Lagi Cari Cara Mencegah dan Mengobati Penglihatan Mata Silinder? Cek Di Sini!

Artikel direview oleh dr. Nelandriani Yudapratiwi, SpM

Astigmatisme atau yang lebih dikenal dengan sebutan mata silinder adalah gangguan penglihatan karena kelainan bentuk yang terjadi di kornea mata.

Kondisi kelengkungan kornea mata yang tak seharusnya tersebut mengakibatkan cahaya yang masuk ke mata tidak terfokus dengan baik pada retina, sehingga penglihatan menjadi buram.

Tentunya penglihatan yang terganggu seperti ini bisa mempengaruhi kualitas hidup, membuat bekerja atau belajar jadi tidak optimal, belum lagi kalau disertai dengan kondisi medis lain, seperti sakit kepala, pusing, dan sebagainya.

Gangguan penglihatan mata silinder ini tak hanya dialami oleh orang yang sudah tua saja lho, tetapi bisa dialami juga oleh anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Untuk itu, cari tahu cara mencegah dan mengobatinya di artikel ini, yuk.

Pemeriksaan dan Diagnosis untuk Mata Silinder

Untuk tahu adanya gangguan pada penglihatan, Anda perlu melakukan pemeriksaan ke dokter mata atau profesional medis khusus mata. Beberapa pemeriksaan yang biasanya mereka gunakan, antara lain:

1. Tes Keratometri

Tes keratometri adalah salah satu metode untuk mengukur kelengkungan kornea mata. Alat yang digunakan dalam tes ini disebut keratometer.

Menurut artikel yang tayang di Hello Sehat, untuk mendeteksi ada tidaknya kondisi astigmatisme pada anak, lakukan pemeriksaan sedini mungkin, yaitu pada awal kelahiran, sebelum memasuki usia sekolah, atau satu dua tahun sekali selama masa sekolah.

Melakukan pemeriksaan mata secara rutin dan mengukur refleksi cahaya dari permukaan kornea, keratometer dapat menentukan tingkat astigmatisme atau mata silinder yang Anda miliki.

2. Tes Pembiasan Cahaya

Tes pembiasan cahaya bertujuan untuk menentukan kekuatan lensa korektif yang diperlukan untuk memperbaiki penglihatan.

Dalam tes ini, Anda akan diminta melihat melalui perangkat khusus bernama refraktor optikal sambil mencoba mengenakan serangkaian lensa dengan kekuatan yang berbeda.

Optometrist atau dokter mata akan mengubah lensa hingga menemukan lensa yang memberikan penglihatan paling jelas.

Selain untuk mengidentifikasi ada tidaknya mata silinder, tes ini juga umum digunakan untuk mengetahui miopia (mata minus) dan hiperopia (mata plus).

3. Tes Ketajaman Visual

Tes ketajaman visual dilakukan untuk mengukur seberapa baik Anda dapat melihat dari berbagai jarak.

Anda akan diminta membaca deretan huruf pada papan Snellen, yang biasanya dipasang di dinding atau menggunakan perangkat digital.

Hasil tes umumnya menunjukkan seberapa jelas penglihatan Anda, baik untuk jarak dekat maupun jauh, dan membantu dokter mata menentukan adanya astigmatisme serta tingkat keparahannya.

7 Cara Mencegah Mata Silinder

Meskipun tidak semua kasus mata silinder dapat dicegah, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah terjadinya penglihatan mata silinder, antara lain:

1. Lindungi Mata dari Sinar UV dan Cedera

Gunakan pelindung mata ketika harus beraktivitas lama di bawah sinar matahari. Termasuk melindungi mata dari cedera ketika beraktivitas.

2. Kurangi Durasi Menatap Layar

Agar gangguan penglihatan mata silinder dapat diminimalkan risikonya, Anda bisa mengurangi durasi menatap layar gadget maupun laptop.

Andaipun karena tuntutan pekerjaan, di mana Anda harus bekerja di depan laptop untuk jangka waktu lama, berilah jeda dengan menerapkan metode 20-20-20.

Cara menerapkan metode tersebut yaitu setiap 20 menit bekerja, berhentilah sejenak selama 20 detik untuk melihat ke arah lain sejauh 20 inci.

3. Pencahayaan Ruang yang Cukup

Pastikan ruang tempat Anda beraktivitas, baik bekerja, belajar, membaca, dan aktivitas lain yang menggunakan penglihatan, dalam kondisi memiliki pencahayaan yang cukup.

Lebih bagus lagi kalau Anda menggunakan lampu LED yang terang agar mata tidak bekerja terlalu keras atau mengalami kesulitan untuk fokus dalam melihat.

4. Lakukan Olahraga Mata

Tak hanya tubuh saja yang butuh berolahraga, namun mata juga lho. Caranya bisa dengan lebih banyak berkedip, memutar-mutar bola mata, melakukan pijatan lembut di sekitar mata, atau lakukan latihan fokus penglihatan (memfokuskan penglihatan pada objek tertentu).

5. Konsumsi Makanan yang Mengandung Vitamin A

Beberapa jenis makanan, seperti wortel, bayam, pisang, brokoli, dan makanan jenis lainnya yang kaya akan vitamin A akan membantu menjaga kesehatan mata secara keseluruhan dan menghindarkan Anda dari risiko terkena mata silinder.

6. Konsumsi Air Putih

Anda pasti sudah tahu dong, kalau mengonsumsi air putih sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Nah, hal yang sama juga bagus untuk mata Anda lho.

Dengan asupan air yang cukup, mata juga akan mendapatkan cairan sehingga terhindar dari mata kering, sekaligus dapat melindungi lapisan mata.

7. Hindari Kebiasaan yang Merusak Mata

Coba ingat-ingat kembali nasihat orang tua ketika Anda masih kecil, seperti jangan membaca sambil berbaring, nonton televisi jangan dekat-dekat, tidak menggunakan HP di ruangan yang gelap, dan sebagainya.

Semua nasihat tersebut sebenarnya untuk menjaga mata tetap sehat dan terhindar dari mata silinder.

Pengobatan untuk Mata Silinder

Mata silinder menjadi salah satu kelainan refraksi mata yang cukup mengganggu kalau tak segera ditangani dengan baik.

Memang, pengobatan belum tentu bisa menyembuhkan dan mengembalikan mata menjadi normal kembali. Namun paling tidak dari pengobatan yang Anda lakukan bisa mencegah kondisi mata jadi semakin buruk.

Umumnya, pengobatan yang bisa Anda dapatkan kalau mengalami penglihatan mata silinder, seperti:

1. Menggunakan Kacamata / Lensa Kontak Khusus

Penggunaan kacamata khusus untuk mata silinder menjadi solusi paling umum untuk mengoreksi mata silinder.

Lensa ini dirancang khusus untuk mengimbangi ketidakteraturan bentuk kornea, sehingga cahaya dapat terfokus dengan tepat pada retina.

Selain kacamata, lensa kontak dengan lensa khusus yang disebut toric, juga bisa digunakan untuk mengatasi penglihatan mata silinder.

Namun ingat ya, keduanya hanya bisa membantu meningkatkan kemampuan mata sehingga bisa melihat dengan jelas, bukan untuk menyembuhkan dan menjadikan mata Anda normal kembali.

2. Operasi Laser in Situ Keratomileusis (LASIK)

Untuk mengurangi silinder pada mata, Anda juga bisa melakukan operasi refraktif, salah satunya Laser in Situ Keratomileusis atau LASIK.

Dalam prosedur operasi LASIK, lapisan tipis kornea diangkat sementara untuk kemudian dikoreksi menggunakan laser. Setelah itu, lapisan kornea tersebut dikembalikan ke tempatnya semula.

Operasi jenis ini bisa mengurangi silinder pada mata secara permanen, namun tetap sebelum melakukannya Anda perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter mata.

3. Operasi LASEK

Selain operasi LASIK, ada jenis lain operasi refraktif, yaitu Laser-assisted Subepithelial Keratomileusis atau LASEK.

Operasi yang satu ini digunakan kalau kondisi kornea mata terlalu tipis sehingga tidak bisa melalui prosedur LASIK.

Dalam operasi ini, lapisan epitel kornea diangkat dan diposisikan kembali setelah koreksi laser dilakukan. LASEK memiliki waktu pemulihan yang sedikit lebih lama dibandingkan LASIK, tetapi juga efektif untuk mengoreksi astigmatisme.

4. Photorefractive Keratectomy (PRK)

PRK adalah prosedur bedah laser lainnya yang digunakan untuk mengoreksi penglihatan mata silinder.

Berbeda dengan LASIK dan LASEK, dalam PRK, lapisan epitel kornea diangkat sepenuhnya dan akan tumbuh kembali setelah beberapa hari.

Jika kondisi kornea mata Anda sangat tipis dan tidak cocok melakukan 2 prosedur pengobatan mata silinder lainnya, maka biasanya dokter mata akan menyarankan tindakan PRK.

5. Orthokeratology (Ortho-K)

Pengobatan untuk mata silinder selanjutnya ada yang disebut Ortho-K. Metode ini tidak melalui proses pembedahan atau operasi.

Jadi, dokter mata akan meresepkan lensa kontak khusus yang harus Anda gunakan setiap Anda tidak di malam hari. Penggunaannya sepanjang malam ya. Lalu paginya ketika bangun tidur, lensa kontak dilepas.

Meskipun lensa dilepas, kemampuan penglihatan Anda akan meningkat, lebih jelas, dan tak perlu menggunakan kacamata atau lensa kontak sepanjang hari.

Metode Ortho-K menjadi alternatif bagi Anda yang tidak mau menjalani operasi, namun ingin memiliki penglihatan yang lebih baik. Namun ingat, hasil dari metode ini hanya bersifat sementara.

Nah, Anda sudah tahu mengenai diagnosis, cara mencegah, juga pengobatan untuk penglihatan mata silinder. Tindakan apa pun nantinya yang akan Anda ambil, lebih baik konsultasikan dulu dengan dokter mata ya.Jika ingin tahu lebih lengkap mengenai Lasik, baca penjelasannya di sini: LASIK Mata: Apa Itu, Manfaat, dan Fakta Penting yang Wajib Anda Tahu.

Ciri-ciri Mata Silinder, Tingkat Ringan Parahnya, & Kemungkinan Mata Silinder bisa Kembali Normal

Artikel direview oleh dr. Nelandriani Yudapratiwi, SpM

Mata silinder atau astigmatisme adalah kondisi di mana kornea  memiliki kelengkungan yang tidak merata. Akibatnya cahaya yang masuk ke mata tidak difokuskan dengan benar pada retina, sehingga penglihatan menjadi kabur atau terdistorsi.

Untuk tahu apakah Anda mengalami mata silinder atau tidak, mari kenali ciri-ciri mata silinder, tingkat ringan parah silindrisnya, dan bisa tidaknya mata silinder kembali normal.

7 Ciri Mata Silinder yang Wajib Anda Tahu

1. Penglihatan Kabur atau Terdistorsi

Dalam istilah medisnya, mata silinder disebut juga astigmatisme. Cirinya, penglihatan kabur atau bergelombang (terdistorsi).

Kondisi ini terjadi karena kornea mata tidak berbentuk melengkung sempurna seperti bola, melainkan lebih seperti telur atau oval.

Akibatnya, cahaya yang masuk ke mata tidak terfokus secara merata ke retina. Inilah yang kemudian membuat penglihatan Anda kabur dan terdistorsi, baik ketika melihat  objek yang dekat maupun yang jauh.

Cukup banyak orang dengan mata silinder melihat garis lurus sebagai garis bergelombang atau memiliki kesulitan dalam membedakan detail halus, terutama saat melihat di kondisi pencahayaan rendah.

2. Sakit Kepala & Mata Cepat Lelah

Apakah Anda sering mengalami sakit kepala? Kalau iya, coba perhatikan sakit kepala itu terjadi ketika Anda sedang melakukan aktivitas apa?

Jadi sakit kepala yang sering terjadi, terutama setelah melakukan aktivitas visual seperti membaca, menulis, atau bekerja di depan komputer, bisa menjadi tanda adanya mata silinder atau astigmatisme.

Selain sakit kepala, penderita mata silinder juga sering mengalami rasa tidak nyaman pada mata atau mata cepat lelah.

Hal tersebut terjadi karena mata harus bekerja lebih keras mendapatkan fokus yang jelas akibat cahaya yang masuk ke mata tidak difokuskan secara merata pada retina.

Usaha ekstra inilah yang kemudian menyebabkan ketegangan pada otot mata, mata menjadi terasa lelah, dan akhirnya memicu sakit kepala di sekitar dahi atau pelipis. Rasa sakit akan makin terasa kalau Anda tidak menghentikan aktivitas yang sedang Anda lakukan.

3. Kesulitan Melihat di Malam Hari

Saat malam hari, cahaya yang tersedia lebih sedikit, sehingga mata harus bekerja lebih keras untuk memfokuskan objek yang jauh dan dekat.

Hal ini sering membuat penderita astigmatisme mengalami penglihatan yang kurang jelas atau bahkan kabur saat mengemudi di malam hari atau ketika berada di tempat yang redup.

Jadi kalau Anda mulai merasa kesulitan melihat di malam hari, atau ketika berada dalam kondisi pencahayaan rendah, lebih baik periksa mata ke dokter ya. Bisa jadi ini ciri-ciri mata silinder.

4. Silau atau Halo

Ciri-ciri mata silinder berikutnya bisa Anda rasakan ketika melihat sumber cahaya terang, seperti lampu atau sinar matahari, cahayanya menyebar, menciptakan efek silau, atau halo di sekitar objek.

Fenomena ini sering kali lebih terasa di malam hari atau dalam kondisi pencahayaan yang rendah. Misalnya saat Anda berkendara di malam hari dan mata Anda terkena lampu dari kendaraan lain atau lampu jalan.

Sebaiknya kalau sudah mengalami mata silinder, lakukan penanganan medis yang tepat sehingga tidak berbahaya ketika Anda harus menyetir di dalam hari.

5. Sudut Penglihatan Menyempit

Penderita astigmatisme sering kali harus menyipitkan mata untuk mencoba mendapatkan penglihatan yang lebih jelas saat melihat objek yang jauh.

Menyipitkan mata membantu mengurangi jumlah cahaya yang masuk dan mengurangi distorsi, yang mungkin membantu penderita melihat lebih baik.

Namun, tindakan ini juga menunjukkan mata mengalami kesulitan dalam memfokuskan cahaya dengan benar pada retina.

Selain menyipitkan mata, pengidap astigmatisme sering kali memiringkan kepala untuk mencari sudut pandang yang lebih baik, karena ini dapat membantu meminimalkan distorsi dan meningkatkan kejernihan visual.

6. Penglihatan Ganda

Penglihatan ganda terjadi karena cahaya yang masuk tidak terfokus pada satu titik di retina. Inilah yang membuat mata menghasilkan dua gambar atau lebih dan saling tumpang tindih.

Penglihatan ganda yang menjadi ciri mata silinder biasanya lebih jelas terlihat ketika melihat objek dengan kontras tinggi, seperti tulisan di papan tulis atau lampu di malam hari. Garis dan detail objek terlihat buram atau terpisah menjadi beberapa bayangan.

7. Kesulitan Membaca Tulisan Kecil

Ciri-ciri mata silinder terakhir adalah sering kesulitan saat harus membaca tulisan kecil. Penyebabnya karena ketidakmampuan mata untuk fokus secara akurat pada detail kecil dan adanya distorsi akibat lensa mata yang tidak simetris.

Itulah sebabnya, penderita astigmatisme atau mata silinder harus menggunakan kacamata atau lensa kontak agar bisa membaca dengan nyaman.

Tingkat Ringan dan Parahnya Silindris pada Mata Silinder

Untuk tahu ringan parahnya kondisi mata silinder, Anda perlu melakukan pemeriksaan mata ke dokter mata. Pengukurannya biasanya dalam dioptri (D). Berikut penjelasannya:

1. Astigmatisme Ringan

Astigmatisme ringan biasanya tidak memerlukan koreksi khusus, dan banyak orang bahkan tidak menyadari bahwa mereka memilikinya.

Penglihatan hanya sedikit terdistorsi, dan gejalanya mungkin tidak terlalu mengganggu aktivitas sehari-hari.

Ukuran dioptri (D) yang masuk dalam kategori mata silinder ringan jika berukuran 1.00 D atau kurang.

Meskipun masuk dalam kategori ringan dan nyaris tanpa gejala, sebaiknya lakukan penanganan segera, misalnya mulai menggunakan kacamata atau lensa kontak agar kondisi tidak semakin parah.

2. Astigmatisme Sedang

Pada tingkat sedang, gejala seperti penglihatan kabur, sakit kepala, dan mata lelah menjadi lebih jelas. Hal ini akan terlihat pada angka pengukuran silindris antara 1.00 D hingga 2.00 D.

Koreksi dengan kacamata atau lensa kontak biasanya diperlukan untuk memperbaiki penglihatan.

3. Astigmatisme Parah

Astigmatisme parah menyebabkan distorsi penglihatan yang signifikan dan bisa sangat mengganggu. Angka silindris yang terlihat pada pemeriksaan mata adalah antara 2.00 D hingga 4.00 D.

Dalam kasus ini, penggunaan kacamata atau lensa kontak yang tepat sangat penting. Beberapa penderita mungkin juga memerlukan operasi korektif untuk memperbaiki kelengkungan kornea.

4. Mata Silinder Ekstrem

Kalau pemeriksaan mata menghasilkan angka silindris 4.00 D atau lebih, ini sudah masuk kategori ekstrem lho. Jangan dibiarkan. Lebih baik berkonsultasi dengan dokter mata untuk penanganan terbaik agar Anda tidak kelihatan penglihatan.

Kemungkinan Mata Silinder Kembali Normal

Mata yang sudah terlanjur mengalami silinder hanya bisa sembuh melalui metode operasi. Itupun belum ada penelitian yang bisa memastikan mata kembali normal seperti sebelumnya.

Namanya operasi biasanya tetap ada efek samping yang mengikuti, tergantung kondisi masing-masing orang.

Maka bagi Anda yang sudah mengalami gejala mata silinder yang masih pada tahap awal, sebaiknya lakukan tindakan preventif agar kondisi tidak semakin memburuk.

Beberapa tindakan yang bisa Anda lakukan, seperti:

●       Pastikan membaca dan bekerja dalam kondisi penerangan yang cukup, tidak terlalu terang dan tidak juga remang-remang.

●       Kurangi penggunaan gadget dan perangkat digital lainnya dan jangan terlalu dekat mata ketika menggunakannya.

●       Cukupi kebutuhan tubuh akan air sehingga mata bisa ikut terhidrasi dengan baik. Begitupun dengan konsumsi makanan bernutrisi tinggi yang baik untuk kesehatan mata.

●       Gunakan kacamata atau lensa kontak yang diresepkan dokter sesuai dengan ukuran silindris yang sudah diketahui dari pemeriksaan medis.

●   Anda bisa melakukan tindakan operasi LASIK atau PRK jika dokter memang merekomendasikannya sesuai kebutuhan Anda.

Walaupun mata silinder termasuk gangguan mata umum yang dialami banyak orang, bukan berarti Anda juga harus mengalaminya. Lebih baik kenali ciri-ciri mata silinder, tingkat keparahannya, dan mulailah menjaga kesehatan mata Anda.Rutin memeriksakan mata ke dokter bisa menjadi tindakan preventif lho. Selain itu, coba diskusikan dengan dokter mata tentang Penglihatan Mata Silinder, Pencegahan, dan Pengobatan yang Bisa Dilakukan.

Apa Itu Mata Silinder, Penyebab, Gejala, dan Bedanya dengan Mata Minus

Artikel direview oleh dr. Nelandriani Yudapratiwi, SpM

Mata yang sehat pastilah menjadi keinginan setiap orang. Termasuk Anda, kan? Namun tak jarang ada saja gangguan yang mempengaruhi penglihatan dan perlu Anda waspadai. Salah satunya adalah mata silinder atau astigmatisme.

Yuk, cari tahu apa itu mata silinder, penyebab, gejala, dan perbedaan mata minus dan silinder di artikel ini supaya Anda bisa mencegah atau mengatasinya.

Apa Itu Mata Silinder?

Astigmatisme atau mata silinder adalah kondisi di mana bagian selaput bening mata (kornea) memiliki lengkung yang tidak sempurna.

Akibatnya, cahaya yang masuk ke mata tidak terfokus dengan benar pada retina, menyebabkan penglihatan kabur atau terdistorsi. Itulah sebabnya banyak penderita mata silinder yang harus memicingkan mata ketika melihat sesuatu dalam jarak dekat maupun jarak jauh.

Gangguan refraksi mata yang satu ini bisa dialami oleh siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Jika terjadi pada orang dewasa, gejala akan terlihat pada awal munculnya gangguan, jadi sebaiknya langsung ambil tindakan sebelum kondisi makin parah.

Namun kalau terjadi pada anak-anak, orang tua harus segera tanggap ketika anak mengeluhkan pandangan matanya kabur, dan langsung mengajak anak memeriksakan matanya ke dokter mata.

Penyebab Mata Silinder

Membaca hasil penelitian yang dipublikasikan National Eye Institute (NEI), ada sekitar satu dari tiga orang di Amerika Serikat mengalami astigmatisme dan jumlah ini terus bertambah seiring pertambahan usia.

Bagaimana dengan di Indonesia? Nah data infografis dari Kemenkes RI tentang gangguan refraksi, yang dimuat di artikel Klinik Mata Nusantara, juga menyebutkan ada 48,99% masyarakat dunia juga mengalami hal yang sama.

Apa sih yang menyebabkan lensa mata atau kornea mengalami bentuk lengkungan yang berbeda sehingga menyebabkan kesalahan refraksi?

Masih dalam penelitian yang sama, belum ada ahli medis yang bisa memastikan penyebabnya.

Namun cukup banyak temuan ada orang yang dari lahir sudah mengalami mata silinder. Lalu ada pula yang mengalami mata silinder setelah cedera mata atau efek samping operasi mata.

Meski begitu, berikut beberapa faktor yang bisa menyebabkan Anda mengalami mata silinder dan perlu diwaspadai, antara lain:

1. Faktor Keturunan

Jadi riwayat gen dan faktor keturunan bisa menjadi penyebab mata silinder.

Artinya ketika orang tua atau saudara kandung memiliki kondisi ini, risiko Anda untuk mengalami mata silinder juga meningkat.

2. Cedera atau Operasi Mata

Trauma pada mata karena pernah mengalami cedera di bagian mata bisa menyebabkan perubahan kornea mata.

Begitu pun ketika Anda pernah melakukan operasi mata tertentu, misalnya setelah operasi katarak atau operasi mata lainnya, juga dapat menyebabkan perubahan bentuk kornea.

Pada akhirnya, baik cedera maupun efek samping dari operasi mata yang pernah dilakukan bisa jadi pemicu munculnya astigmatisme atau mata silinder.

3. Penyakit Mata

Beberapa penyakit mata langka, seperti keratoconus, yaitu penipisan kornea yang menyebabkan bentuk kerucut, bisa menyebabkan mata silinder.

4. Infeksi Mata

Ketika mengalami mata merah atau iritasi mata, lebih baik segera periksa ke dokter mata.

Infeksi pada mata bisa mengakibatkan terjadinya jaringan parut pada kornea, yang akhirnya memicu terjadinya mata silinder.

Hal yang sama berlaku ketika terjadi pembengkakan, penipisan, atau perubahan pada kornea. Termasuk kondisi kelopak mata yang mengganggu kornea.

5. Usia

Pertambahan usia bisa menurunkan kemampuan kerja mata, perubahan kondisi bola mata, hingga menyebabkan terganggunya penglihatan.

Kalau saat ini Anda memasuki usia 40 tahun atau lebih, melakukan pemeriksaan rutin bisa membantu mendeteksi adanya gangguan pada mata, sehingga bisa sesegera mungkin mengambil tindakan antisipasi agar kondisi tidak semakin parah.

Gejala Mata Silinder

Astigmatisme atau mata silinder adalah gangguan pada mata yang bisa dialami oleh siapa pun dan biasanya gejala yang terjadi pada setiap orang akan berbeda-beda.

Meskipun begitu, tetap ada gejala umum yang biasanya bisa Anda rasakan atau terlihat jelas, dan perlu segera penanganan medis.

Beberapa gejala mata silinder, antara lain:

●       Penglihatan kabur, buram, bergelombang, atau terdistorsi, baik saat melihat objek dekat maupun jauh.

●       Mata terasa lelah, tegang, atau tidak nyaman, terutama setelah membaca atau melihat layar dalam waktu lama.

●       Sering mengalami sakit kepala setelah melakukan aktivitas visual intens.

●       Kesulitan melihat di malam hari.

●       Melihat cahaya terang dapat menyebabkan silau atau munculnya lingkaran cahaya (halo) di sekitar sumber cahaya.

●   Perlu menyipitkan mata agar bisa melihat dengan jelas.

Remaja dan orang dewasa biasanya akan lebih cepat menyadari berbagai gejala di atas. Namun untuk anak-anak, tidak demikian.

Jadi orang tua perlu pula mengedukasi anak mengenai kesehatan mata dan meminta mereka segera memberitahu kalau ada rasa tak nyaman di mata.

Apa Perbedaan Mata Minus dan Silinder?

Mata minus, atau miopia, adalah kondisi di mana seseorang dapat melihat objek dekat dengan jelas tetapi objek jauh tampak kabur.

Mata minus terjadi ketika bola mata terlalu panjang atau kornea terlalu cembung, sehingga cahaya difokuskan di depan retina, bukan langsung di retina.

Sementara mata silinder disebabkan oleh kelainan bentuk kelengkungan kornea mata. Kelengkungan ini menyebabkan cahaya yang masuk tidak terfokus tepat pada retina, melainkan tersebar, sehingga menyebabkan penglihatan menjadi buram atau terdistorsi.

Maka perbedaan mata minus dan silinder yang paling utama terletak pada bentuk kelengkungan lensa atau kornea mata dan cara cahaya difokuskan.

Pada mata silinder, masalah utama adalah ketidaksempurnaan dalam kelengkungan kornea sedangkan pada mata minus, panjang bola mata atau kecembungan kornea menjadi penyebab utamanya.

Mata silinder memang gangguan mata umum dan banyak  pula orang yang mengalaminya. Namun bukan berarti Anda juga harus mengalaminya, kan? Selama masih bisa dicegah, lebih baik dicegah ya.

Dengan memahami penyebab, gejala, dan perbedaan antara mata silinder dan mata minus, harapannya Anda bisa melakukan tindakan antisipasi maupun mengenali gejalanya sedini mungkin. Lebih baik lagi kalau Anda juga mengenali 7 Ciri Mata Silinder, Tingkat Keparahan, serta Kemungkinan Mata Silinder bisa Kembali Normal.