuk berhenti. Ada banyak cara yang dapat membantu Anda, termasuk terapi pengganti nikotin dan dukungan dari profesional kesehatan.

Studi dari British Medical Journal menunjukkan bahwa perokok memiliki risiko 2-3 kali lebih tinggi untuk mengalami degenerasi makula dibandingkan dengan non-perokok .

6. Awasi Penyakit Lainnya

Beberapa penyakit seperti diabetes dan tekanan darah tinggi dapat mempengaruhi kesehatan retina. Mengelola kondisi-kondisi ini dengan baik dapat mencegah komplikasi pada mata.

Diabetes dapat menyebabkan retinopati diabetik, kondisi di mana pembuluh darah di retina rusak, yang dapat menyebabkan kebutaan jika tidak ditangani.

Sementara hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah di retina, menyebabkan retinopati hipertensi.

Menurut American Diabetes Association, sekitar 40-45% penderita diabetes tipe 1 dan tipe 2 akan mengalami beberapa bentuk retinopati diabetik sepanjang hidup mereka .

7. Jaga Berat Badan Ideal

Mempertahankan berat badan ideal bukan hanya penting untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan, tetapi juga untuk kesehatan mata anda. Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko penyakit mata yang bisa mempengaruhi retina.

Demi mendapatkan berat badan seimbang, coba lakukan: 

  • Olahraga teratur tidak hanya membantu menjaga berat badan, tetapi juga meningkatkan sirkulasi darah ke mata, yang penting untuk kesehatan retina.
  • Diet seimbang dan konsumsi makanan sehat rendah lemak dan kaya serat dapat membantu menjaga berat badan yang sehat dan mengurangi risiko penyakit mata.

The World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa sekitar 39% orang dewasa di seluruh dunia mengalami kelebihan berat badan, yang meningkatkan risiko berbagai penyakit termasuk diabetes dan penyakit mata terkait .

Merawat kesehatan mata, khususnya retina, memerlukan perhatian dan tindakan proaktif. Dari pola makan yang sehat hingga melindungi mata dari paparan sinar UV, setiap langkah kecil yang anda ambil dapat berdampak besar pada kesehatan penglihatan anda. Jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan mata secara rutin dan segera konsultasikan dengan dokter mata jika anda mengalami gejala yang mencurigakan. Dengan perawatan yang tepat, anda bisa menjaga kesehatan retina dan penglihatan anda tetap optimal sepanjang hidup.

Apakah Retina Mata Bisa Lepas? Cek Di Sini Selengkapnya!

Artikel direview oleh dr. Eko Firdianto Karim, SpM (K)

Pernahkah Anda mendengar tentang retina mata yang lepas? Meskipun terdengar menakutkan, kondisi ini memang bisa terjadi dan dikenal sebagai ablasi retina. 

Ablasi retina adalah kondisi medis yang serius, di mana retina, lapisan tipis yang berada di bagian belakang mata, terlepas dari posisi normalnya. 

Kondisi ini memerlukan tindakan medis segera, karena dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen jika tidak ditangani dengan tepat. 

Yuk, baca penjelasan lengkap tentang apakah retina mata bisa lepas, apa saja gejala dan penyebabnya, serta bagaimana cara pencegahannya.

Apakah Retina Mata Bisa Lepas?

Jawabannya adalah ya, retina mata memang bisa lepas. 

Ketika terlepas, retina tidak lagi dapat menerima cahaya dan mengirimkan sinyal visual ke otak. Akibatnya, Anda akan mengalami gangguan penglihatan, bahkan bisa menyebabkan kebutaan permanen kalau terlambat penanganannya.

Kalau menurut data yang pernah dikumpulkan oleh American Academy of Ophthalmology, ada sekitar 1 dari 10.000 orang mengalami ablasi retina setiap tahun. 

Risiko semakin meningkat kalau pasien memiliki miopia tinggi, punya riwayat trauma mata, atau pernah menjalani operasi katarak sebelumnya.

Penyebab dan Faktor Risiko Ablasi Retina

1. Penuaan dan Degenerasi Vitreous

Referensi dari Mayo Clinic menyebutkan bahwa sebagian besar kasus ablasi retina terjadi pada orang yang berusia di atas 50 tahun .

Hal ini masuk akal, sebab seiring bertambahnya usia, cairan vitreous yang berada di dalam mata mengalami perubahan. 

Cairan ini bisa menyusut dan menarik retina, menyebabkan robekan atau lubang pada retina, yang akhirnya menjadi penyebab terjadinya ablasi.

Nah, semua orang pastinya akan mengalami proses penuaan, kan? Tetapi risiko mengalami retina mata lepas bisa Anda minimalisir dengan melakukan pemeriksaan mata secara rutin agar kalau ada masalah, bisa ditangani sedini mungkin.

2. Miopia Tinggi (Rabun Jauh)

Jika saat ini Anda mengalami miopia dengan tingkatan yang tinggi, maka Anda berisiko 10 kali lebih besar mengalami retina mata lepas dibandingkan dengan orang yang penglihatannya normal. Ini berdasarkan hasil penelitian yang dihimpun National Eye Institute.

Kenapa bisa? Karena orang dengan miopia tinggi memiliki bentuk bola mata yang lebih panjang. Hal ini mengakibatkan retina menjadi lebih tipis dan rentan terhadap sobekan.

Untuk mengurangi risiko yang sebenarnya sudah tinggi, sebaiknya Anda menggunakan kacamata sesuai yang dokter resepkan dan menghindari berbagai aktivitas yang bisa menyebabkan trauma pada mata.

3. Trauma Mata

Cedera fisik yang kuat pada mata, seperti akibat pukulan atau benturan, dapat menyebabkan retina terlepas, terutama jika retina sudah dalam kondisi lemah.

Sebuah laporan dari Cleveland Clinic menunjukkan bahwa sekitar 10-20% kasus ablasi retina terjadi akibat trauma langsung pada mata .

Menggunakan kacamata pelindung saat berolahraga atau bekerja di lingkungan berisiko tinggi sangat penting untuk melindungi mata Anda dari cedera.

4. Riwayat Operasi Mata

Operasi mata, terutama operasi katarak, bisa meningkatkan risiko ablasi retina. Pasca operasi, ada kemungkinan cairan vitreous menjadi tidak stabil, yang bisa menyebabkan tekanan pada retina.

Penelitian dari American Academy of Ophthalmology menyebutkan bahwa risiko ablasi retina meningkat dua kali lipat pada mereka yang telah menjalani operasi katarak .

Pastikan untuk mengikuti semua instruksi pasca operasi dari dokter Anda dan lakukan pemeriksaan mata secara rutin untuk memonitor kondisi retina.

Gejala Ablasi Retina yang Harus Diwaspadai

Ablasi retina biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, sehingga gejala visual menjadi satu-satunya tanda peringatan. Mengenali gejala awal bisa membantu Anda mendapatkan perawatan tepat waktu.

1. Kilatan Cahaya (Photopsia)  

Kilatan cahaya secara tiba-tiba, terutama di sisi penglihatan, bisa menjadi tanda awal bahwa retina Anda mulai terlepas.

2. Bintik Hitam atau Bayangan yang Bergerak (Floaters)  

Munculnya bintik hitam kecil yang tampak melayang di penglihatan Anda adalah gejala lain yang sering dialami oleh mereka yang mengalami ablasi retina.

3. Penglihatan Kabur atau Berkurang  

Penglihatan yang tiba-tiba menjadi kabur atau adanya bayangan seperti tirai yang menutupi sebagian penglihatan bisa menjadi tanda bahwa retina sudah mulai terlepas.

4. Penglihatan Samping (Peripheral Vision) yang Hilang

Kehilangan penglihatan samping adalah gejala serius dari ablasi retina dan sering kali menunjukkan bahwa retina sudah terlepas lebih jauh.

Apa yang Terjadi Jika Retina Mata Lepas?

Jika retina mata lepas, penglihatan Anda bisa terganggu secara signifikan, dan dalam beberapa kasus, bisa menyebabkan kebutaan permanen. 

Retina yang terlepas tidak bisa lagi menerima cahaya dan mengirimkan sinyal visual ke otak, sehingga Anda tidak akan bisa melihat dengan jelas. 

Dalam situasi yang paling parah, retina bisa terlepas sepenuhnya, menyebabkan kebutaan total pada mata yang terdampak.

Menurut National Eye Institute, sekitar 90% kasus ablasi retina yang diobati dengan segera memiliki prognosis yang baik, sementara sisanya mungkin mengalami kerusakan penglihatan permanen.

Ablasi retina adalah kondisi medis serius yang bisa menyebabkan kebutaan jika tidak segera ditangani. Meskipun retina mata bisa lepas, deteksi dini dan penanganan tepat waktu dapat mencegah kerusakan lebih lanjut. Melalui pemeriksaan mata rutin dan perlindungan mata dari trauma, Anda bisa mengurangi risiko ablasi retina dan menjaga kesehatan penglihatan Anda.

Retina Mata: Arti, Fungsi, Anatomi, dan Cara Kerjanya

Artikel direview oleh dr. Eko Firdianto Karim, SpM (K)

Apakah Anda pernah mendengar istilah “retina mata”? Mungkin istilah ini terdengar asing bagi sebagian besar orang, namun retina memainkan peran krusial dalam proses penglihatan kita. 

Retina adalah lapisan tipis jaringan yang berada di bagian belakang mata, yang berfungsi untuk menerima cahaya dan mengubahnya menjadi sinyal saraf yang akan dikirim ke otak. 

Cari tahu yuk apa arti retina mata, fungsi, anatomi, dan cara kerja retina mata.

Arti Retina Mata

Secara sederhana, retina adalah jaringan tipis yang melapisi bagian belakang bola mata. Retina berfungsi sebagai penerima cahaya yang masuk melalui lensa mata, lalu mengubahnya menjadi impuls listrik yang dikirim ke otak melalui saraf optik. 

Retina memiliki peran yang sangat vital, karena tanpa retina, kita tidak dapat melihat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh National Eye Institute, sekitar 11 juta orang di Amerika Serikat mengalami gangguan penglihatan yang disebabkan oleh kerusakan retina. 

Ini menunjukkan betapa pentingnya peran retina dalam menjaga kualitas penglihatan kita.

Fungsi Retina Mata

Retina berfungsi sebagai jendela penglihatan Anda. Ketika cahaya masuk ke dalam mata, retina menangkap gambar yang kemudian diubah menjadi sinyal listrik. 

Sinyal ini diteruskan ke otak melalui saraf optik, di mana otak kemudian menginterpretasikan sinyal tersebut sebagai gambar yang kita lihat. 

Retina juga bertanggung jawab atas penglihatan sentral (yang memungkinkan kita melihat detail halus) dan penglihatan peripheral (yang memungkinkan kita melihat benda di sekitar).

Menariknya, retina juga memiliki kemampuan untuk mendeteksi pergerakan, sehingga Anda bisa merespons benda bergerak dengan cepat. 

Penelitian oleh American Academy of Ophthalmology menunjukkan bahwa retina memiliki lebih dari 120 juta sel batang yang sensitif terhadap cahaya rendah dan 6 juta sel kerucut yang sensitif terhadap warna dan detail .

Anatomi Retina Mata

Retina terdiri dari beberapa lapisan yang memiliki fungsi masing-masing. Berikut adalah anatomi lengkap dari retina:

1. Lapisan Pigmen Retina (RPE) 

Lapisan ini berfungsi untuk menyerap cahaya yang tidak diserap oleh fotoreseptor dan mengurangi refleksi cahaya di dalam mata. 

RPE juga memiliki peran dalam menjaga kesehatan retina dengan memberikan nutrisi dan menghilangkan limbah seluler.

2. Fotoreseptor

Ini adalah sel-sel yang bertanggung jawab untuk mendeteksi cahaya. Ada dua jenis fotoreseptor: sel batang dan sel kerucut. 

Sel batang memungkinkan Anda melihat dalam kondisi cahaya redup, sementara sel kerucut memungkinkan kita melihat warna dan detail dalam cahaya terang.

3. Lapisan Sel Bipolar dan Ganglion

Sinyal dari fotoreseptor diteruskan ke sel bipolar, lalu ke sel ganglion. Sel ganglion mengumpulkan informasi dari berbagai fotoreseptor dan mengirimkannya ke otak melalui saraf optik.

4. Lapisan Serat Saraf

Ini adalah jalur di mana impuls listrik yang dihasilkan oleh sel ganglion dikirim ke otak melalui saraf optik.

Menurut MedlinePlus, setiap lapisan retina memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga fungsi penglihatan yang optimal. 

Jika salah satu lapisan mengalami kerusakan, bisa terjadi gangguan penglihatan yang signifikan.

Cara Kerja Retina Mata

Proses penglihatan dimulai ketika cahaya memasuki mata melalui kornea, melewati lensa, dan difokuskan ke retina. 

Ketika cahaya mencapai retina, fotoreseptor (sel batang dan kerucut) akan menangkap cahaya tersebut dan mengubahnya menjadi impuls listrik. 

Impuls ini diteruskan ke sel bipolar, kemudian ke sel ganglion, yang akhirnya mengirimkan sinyal tersebut ke otak melalui saraf optik.

Otak kemudian akan menginterpretasikan sinyal ini sebagai gambar. Proses ini terjadi dalam hitungan milidetik, memungkinkan Anda untuk melihat dunia dengan jelas dan detail. 

Retina tidak hanya bertanggung jawab untuk mengubah cahaya menjadi sinyal, tetapi juga untuk memastikan bahwa sinyal tersebut akurat dan jelas. 

Ini adalah bukti bahwa retina memiliki peran yang kompleks namun sangat penting dalam sistem penglihatan.

Pentingnya Menjaga Kesehatan Retina

Kesehatan retina sangat penting untuk menjaga kualitas penglihatan Anda. Beberapa kondisi kesehatan mata yang umum terkait dengan retina antara lain degenerasi makula, retinopati diabetik, dan ablasi retina. 

Menurut data dari WebMD, degenerasi makula merupakan penyebab utama kebutaan pada orang dewasa berusia di atas 50 tahun di Amerika Serikat .

Untuk menjaga kesehatan retina, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan mata secara rutin, terutama jika Anda memiliki faktor risiko seperti diabetes atau riwayat keluarga dengan penyakit retina. 

Selain itu, menjaga pola makan yang sehat, seperti mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin A, C, dan E, serta omega-3, juga dapat membantu menjaga kesehatan retina.

Retina mata adalah komponen vital dalam sistem penglihatan yang sering kali diabaikan. Dari arti, fungsi, hingga anatomi dan cara kerjanya, retina memainkan peran krusial dalam menangkap cahaya dan mengubahnya menjadi gambar yang kita lihat setiap hari. 

Menjaga kesehatan retina sangat penting untuk mencegah gangguan penglihatan yang serius di masa depan.

Ingatlah bahwa mata adalah jendela bagi dunia Anda, dan retina adalah bagian utama yang memungkinkan jendela tersebut terbuka dengan sempurna.