Mengapa Kantung Mata Bengkak? Ini Lho Penyebabnya

Kantung Mata Bengkak

Artikel direview oleh dr. Nelandriani Yudapratiwi, SpM

Kenapa kantung mata bawah membesar? Penyebab munculnya kantung mata bengkak dan terlihat membesar bisa karena berbagai macam faktor.

Tak hanya mengganggu penampilan dan membuat wajah jadi terlihat sembab, namun juga menimbulkan rasa tak nyaman pada bagian mata. Belum lagi ada anggapan kantung mata yang sering bengkak tanda penuaan.

Jadi, apa sih penyebab kantung mata bengkak? Apakah benar karena terlalu banyak tidur atau karena habis menangis? Cari tahu penjelasan lengkapnya di artikel ini, yuk.

7 Sebab Munculnya Kantung Mata Bengkak dan Membesar

Ada banyak referensi yang menyebutkan kalau terbentuknya kantung mata karena pertambahan usia sehingga jaringan dan otot yang menopang kelopak mata jadi lemah.

Penjelasan ini ada benarnya karena dari situs Mayo Clinic juga disebutkan ketika kulit wajah mulai kendur, lemak yang berada di sekitar mata berpindah ke bawah mata, dan akhirnya terjadinya penumpukan cairan di bawah mata. Inilah yang kemudian menimbulkan kantung mata terlihat bengkak dan membesar.

Selain itu, masih ada berbagai faktor lain yang menyebabkan munculnya kantung mata yang membesar, antara lain:

1. Kurang Tidur

Kurang tidur adalah penyebab paling umum yang membuat kantung mata Anda terlihat bengkak dan membesar.

Ketika Anda tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup, cairan akan menumpuk di area bawah mata, menyebabkan tampilan bengkak dan lingkaran hitam.

Itulah sebabnya, kantung mata bengkak dan berwarna hitam sering pula disebut sebagai mata panda, yang cukup mengganggu penampilan dan bisa membuat wajah Anda jadi tambah lebih tua juga.

Menurut data hasil penelitian dari National Sleep Foundation, waktu tidur yang sehat itu seharusnya antara 7-8 jam setiap malam.

Jika Anda sering kurang tidur dan memiliki kualitas tidur yang buruk, tentunya akan berdampak buruk pada kesehatan, memperburuk kondisi kulit, termasuk kulit yang berada di sekitar area mata.

2. Stres dan Burnout

Selain kurang tidur, ketidakmampuan Anda dalam mengelola stres, apalagi sampai tak menyadari kalau sudah mengalami burnout, juga dapat menyebabkan kantung mata bengkak.

Akibat stres dan burnout, jaringan kulit dan otot di bawah mata akan melemah, kemudian terjadi penumpukan cairan yang membuat kantung mata membesar.

3. Mengalami Rinitis Alergi

Hay fever atau rhinitis alergi adalah peradangan yang terjadi di rongga hidung akibat reaksi alergi.

Menurut referensi dari situs Alodokter, kondisi peradangan di hidung akibat reaksi alergi tersebut akan membuat Anda jadi lebih banyak bersin dan mata berair.

Inilah yang nantinya bisa memunculkan kantung mata bengkak dan ada lingkaran hitam di bawah mata.

4. Pertambahan Usia

Mengapa kantung mata terlihat bengkak dan membesar seiring dengan bertambahnya usia? Jawaban untuk pertanyaan ini bisa Anda dapatkan dari situs Hopkins Medicine.

Dalam salah satu artikelnya, Shaun Desai, M.D., seorang ahli bedah plastik wajah dan rekonstruktif di Johns Hopkins Center for Facial Plastic and Reconstructive Surgery, mengatakan bahwa terbentuknya kantung mata bisa disebabkan proses penuaan alami.

Jadi seiring dengan bertambahnya usia Anda, kulit yang ikut menua akan menjadi lebih kendur dan muncul kerutan.

Lalu otot dan jaringan di sekitar akan melemah dan memungkinkan lemak di sekitar mata menonjol.

Nah, proses ini akhirnya membentuk kantung mata bengkak dan membesar yang lumayan mengganggu penampilan.

5. Pola Makan yang Buruk

Faktor berikutnya yang bisa menyebabkan kantung mata bengkak adalah pola makan buruk, seperti:

●       Kekurangan cairan.

●       Rendahnya asupan protein.

●       Terlalu banyak konsumsi garam atau makanan yang mengandung natrium tinggi.

●   Mengonsumsi alkohol atau merokok.

Cara makan seperti di atas tak hanya memberi pengaruh negatif pada kesehatan tubuh secara umum, tetapi juga akan berdampak pada kulit di sekitar area bawah mata.

6. Gejala Penyakit Tertentu

Beberapa kondisi medis, seperti penyakit tiroid, gagal jantung, atau gagal ginjal, juga dapat menyebabkan kantung mata bengkak.

Pada penderita hipertiroid, misalnya, pembengkakan kantung mata bisa terjadi akibat penumpukan cairan di area tersebut.

Bahkan dalam jurnal Endocrine, sekitar 25-50% pasien dengan penyakit Graves (salah satu jenis hipertiroid) mengalami pembengkakan kantung mata.

Nah, kalau kantung mata yang mengalami pembengkakan karena suatu kondisi medis tertentu, maka Anda perlu mengambil tindakan yang sesuai dengan rekomendasi dokter.

Artinya, lebih baik berkonsultasi saja dulu dengan dokter spesialis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

7. Paparan Sinar UV

Serius sinar matahari bisa menyebabkan kantung mata bengkak? Mungkin pertanyaan ini yang terlintas dalam kepala Anda.

Faktanya memang demikian. Jika kulit terpapar sinar UV secara berlebihan maka kulit akan memproduksi pigmen melanin secara berlebihan.

Akibatnya melanin bisa menumpuk di bagian bawah mata, menyebabkan hiperpigmentasi dan kantung mata bengkak.Sekarang Anda sudah tahu penyebab paling umum kenapa bisa terjadi kantung mata bengkak. Jika mengalaminya dan sudah melakukan segala cara untuk mengatasi dan menghilangkan kantung mata bengkak, ada baiknya Anda berkonsultasi dengan tim medis atau dokter spesialis mata. Boleh juga Anda menghubungi IEC Eye Care terlebih dahulu untuk berkonsultasi ya.

Kelopak Mata Bengkak: Ini 7 Penyebab dan Cara Efektif Mengatasinya

Artikel direview oleh dr. Nelandriani Yudapratiwi, SpM

Selama ini pemahaman mata yang bengkak, termasuk bagian kelopak matanya, pasti gara-gara sebelumnya habis menangis.

Tapi pernah tidak Anda mengalami kelopak mata bengkak padahal sebelumnya tidak menangis?

Bisa jadi pembengkakan ini Anda sadari saat baru bangun tidur di pagi hari. Bisa juga kelopak mata bengkak terjadinya tiba-tiba di tengah Anda sedang beraktivitas.

Rasanya pasti tidak nyaman dan mengganggu aktivitas sehari-hari, kan? Belum lagi bikin penampilan wajah jadi jelek dan mempengaruhi kepercayaan diri.

Nah, apa sih yang menyebabkan kelopak mata bengkak secara tiba-tiba begini? Bagaimana cara menghilangkan bengkak di kelopak mata dengan cepat? Baca penjelasan lengkapnya di artikel IEC terbaru kali ini ya.

7 Penyebab Kelopak Mata Bengkak

Penyebab pembengkakan pada kelopak mata bisa bermacam-macam, mulai dari alergi, adanya infeksi, atau pertanda Anda punya masalah kesehatan serius yang harus segera ditangani.

Supaya lebih jelas dan Anda memiliki gambaran yang lengkap, simak 7 penyebab umum kelopak mata bisa mengalami bengkak berikut ini:

1. Alergi

Salah satu penyebab umum pembengkakan kelopak mata adalah alergi.

Ketika tubuh bereaksi terhadap zat-zat alergen, seperti debu, serbuk sari, bulu hewan, atau penggunaan produk kosmetik yang tidak cocok, maka sistem kekebalan tubuh akan melepaskan histamin.

Nah, histamin inilah yang menyebabkan timbulnya pembengkakan, iritasi, dan rasa gatal pada kelopak mata.

Menurut data dari American Academy of Allergy, Asthma & Immunology, sekitar 50 juta orang di Amerika Serikat mengalami alergi setiap tahunnya. Angka ini menunjukkan betapa umum dan sering terjadi masalah alergi, termasuk yang menyebabkan pembengkakan kelopak mata.

Untuk mengatasi kelopak mata bengkak akibat alergi, Anda bisa melakukan beberapa hal berikut:

●       Gunakan obat tetes mata antihistamin.

●       Lakukan kompres dingin pada kelopak mata untuk mengurangi bengkak.

●       Hindari kontak dengan pemicu alergi.

●   Konsumsi obat antihistamin oral jika diperlukan.

2. Infeksi

Ketika menemukan kelopak mata bengkak, bisa jadi Anda sedang mengalami infeksi yang terjadi di kelopak mata.

Maka coba lihat dan cari tahu apakah ada hordeolum (bisul) yang muncul di kelopak mata, blepharitis, atau chalazion.

Gejala adanya infeksi juga bisa Anda kenali dari rasa nyeri dan gatal atau kelopak mata terlihat kemerahan.

Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Clinical Ophthalmology, blepharitis menjadi salah satu penyebab tersering pembengkakan kelopak mata, dengan prevalensi sekitar 37-47% di berbagai populasi.

Blepharitis adalah peradangan pada kelopak mata yang biasanya terjadi di sekitar area bulu mata. Penyebabnya bisa karena infeksi bakteri, disfungsi kelenjar minyak di kelopak mata, atau kondisi kulit tertentu seperti dermatitis seboroik atau rosacea.

Sementara menurut situs Healthline, chalazion, bintil mata atau yang Anda kenal dengan sebutan bintitan, juga bisa menyebabkan munculnya benjolan di kelopak mata.

Agar lebih yakin kalau pembengkakan yang terjadi di kelopak mata adalah karena infeksi, ada baiknya Anda berkonsultasi dulu di klinik mata, seperti ke IEC Eye Care.

Nanti dokter spesialis mata yang ada di klinik itu akan memeriksa dan memastikan penyebab kelopak mata bengkak yang Anda alami.

Jika benar karena infeksi, biasanya dokter akan meresepkan obat tetes mata antibiotik.

3. Trauma / Cedera

Kelopak mata bengkak bisa juga terjadi karena adanya luka, baru terbentur sesuatu, atau akibat terkena benda asing yang mengenai kelopak mata.

Jangan dikira trauma atau cedera hanya bisa terjadi karena kecelakaan atau aktivitas olahraga. Saat membersihkan mata atau menggunakan kosmetik juga bisa lho menyebabkan cedera pada kelopak mata.

Untuk mengurangi bengkak, coba langsung lakukan kompres air hangat sesaat setelah mengalami trauma. Namun sebelum menyentuh mata, pastikan tangan Anda dalam keadaan bersih ya.

Jika setelah pengompresan kondisi tidak membaik, atau malah muncul rasa sakit diikuti dengan berkurangnya kemampuan melihat, lebih baik periksakan saja ke dokter mata.

4. Kondisi Medis Tertentu

Beberapa kondisi medis, seperti tiroid, diabetes, atau lupus, juga dapat menyebabkan pembengkakan kelopak mata.

Pada penderita hipertiroid (gondok), misalnya, pembengkakan kelopak mata terjadi akibat peradangan pada jaringan di sekitar bola mata.

Bahkan dalam jurnal Endocrine yang dipublikasikan di situs SpringerLink, disebutkan kalau penyakit tiroid dapat menyebabkan berbagai perubahan fungsional dan struktural tubuh, termasuk ada 64% penderita tiroid melaporkan mengalami kelopak mata bengkak.

Berkonsultasilah dengan dokter jika pembengkakan kelopak mata terjadi karena kondisi medis seperti ini.

Jangan sembarangan mengonsumsi obat karena takutnya malah memperburuk penyakit lain yang sedang Anda alami.

5. Reaksi Obat-obatan

Mengonsumsi obat tertentu secara rutin bisa menimbulkan efek samping bengkak pada kelopak mata, misalnya penggunaan obat antibiotik untuk menangani penyakit tertentu, obat anti inflamasi, hingga obat-obatan untuk penyakit jantung.

Jika mengalami kelopak mata bengkak setelah mengonsumsi obat-obatan, ada baiknya Anda segera berkonsultasi dengan dokter.

Mungkin perlu ada penyesuaian dosis atau penggantian jenis obat untuk mengatasi efek samping tersebut.

6. Stres dan Kelelahan

Stres dan kelelahan juga dapat menjadi pemicu pembengkakan di kelopak mata, baik terjadi pada satu sisi maupun kelopak di kedua mata.

Hal ini bisa terjadi karena saat tubuh mengalami kelelahan, maka sistem kekebalan tubuh ikut melemah. Artinya, tubuh Anda jadi rentan terhadap infeksi atau peradangan yang menyebabkan pembengkakan.

Selain itu, rasa lelah yang berlebihan, juga akibat stres yang Anda alami, akan memicu produksi sitokin pro-inflamasi, yang berkontribusi pada pembengkakan kelopak mata.

Bagaimana menghilangkan pembengkakan pada kelopak mata dalam situasi ini? Ya, Anda perlu melakukan tips berikut:

●       Meredakan kelelahan dan stres yang Anda alami dengan mendapatkan waktu istirahat yang cukup.

●       Tidur 7-8 jam setiap malam.

●       Menerapkan gaya hidup sehat.

●   Mengelola stres.

Lalu untuk mengurangi pembengkakan, coba kompres dengan air hangat pada bagian kelopak mata yang bengkak ya.

7. Faktor Hormonal

Untuk Anda para wanita, coba perhatikan dengan seksama ketika berada pada masa menstruasi atau sedang hamil, kelopak mata Anda pasti akan terlihat sedikit bengkak, kan? Ini wajar karena kelopak mata bengkak memang bisa karena fluktuasi hormon.

Untuk mengatasi pembengkakan kelopak mata yang disebabkan oleh faktor hormonal, Anda bisa menggunakan kompres dingin, menghindari kosemtik atau produk perawatan wajah yang dapat memicu iritasi, dan berkonsultasi dengan dokter jika gejala tidak membaik.

Nah, demikian penjelasan 7 penyebab utama kelopak mata bengkak beserta cara mengatasinya. Jika Anda mengalami masalah serupa, segera lakukan tindakan yang tepat agar kondisi mata Anda cepat pulih.

Berapa Lama Bengkak di Kelopak Mata Akan Hilang?

Durasi pembengkakan kelopak mata sangat beragam dan waktu yang dibutuhkan untuk menghilangkan pembengkakan kelopak mata dapat bervariasi tergantung pada penyebabnya.

Secara umum, berikut perkiraan lama pembengkakan dapat hilang:

●       Pembengkakan akibat alergi biasanya akan mereda dalam 1-2 hari setelah menghindari pemicu alergi dan menggunakan obat antihistamin.

●       Jika penyebab infeksinya adalah blepharitis atau hordeolum, biasanya akan membaik dalam 3-5 hari setelah pengobatan dengan antibiotik topikal atau oral.

●       Kelopak mata bengkak karena trauma bisa membaik dalam 2-3 hari jika Anda melakukan penanganan dengan tepat, seperti melakukan kompres dingin dan beristirahat.

●       Kalau kelopak pada bagian mata bengkak karena penyakit tiroid atau diabetes yang Anda derita, waktu pulihnya tergantung bagaimana proses pengobatan yang Anda lakukan untuk penyakit tersebut.

●   Bengkak yang terjadi karena efek samping penggunaan obat tertentu bisa membaik dalam 3-5 hari setelah Anda berhenti mengonsumsi obat atau mengganti obatnya.

Pada prinsipnya, masing-masing durasi dan lama bengkak di kelopak mata akan hilang tergantung penyebab dan bagaimana Anda menangani penyebab tersebut.

Semakin cepat Anda melakukan penanganan, tentu saja semakin cepat juga bengkak bisa hilang.

Terapi Mata Juling untuk Penglihatan yang Sempurna

Artikel direview oleh dr. Nelandriani Yudapratiwi, SpM

Mata juling terjadi ketika otot-otot mata tidak bekerja secara selaras. Akibatnya, satu atau kedua mata dapat bergerak ke arah yang tidak sama, padahal sedang melihat satu objek tertentu.

Ini menyebabkan penglihatan ganda atau masalah penglihatan lainnya. Apakah Anda atau anggota keluarga di rumah ada yang mengalami mata juling?

Jika iya, tenang saja ya. Sebab kondisi ini memang salah satu masalah penglihatan yang umum. Bahkan dari data yang dirilis American Academy of Ophthalmology (AAO), ada sekitar 4% populasi dunia menderita mata juling.

Meskipun termasuk gangguan penglihatan yang umum, tetap saja Anda perlu menyadari adanya kondisi ini sedini mungkin, sehingga bisa mengambil tindakan untuk mengatasinya, termasuk memilih terapi mata juling yang tepat.

Apa Itu Mata Juling?

Mata juling, atau yang dalam bahasa medis dikenal dengan nama strabismus, adalah kondisi di mata posisi atau arah melihat mata tidak sejajar seperti yang seharusnya.

Bisa saja satu mata melihat ke arah objek, sementara mata lain bergerak ke arah yang berbeda.

Penyebab mata juling karena ada masalah pada koordinasi otot-otot penggerak bola mata, sehingga mata tidak dapat fokus pada satu titik yang sama. Ini bisa terjadi karena beberapa faktor, seperti:

●       Pernah mengalami cedera pada mata.

●       Faktor genetik di mana mata juling diturunkan dari orang tua ke anak.

●       Mengalami penyakit tertentu.

●   Bisa pula karena kelainan bawaan sejak lahir.

Mengalami mata juling itu sungguh tak menyenangkan. Tak hanya mengganggu kemampuan melihat secara jelas, tetapi mempengaruhi estetika dan penampilan.

Jadi wajar kalau penderitanya akan mengalami kepercayaan diri yang rendah dan kesulitan berinteraksi sosial. Bahkan pada anak-anak yang mengalami mata juling bisa mengalami bullying lho.

Belum lagi kalau tak segera ditangani dengan baik, mata juling bisa membuat penderitanya sering mengalami penglihatan ganda, jadi sulit berkonsentrasi, sering mengalami sakit kepala, atau mengalami gangguan perkembangan otak.

Dalam kondisi yang lebih parah menurut AAO, mata juling yang tak segera ditangani dengan baik bisa menyebabkan gangguan penglihatan secara permanen, seperti amblyopia atau mata malas.

Jenis Mata Juling

Secara umum, ada tiga jenis utama mata juling berdasarkan arah penyimpangan mata, yaitu esotropia, eksotropia, dan hipertropia. Berikut penjelasannya:

1. Esotropia

Penderita jenis mata juling esotropia memiliki kondisi mata yang salah satu atau kedua mata  menyimpang ke arah hidung (ke dalam).

Biasanya, jenis juling mata yang satu ini dialami oleh anak-anak. Penyebabnya bisa karena cedera, gangguan pada otot-otot penggerak bola mata, atau karena kelainan bawaan yang dialami dari lahir.

Karena mata bergerak ke dalam pada penderita esotropia, mata akan terlihat lebih kecil. Selain itu, kondisi ini juga menyebabkan penderita sering mengalami penglihatan ganda (diplopia) dan kesulitan menilai jarak serta kedalaman ruang (depth perception).

Jika tidak Anda tangani segera, gangguan penglihatan yang satu ini bisa menyebabkan ambliopia (mata malas) pada mata yang menyimpang.

2. Eksotropia

Eksotropia adalah kebalikan dari esotropia, di mana salah satu atau kedua mata menyimpang ke arah luar (ke samping).

Penyebab dan gejalanya hampir serupa dengan esotropia dan menjadi masalah mata yang cukup umum terjadi, terutama pada anak-anak yang berusia kurang dari 4 tahun.

3. Hipertropia

Hipertropia menjadi jenis mata juling yang sebenarnya jarang terjadi kalau dibandingkan dengan esotropia dan eksotropia.

Meski begitu tetap ada penderita yang mengalami hal ini, di mana salah satu atau kedua mata menyimpang ke atas.

Apa pun jenis mata juling yang Anda alami, atau yang anggota keluarga Anda alami, tetap butuh penanganan segera agar kondisinya tidak semakin parah.

Cara menanganinya bisa dengan memeriksakan diri ke dokter mata atau berkonsultasi terlebih dahulu di klinik mata IEC Eye Care untuk mendapatkan solusi terbaik.

Terapi Mata Juling Untuk Koreksi Kondisi Mata

Mata juling atau strabismus merupakan kondisi masalah otot mata yang cukup umum.

Meski begitu tetap saja kondisi ini butuh Anda tangani dengan serius demi mendapatkan penglihatan yang lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup.

Ada beberapa metode terapi yang biasanya bisa Anda pertimbangkan, mulai dari vision therapy hingga tindakan medis, seperti melakukan operasi mata.

1. Vision Therapy

Salah satu jenis terapi yang paling sering direkomendasikan untuk mengatasi mata juling adalah vision therapy atau latihan mata.

Latihan ini bertujuan untuk memperbaiki koordinasi dan fungsi otot-otot penggerak bola mata agar bisa kembali sejajar dan mampu fokus pada satu titik yang sama.

Ada tiga jenis latihan mata untuk mengatasi mata juling, yaitu:

●       Pencil pushups, yaitu latihan dengan cara memegang pensil persis di depan wajah. Kemudian secara perlahan menggerakkan pensil tersebut mendekati hidung. Nah, kedua mata Anda harus bergerak mengikuti arah gerak pensil.

●       Brodie string adalah latihan menggunakan benang atau tali yang digerakkan ke kiri dan ke kanan persis di depan wajah. Lalu kedua mata harus mengikuti gerakan tali untuk melatih koordinasi dan pergerakan mata.

●   Barrel cards merupakan latihan koordinasi, konsentrasi, dan meningkatkan ketajaman mata. Caranya, Anda perlu menggunakan kartu bergambar yang diletakkan di dalam silinder. Lalu, kedua mata Anda harus melihat ke arah gambar yang bergerak di dalam tabung tersebut.

Anda bisa memilih salah satu dari tiga jenis latihan mata di atas, atau bisa juga melatih semuanya secara bergantian.

Kalau rutin melakukan latihan, maka kemampuan otot-otot penggerak mata untuk bisa bekerja selaras akan membaik, dan kemampuan penglihatan penderita mata juling juga ikut menjadi lebih baik.

2. Latihan Near-Far Focus Switching

Selain vision therapy, ada lagi latihan mata lainnya yang juga efektif mengatasi mata juling, yaitu yang dikenal dengan sebutan near-far focus switching.

Dalam latihan ini, Anda harus memfokuskan pandangan pada objek yang berada di dekat wajah, seperti ujung pensil atau benda kecil lainnya.

Kemudian beralih memfokuskan kedua mata pada objek yang berada di jarak jauh, seperti poster atau gambar di dinding. Proses berganti fokus ini dilakukan berulang-ulang selama beberapa menit.

Manfaat melakukan latihan near-far focus switching ini, antara lain:

●       Melatih kemampuan mata dalam beradaptasi dan fokus pada objek yang berada pada jarak dekat maupun jauh.

●       Membantu melatih otot-otot mata bisa berkoordinasi secara efisien.

●       Memperbaiki kemampuan penglihatan jarak dekat maupun jarak jauh.

●   Mengurangi gejala-gejala yang sering dialami penderita mata juling, seperti sakit kepala, kelelahan mata, dan penglihatan ganda.

3. Penggunaan Kacamata atau Lensa Khusus

Selain terapi mata melalui latihan-latihan, penanganan mata juling juga dapat dilakukan dengan menggunakan kacamata atau lensa khusus.

Jenis kacamata atau lensa yang sering direkomendasikan untuk penderita mata juling adalah kacamata prisma dan prisma Fresnel.

Kacamata prisma adalah kacamata yang dilengkapi dengan prisma optik di salah satu atau kedua lensanya.

Menurut Optometric Extension Program Foundation (OEPF), fungsi prisma di sini untuk membelokkan cahaya yang masuk ke mata, sehingga dapat membantu menyatukan pandangan kedua mata.

Manfaat lain dari penggunaan kacamata prisma, yaitu:

●       Membantu mengurangi gejala penglihatan ganda.

●       Meningkatkan kemampuan koordinasi mata pada penderita mata juling.

●   Mengurangi kelelahan mata dan sakit kepala yang sering penderita mata juling alami.

Sementara penggunaan prisma Fresnel bisa jadi pilihan berikutnya untuk mengatasi mata juling. Prisma Fresnel adalah membran tipis yang pada bagian permukaannya terdapat prisma multipel.

Prisma ini berguna untuk mendekatkan dua bayangan yang terlihat sehingga bisa disatukan di otak.

Agar hasil yang Anda dapatkan lebih optimal, maka penggunaan prisma Fresnel harus didukung dengan latihan mata yang dilakukan secara rutin.

4. Terapi Mata Juling dengan Obat

Penanganan mata juling juga bisa dengan pemberian obat-obatan.

Biasanya dokter mata akan memberikan opsi ini kalau kondisi memang memungkinkan, termasuk cocok tidaknya Anda dengan metode pengobatan menggunakan obat.

Jenis obat yang akan dokter resepkan untuk penderita mata juling, yaitu botulinum toxin (Botox) yang berfungsi melumpuhkan otot-otot penggerak bola mata, sehingga dapat membantu menyatukan pandangan kedua mata.

Tetapi tetap saja, bersamaan dengan pemberian obat ini, Anda tetap perlu melakukan vision therapy agar hasilnya lebih optimal.

5. Terapi Mata Juling dengan Operasi Mata

Dalam kasus tertentu, dokter mungkin akan memberikan pilihan untuk melakukan operasi mata jenis strabismus surgery atau operasi otot mata.

Rekomendasi untuk melakukan operasi mata baru bisa diberikan ketika terapi mata, penggunaan kacamata maupun prisma, juga pemberian obat tidak memungkinkan untuk memperbaiki kondisi mata yang juling.

Prosedur operasi umumnya akan disesuaikan dengan jenis mata juling yang Anda alami.

Misalnya Anda menderita esotropia, maka dokter akan memperlemah otot mata yang menarik bola mata ke arah hidung  sehingga mata dapat kembali sejajar.

Sementara kalau jenis mata julingnya adalah eksotropia, prosedurnya akan dilakukan sebaliknya.

Menurut American Academy of Ophthalmology, proses pemulihan operasi mata juling membutuhkan waktu sekitar 2-4 minggu. Lalu setelahnya, penderita tetap perlu melakukan terapi mata agar hasilnya lebih maksimal.

Kapan Sebaiknya Memeriksakan Diri ke Dokter?

Ketika Anda menemukan gejala penglihatan ganda, mata tidak sejajar atau tidak bisa fokus pada satu titik, maka segera saja memeriksakan diri ke dokter spesialis mata.

Ini cara terbaik untuk mengetahui gangguan penglihatan atau masalah pada mata sedini mungkin.

Prinsipnya, semakin cepat Anda mengatasi masalah apa pun yang berkaitan dengan kemampuan mata untuk melihat, semakin besar  peluang Anda bisa mendapatkan hasil yang optimal.

Cara termudah, Anda bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan petugas medis di klinik mata, seperti IEC Eye Care. Nanti petugas medis yang akan mengarahkan Anda untuk langkah selanjutnya.

Sudah Yakin Mau Operasi Lasik? Cek Di sini Syaratnya!

Artikel direview oleh dr. Eko Firdianto Karim, SpM (K)

Mungkin selama ini Anda adalah pengguna kacamata atau lensa kontak akibat gangguan penglihatan yang Anda alami. Memang kedua benda tersebut sangat membantu Anda mendapatkan penglihatan yang lebih baik. 

Tetapi di saat yang sama, tetap menimbulkan kerepotan dan rasa tidak nyaman dalam melakukan aktivitas tertentu, seperti berolahraga atau kegiatan lain yang membutuhkan gerak tubuh lebih dinamis.

Maka saat mendengar ada teknologi modern yang mampu membuat Anda terbebas dari keharusan menggunakan kacamata atau lensa kontak, pastilah Anda tergiur untuk mencobanya, kan?

Sayangnya, untuk bisa menjalani prosedur operasi Lasik mata, ada syarat yang harus Anda penuhi terlebih dahulu lho. Sebab, namanya tindakan medis tetap ada faktor resiko yang mempengaruhi hasil.

Nah, cari tahu apa saja syarat Lasik mata dan kondisi mata yang seperti apa yang boleh menjalani proses operasi Lasik di artikel ini.

Syarat Lasik Mata dan Kondisi yang Wajib Anda Penuhi

Operasi Lasik adalah prosedur bedah refraktif menggunakan laser untuk membentuk ulang kornea mata. Tujuannya tentu saja untuk memperbaiki masalah penglihatan, seperti miopia, hiperopia, dan astigmatisme

Ada banyak referensi dari berbagai literatur atau artikel di internet, yang menjelaskan kalau  Lasik itu cepat, aman, dan prosesnya mudah. Bahkan Anda pasti pernah membaca ulasan dari pasien yang sudah pernah menjalani prosedur Lasik dan mengatakan hal yang sama.

Namun, ada syarat yang akan dokter mata profesional ajukan untuk Anda penuhi agar bisa menjalani operasi Lasik mata. Ini bukan tentang biaya operasi Lasik saja ya, tetapi lebih kompleks lagi.

Berikut beberapa syarat Lasik mata yang wajib dipenuhi oleh siapa pun yang ingin melakukan bedah refraktif mata ini, antara lain:

1. Usia dan Stabilitas Penglihatan

Syarat usia minimal 18 tahun. Namun idealnya adalah di atas 21 tahun untuk memastikan kematangan fisik mata. Meski begitu, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter mata mengenai ketetapan usia ini.

Lalu untuk bisa menjalani operasi Lasik mata, pastinya akan ada pemeriksaan menyeluruh mengenai kestabilan penglihatan Anda selama 12 bulan terakhir. 

Perubahan refraksi yang masih ditolerir dan bisa melakukan Lasik adalah kurang dari 0,50 dioptri dalam setahun terakhir sebelum operasi LASIK. 

2. Pengukuran Ketebalan Kornea

Nah ini nih syarat utama yang nantinya menentukan bisa tidaknya Anda menjalani prosedur Lasik mata. 

Alasannya karena prosedur Lasik melibatkan pengurangan atau pemotongan lapisan tipis yang ada di permukaan kornea untuk memfokuskan kembali cahaya tepat di retina. 

Pemotongan lapisan kornea ini akan mengubah struktur dan kekuatan kornea. 

Itulah sebabnya, kalau ketebalan kornea mata Anda kurang dari batas minimal yaitu 500 mikron, sudah pasti dokter mata tidak akan menganjurkan Anda melakukan operasi Lasik.

3. Kesehatan Mata Menyeluruh

Bukan hanya ketebalan kornea saja yang menjadi faktor penting, namun kesehatan mata secara keseluruhan,meliputi kesehatan retina, tekanan intraokular, dan produksi air mata juga perlu diperiksa dengan cermat.

Selain itu, dokter juga akan melakukan tes genetik untuk mengetahui riwayat penyakit mata di dalam keluarga, indikasi faktor keturunan lainnya yang belum terdeteksi, hingga ada tidaknya penyakit mata lain yang pernah Anda derita. Termasuk risiko keratokonus yang mungkin belum terdeteksi.

4. Kondisi Medis Umum

Saat ingin menjalani prosedur Lasik, syarat Lasik mata yang wajib tidak sekadar mata dalam kondisi sehat saja.

Faktor-faktor yang berkaitan dengan kesehatan tubuh secara umum juga pasti diperiksa dulu untuk tahu layak tidaknya Anda menjalani operasi Lasik, sekaligus untuk meminimalkan risiko komplikasi.

Hal ini berkaitan dengan kondisi tertentu yang terlalu beresiko kalau Anda tetap ingin melakukan operasi mata, seperti:

  • Adanya penyakit diabetes yang bisa mempengaruhi proses penyembuhan.
  • Gangguan autoimun.
  • Arthritis rheumatoid 
  • Sedang mengalami nyeri kronis, seperti migrain atau fibromyalgia
  • Collagen vascular disease.
  • Marfan syndrome.
  • Sedang hamil atau mengandung.
  • Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti steroid.

Kondisi kesehatan umum akan dipastikan dalam kondisi baik dalam pemeriksaan pre-lasik. Jika hasilnya bagus, maka Anda bisa melakukan Lasik mata.

5. Tidak Menderita Sakit Mata Tertentu

Beberapa penyakit mata bisa menyebabkan kontraindikasi dan memperbesar resiko terjadinya komplikasi. Maka dokter akan melakukan pemeriksaan detail mengenai hal ini.

Jika pun ada pemeriksaan yang terlewat, Anda sebagai pemilik mata ya harus terbuka untuk menginformasikan histori kesehatan mata Anda secara lengkap.

Beberapa penyakit mata yang dimaksudkan di sini, antara lain:

  • Infeksi mata.
  • Glaukoma.
  • Keratoconus.
  • Retinal detachment.
  • Herpetic keratitis.

Selain itu, kalau Anda pernah atau sering mengalami sindrom mata kering, tentunya akan berisiko kalau melakukan Lasik mata. Mengapa? Sebab, pasca prosedur Lasik, Anda bisa mengalami sindrom mata kering yang sangat parah.

6. Tidak Menggunakan Lensa Kontak

Jika selama ini Anda termasuk pengguna lensa kontak, maka saat sudah memutuskan ingin melakukan prosedur Lasik dan supaya bisa memenuhi syarat Lasik mata, sebaiknya Anda menghentikan dulu penggunaan lensa tersebut.

Adapun ketentuan durasi lepas dari lensa kontak, antara lain:

  • Sudah tidak menggunakan soft contact lenses selama kurang lebih 2 minggu sebelum melakukan pemeriksaan pre-Lasik.
  • Sebagai pengguna Toric soft lenses atau Rigid Gas Permeable (RGP) lenses, pastikan Anda sudah tidak menggunakan lensa kontak jenis ini selama 3 minggu sebelum pemeriksaan pra-Lasik.
  • Khusus untuk perempuan, Anda juga perlu menghindari penggunaan make-up selama satu hari sebelum pemeriksaan awal. 

7. Gaya Hidup & Ekspektasi

Kalau profesi dan hobi Anda berisiko tinggi terhadap trauma mata, tidak disarankan menjalani prosedur Lasik. Mungkin bisa mencoba alternatif lain, seperti PRK.

Begitu juga kalau Anda adalah seorang atlet atau sering terpapar debu dan air, maka ada pertimbangan khusus dari dokter mata mengenai kesesuaian dengan syarat Lasik mata. 

Jika masih ragu mengenai cocok tidaknya Anda melakukan prosedur operasi Lasik mata, lebih baik berkonsultasi dulu dengan tim medis dari IEC Eye Care.

Kenali Dulu Resiko dan Efek Samping Lasik Sebelum Memutuskan Operasi Lasik

Artikel direview oleh dr. Eko Firdianto Karim, SpM (K)

Operasi Lasik atau Laser-Assisted in Situ Keratomileusis telah menjadi pilihan populer bagi siapa pun yang ingin mengurangi ketergantungan pada kacamata atau lensa kontak. Apakah termasuk Anda salah satunya?

Jika iya, pastikan Anda memahami dulu apa saja resiko Lasik mata sebelum memutuskan memilih operasi Lasik ya. Sebab yang namanya operasi tetap memiliki resiko, bisa resiko kecil, bisa juga besar.

Nah, artikel kali ini akan mengulas secara detail mengenai berbagai resiko Lasik mata yang umum terjadi. Yuk, langsung baca saja artikelnya.

Memahami Prosedur Lasik

Lasik adalah jenis bedah refraktif yang menggunakan laser untuk memperbaiki masalah penglihatan seperti miopia (rabun jauh), hiperopia (rabun dekat), dan astigmatisme

Prosedur ini melibatkan pembuatan flap tipis pada kornea menggunakan microkeratome atau laser femtosecond, kemudian menggunakan laser excimer untuk membentuk ulang jaringan kornea di bawahnya. 

Tujuannya untuk mengubah dan memfokuskan kembali cahaya tepat di retina mata, sehingga meningkatkan kejernihan penglihatan.

Resiko Lasik Mata yang Umum Terjadi 

Meskipun operasi Lasik mata sudah dianggap aman dengan tingkat komplikasi kurang dari 1%, tetap saja Anda perlu memahami dengan baik berbagai efek samping yang mungkin terjadi. Berikut beberapa resiko Lasik mata yang perlu Anda tahu:

1. Undercorrection atau Overcorrection

Resiko Lasik mata yang pertama dan paling sering terjadi adalah undercorrection atau overcorrection

Efek samping ini terjadi ketika laser yang digunakan dalam operasi menghilangkan terlalu sedikit atau terlalu banyak jaringan kornea. 

Akibatnya koreksi mata yang dilakukan tidak sempurna, dan perlu koreksi lanjutan beberapa waktu kemudian.

2. Masalah Flap

Ketika Anda melakukan operasi Lasik, dokter akan melakukan pembuatan flap atau lapisan tipis di kornea. Tindakan ini bertujuan agar dokter dapat mengakses dan mengubah bentuk kornea di bawahnya dengan laser. 

Setelah selesai, flap akan dikembalikan ke tempat semula dan menjadi penutup alami untuk mempercepat proses penyembuhan. Sayangnya, sebaik apa pun dokter bedah mata bekerja, tetap ada potensi terjadi masalah flap, seperti:

  • Resiko infeksi tetap bisa terjadi jika ada bakteri yang masuk ke area flap yang terbuka dalam proses pembuatan atau saat dokter melipat flap. Gejalanya berupa penglihatan buram, mata merah, atau bisa juga membuat Anda merasa nyeri.
  • Efek samping Lasik mata berikutnya, Anda bisa saja mengalami pertumbuhan sel abnormal yang dikenal dengan nama epithelial ingrowth. Komplikasi ini terjadi ketika sel-sel epitel dari permukaan kornea mulai tumbuh di bawah flap, sehingga menyebabkan distorsi pada penglihatan, iritasi, atau memerlukan prosedur tambahan untuk mengangkat sel yang tidak normal.
  • Terakhir, dislokasi flap adalah flap yang bergeser dari posisi seharusnya. Dislokasi flap dapat menyebabkan penglihatan kabur, rasa tidak nyaman, bahkan membutuhkan pembedahan ulang jika pergeserannya signifikan.  

3. Dry Eye Syndrome

Dry Eye Syndrome atau sindrom mata kering menjadi resiko operasi Lasik mata berikutnya yang wajib Anda sadari, terutama kalau Anda punya riwayat mata kering.

Penyebabnya karena proses Lasik bisa saja mengganggu saraf di kornea yang mengatur produksi air mata, sehingga mengakibatkan produksi air mata berkurang dan mata jadi terasa kering pasca operasi Lasik.

Dari banyak kasus yang terjadi, efek samping mata kering setelah operasi Lasik mata hanya terjadi sementara dan akan membaik dalam beberapa minggu atau beberapa bulan setelah Anda menjalani prosedur operasi.

Namun tetap ada juga pasien Lasik yang mengeluhkan gejala mata kering untuk waktu yang lama. Biasanya, dokter mata akan merekomendasikan penggunaan obat tetes mata yang bisa membantu melembapkan mata. 

4. Aberasi Visual

Aberasi visual adalah resiko Lasik mata lainnya yang bisa saja Anda alami setelah menjalani prosedur Lasik. 

Penyebab aberasi visual ini karena perubahan bentuk kornea yang dilakukan dalam prosedur LASIK, yang mengubah cara cahaya masuk dan difokuskan di mata.

Beberapa aberasi visual yang umum terjadi, sekaligus menyebabkan distorsi penglihatan, seperti silau (glare), efek halo, mata jadi lebih sensitif terhadap cahaya, atau malah jadi sulit membedakan warna tertentu.

Glare atau silau adalah peningkatan sensitivitas mata terhadap cahaya, yang bisa membuat cahaya terang terasa lebih menyilaukan daripada sebelumnya. Silau ini akan semakin Anda rasakan ketika malam hari saat kondisi cahaya minimal. Ini bisa berbahaya kalau Anda sering mengendarai kendaraan bermotor sendirian.

Sementara efek halo yaitu kondisi di mana muncul lingkaran cahaya di sekitar sumber cahaya, seperti lampu jalan atau lampu lalu lintas. 

Dalam kondisi mata normal, bisa saja Anda mengalami efek halo sesekali. Nah, setelah operasi Lasik, efek halo ini akan menjadi lebih sering Anda alami. 

Selain mengalami silau yang berlebihan dan efek halo, resiko Lasik mata yang juga bisa Anda alami yaitu sensitivitas kontras. Pengertian sensitivitas kontras adalah kemampuan membedakan antara objek dengan warna atau tingkat kecerahan yang berbeda. 

Penurunan sensitivitas kontras membuat Anda jadi sulit melihat detail objek atau warna dari objek dalam cahaya redup atau dalam situasi dengan sedikit perbedaan warna. 

Meskipun ketiga efek tersebut bisa membaik seiring waktu, tetap ada potensi pasien pasca Lasik mengalaminya dalam jangka panjang sehingga diperlukan operasi koreksi untuk memperbaiki masalah ini.

5. Ectasia Kornea

Ectasia kornea adalah komplikasi langka, namun serius yang dapat terjadi setelah prosedur LASIK. Meskipun termasuk kasus langka dan jarang terjadi tetap perlu ada waspadai dan jadi pertimbangan sebelum mengambil keputusan menjalani prosedur Lasik mata. 

Saat Anda mengalami ectasia, kornea mata akan menonjol ke luar (ekstasi) dalam bentuk yang tidak normal, menyerupai kondisi medis yang disebut keratoconus.

Penyebabnya bisa karena kornea mata yang terlalu tipis atau struktur kornea tidak cukup kuat, sementara proses operasi Lasik mata melibatkan pengangkatan sebagian jaringan kornea.

Karena ectasia kornea adalah kondisi yang serius, sebagian besar klinik akan melakukan pemeriksaan ketat untuk mengevaluasi ketebalan dan kekuatan kornea. Terutama kalau kornea mata Anda tipis dan memiliki riwayat keluarga dengan keratoconus. Berkonsultasilah dengan dokter mata terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan ya.

Efek Samping dan Resiko Lasik Mata Lainnya

Selain risiko-risiko di atas, ada beberapa efek samping yang bersifat sementara dan seringkali dialami pasien Lasik mata, antara lain:

  • Ada rasa tidak nyaman di area mata atau bisa juga mengalami nyeri ringan. Biasanya, dokter akan meresepkan anti nyeri untuk mengatasi resiko Lasik mata ini.
  • Penglihatan mengalami fluktuasi, seperti kadang jelas, lalu di lain waktu mengalami pandangan yang buram. Efek samping ini bisa terjadi dalam beberapa minggu atau beberapa bulan setelah operasi Lasik.
  • Kesulitan melihat dalam kondisi cahaya redup atau malam hari selama periode penyembuhan.
  • Peningkatan sensitivitas terhadap cahaya adalah efek samping umum yang biasanya mereda seiring waktu.
  • Mata merah atau muncul bercak merah pada bagian putih mata selama beberapa minggu setelah operasi.

Siapa yang Cocok Menjalani Operasi Lasik?

Salah satu faktor kunci dalam meminimalkan resiko Lasik mata adalah memastikan kecocokan pasien dengan prosedur Lasik yang akan dijalani.

Dr. William Waldrop dari UT Southwestern Medical Center menekankan pentingnya pemeriksaan yang spesifik untuk setiap pasien. Pemeriksaan tersebut meliputi mengukur kondisi kornea dan bola mata hingga menyesuaikan perawatan dengan kondisi tersebut.

Kalau ingin menjalani operasi Lasik yang aman dan minim resiko, pastikan Anda memenuhi syarat berikut:

  • Usia minimal 18 tahun (idealnya di atas 21 tahun).
  • Resep mata yang stabil selama setidaknya satu tahun.
  • Kornea cukup tebal dan sehat.
  • Tidak memiliki kondisi mata tertentu, seperti mata kering parah atau keratokonus.
  • Memiliki harapan yang realistis tentang hasil operasi

Lasik telah terbukti menjadi prosedur yang efektif untuk memperbaiki penglihatan bagi banyak orang, dengan tingkat kepuasan pasien yang tinggi. Namun, seperti semua prosedur medis, ada risiko dan efek samping potensial yang perlu dipertimbangkan dengan cermat. 

Oleh karena itu, alangkah baiknya Anda melakukan evaluasi, pemeriksaan, dan konsultasi yang detail dengan dokter mata yang berpengalaman. Dengan cara ini, efek samping dan resiko Lasik mata bisa diminimalisir.

Sakit Mata: Jenis, Penyebab, dan Sakit Mata yang Perlu Diwaspadai

Artikel direview oleh dr. Eko Firdianto Karim, SpM (K)

Mata adalah salah satu organ paling penting dalam tubuh manusia, karena membantu manusia beraktivitas dengan baik dan produktif. Sayangnya, kesehatan mata seringkali terabaikan sampai akhirnya terjadi keluhan yang lebih berat dan dan berpotensi membahayakan penglihatan. 

Ada banyak jenis sakit mata dengan beragam penyebab dan gejalanya, mulai dari iritasi ringan hingga infeksi serius. Bahkan ada juga jenis sakit mata yang perlu Anda waspadai serta butuh penanganan medis segera. 

Dalam artikel ini, Anda bisa mendapatkan informasi detail mengenai berbagai sakit mata, jenis sakit mata, penyebabnya, serta jenis sakit mata yang masuk kelompok berbahaya. Yuk, langsung simak artikel terbaru IEC Eye Care kali ini.

5 Jenis Sakit Mata yang Umum Terjadi dan Perlu Diwaspadai

1. Konjungtivitis (Mata Merah)

Konjungtivitis, atau dikenal dengan istilah “mata merah” adalah peradangan pada konjungtiva, yaitu lapisan selaput tipis yang melapisi bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mata. 

Penyebab mata merah seringnya karena infeksi virus seperti adenovirus. Selain itu, bisa pula disebabkan bakteri atau reaksi alergi seperti debu, serbuk bunga, dan alergen pemicu alergi lainnya.

Bahkan menurut WebMD, konjungtivitis bisa juga disebabkan penggunaan lensa kontak yang tidak steril atau jarang dibersihkan. 

Selain itu, bakteri seperti Pseudomonas aeruginosa bisa menyebabkan infeksi parah yang menyerang kornea mata, akibat penggunaan lensa kontak yang kotor.

Sementara berdasarkan referensi dari situs CDC disebutkan kalau konjungtivitis karena virus dan bakteri sangat menular lho, dan bisa menyebar dari satu orang ke orang lainnya.

Maka penting mengenali beberapa gejala atau tanda konjungtivitis, seperti:

  • Bagian putih mata berwarna kemerahan atau merah muda. Oleh sebab itu konjungtivitis dikenal pula dengan sebutan pink eyes.
  • Mata berair dan gatal sehingga pasien terus menggosok matanya.
  • Muncul rasa gatal atau sensasi seperti terbakar pada mata.
  • Terjadi pembengkakan pada kelopak mata.
  • Mata nyeri hingga buram.

2. Blefaritis

Blefaritis adalah peradangan pada kelopak mata. Bisa terjadi di satu mata, namun bisa pula mempengaruhi kedua mata di sepanjang tepi kelopak mata.

Penyebab blefaritis adalah terjadinya penyumbatan pada kelenjar minyak kecil di dekat pangkal bulu mata, karena bakteri atau kondisi kulit, seperti dermatitis seboroik atau rosacea. 

Bahkan kalau Anda membaca referensi dari situs MayoClinic, disebutkan kalau penderita blefaritis akan terbangun di pagi hari dengan kelopak mata yang lengket, menemukan bekas air mata yang mengering di sekitar mata, atau mata terasa seperti berpasir.

Beberapa gejala blefaritis, antara lain:

  • Kelopak mata merah dan gatal.
  • Sensasi seperti terbakar, mata terasa perih dan berpasir.
  • Rasa gatal yang terus menerus pada kelopak mata.
  • Bulu mata berkerak sehingga mata sulit terbuka saat bangun di pagi hari.
  • Mata jadi lebih sensitif terhadap cahaya.

Blefaritis memang jenis sakit mata yang tidak menular dan tidak berbahaya kalau Anda menanganinya dengan segera. Tetapi kalau tak ditangani dengan baik, kondisi mata Anda bisa saja jadi lebih buruk.

Untuk itu, kalau mengalami gejala blefaritis seperti yang telah disebutkan di atas, Anda bisa mengunjungi klinik mata terdekat, misalnya ke IEC Eye Care, sehingga bisa langsung berkonsultasi dengan dokter mata profesional.

3. Hordeolum (Bintitan)

Hordeolum, stye, atau bintitan adalah benjolan merah menyakitkan, yang biasanya muncul di tepi kelopak mata. Pada awal kemunculannya terlihat seperti jerawat dan memang terasa nyeri ketika disentuh.

Penyebab bintitan karena kelenjar penghasil minyak kecil di akar bulu mata atau kulit kelopak mata tersumbat dan terjadilah infeksi bakteri.

Meskipun biasanya bintitan hanya terjadi di satu mata, tak menutup kemungkinan bisa pula terjadi pada kedua kelopak mata secara bersamaan.

Dari situs Cleveland Clinic disebutkan kalau umumnya bintitan tidak menular, berlangsung selama kurang lebih satu hingga dua minggu, kemudian bisa sembuh sendiri. Pemberian obat tetes atau salep antibiotik dapat membantu mempercepat penyembuhan, oleh sebab itu ada baiknya jika timbul gejala seperti ini konsultasikan kepada dokter spesialis mata di IEC Eye Care.

4. Kalazion

Berdasarkan artikel dari American Academy of Ophthalmology, jenis sakit mata chalazion adalah benjolan bengkak pada kelopak mata yang tidak sakit. 

Perbedaan bintitan (stye) dengan kalazion, yaitu pada rasa nyeri yang menyertainya. Kalazion berkembang tanpa rasa nyeri dan penyebabnya karena ada penyumbatan kelenjar meibomian, yang merupakan kelenjar yang menghasilkan minyak pelumas untuk mata.

Jika dibiarkan dan tak segera ditangani, benjolan dapat membesar dan tidak responsif terhadap obat-obatan. Sering kali kalazion membutuhkan terapi insisi (pembedahan). Jika Anda mengalami gejala seperti ini, konsultasikanlah ke dokter spesialis mata di IEC Eye Care.

5. Keratitis

Sakit mata jenis keratitis adalah peradangan pada kornea, lapisan luar mata yang jernih. Kondisi ini bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus seperti herpes simplex, jamur, atau karena cedera pada mata.

Menurut WebMD, Anda yang mengenakan lensa kontak memiliki risiko lebih tinggi terkena keratitis atau ulkus (tukak) kornea. 

Terutama kalau Anda kurang menjaga kebersihan lensa kontak yang Anda gunakan, atau mengganti dan memasang lensa kontak dengan tangan yang kotor. 

Jika dijabarkan lebih lanjut berdasarkan referensi dari Healthline, berikut beberapa penyebab spesifik keratitis:

  • Bakteri jenis Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus menjadi penyebab umum keratitis karena bakteri. 
  • Jamur Aspergillus, Candida, atau Fusarium sering menyebabkan keratitis. Tak hanya dari lensa kontak, Anda juga bisa terpapar jamur saat berada di luar ruangan atau menyentuh media seperti tanah atau tanaman.
  • Virus herpes simplex menjadi penyebab keratitis berikutnya, yang berkembang dari sakit mata jenis konjungtivitis yang tidak ditangani dengan benar, kemudian menjadi keratitis.
  • Parasit bernama Acanthamoeba bisa juga menyebabkan keratitisterutama jika Anda senang berenang di danau, sungai, atau hiking di area hutan. Gunakan selalu pelindung mata saat di luar ruangan. 

Selain 5 jenis sakit mata yang sudah Anda baca di atas, sebenarnya masih banyak jenis sakit mata lainnya yang sering terjadi dan bisa dialami siapa saja. Namun yang namanya penyakit, baik ringan atau berat, sebaiknya Anda perlu tetap waspadai.

Contohnya saja seperti sakit mata keratitis, ini bisa terjadi dari yang awalnya hanya konjungtivitis atau mata merah, karena tak ditangani dengan baik, akhirnya menjadi keratitis.

Ingat, mata adalah organ vital yang memerlukan perawatan dan perhatian khusus. Kalau mata mengalami masalah dan membuat Anda tak lagi bisa melihat, tentu banyak hal jadi tak bisa Anda lakukan lagi.

Oleh karena itu, lebih baik kenali berbagai jenis sakit mata yang biasanya terjadi, lakukan pencegahan, dan kalau terlanjur terkena, segera konsultasikan ke dokter mata di IEC Eye Care agar dapat diatasi dan diobati dengan baik.

Pada akhirnya, pencegahan terbaik dan supaya terhindar dari sakit mata, alangkah baiknya Anda menjaga kebersihan, menghindari paparan berlebihan dari cahaya digital, menjaga kesehatan mata dengan baik, dan lakukan pemeriksaan mata rutin.

Kiat Ampuh dan Cara Mengatasi Mata Lelah yang Bikin Kesehatan Mata Terjaga

Artikel direview oleh dr. Eko Firdianto Karim, SpM (K)

Mengenali ciri-ciri mata lelah sangat penting, mulai dari mata yang terasa kering, penglihatan kabur, atau sakit kepala. Dengan mengenai semua tanda dan gejala tersebut, Anda bisa melakukan tindakan preventif untuk mengatasinya. 

Nah, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan agar kelelahan mata tidak menjadi semakin parah, seperti melatih mata menggunakan aturan 20-20-20, menggunakan kacamata anti radiasi, menyesuaikan kecerahan layar, dan sebagainya. 

Berikut penjelasan lengkap cara mengatasi mata lelah yang sudah tim IEC Eye Care siapkan untuk Anda.

7 Cara Mengatasi Mata Lelah yang Efektif dan Bisa Menyehatkan Mata

1. Terapkan Aturan 20-20-20

Aturan 20-20-20 adalah metode yang banyak direkomendasikan oleh dokter mata untuk mengurangi ketegangan pada mata, terutama bagi Anda yang bekerja di depan layar untuk waktu lama dan setiap hari. 

Metode ini sangat sederhana, namun efektif sebagai cara mengatasi mata lelah. Cara melakukannya, yaitu:

  • Setelah bekerja di depan laptop atau menggunakan ponsel selama 20 menit, coba berhenti sejenak. 
  • Pada saat berhenti untuk mengistirahatkan mata ini, alihkan pandangan Anda ke arah suatu benda yang berada jauh dari posisi Anda berada, kira-kira 20 kaki atau sekitar 6 meter. 
  • Lihat benda tersebut selama 20 detik. Dengan melakukan hal ini, Anda membantu otot-otot mata menjadi lebih relaks. Selain itu, durasi 20 detik yang Anda gunakan untuk melihat benda jauh sangat berguna bagi mata agar tidak terus menerus berfokus pada satu titik dekat saja.

Ada banyak manfaat yang bisa Anda dapatkan kalau menerapkan aturan 20-20-20 secara rutin, antara lain:

  • Berguna untuk mendorong mata lebih banyak berkedip, aktivitas yang sering terlupakan ketika Anda fokus menatap layar. 
  • Membantu mengurangi risiko mata kering.
  • Meningkatkan produksi air mata sebagai pelumas alami. 
  • Terbukti efektif mengurangi gejala Computer Vision Syndrome (CVS), seperti mata lelah, pandangan kabur, dan sakit kepala ringan.

2. Gunakan Kacamata Anti-Radiasi

Kelelahan mata memang tidak melukai mata dan tidak menyebabkan kerusakan permanen secara langsung. Ini menurut Laurie Barber, MD, seorang Spesialis Mata di Little Rock, Ark.

Namun masih menurut Dr. Laurie Barber, MD, yang pendapatnya bisa Anda baca di situs American Academy of Ophthalmology, tetap penting bagi Anda untuk melakukan perubahan sederhana demi menjaga kesehatan dan kenyamanan mata Anda saat bekerja.

Salah satu caranya, bisa dengan menggunakan kacamata anti radiasi. Kacamata ini memang dirancang khusus untuk memblokir sebagian cahaya biru atau blue light dari layar komputer, ponsel, dan perangkat digital lainnya.

Dengan menggunakan kacamata ini, Anda dapat bekerja lebih lama di depan layar tanpa membuat mata cepat lelah. Tetapi pastikan memilih kacamata anti radiasi yang tepat sesuai kebutuhan dan kenyamanan mata Anda.

3. Sesuaikan Kecerahan Layar

Menurut situs AAO, eye strain atau ketegangan pada mata akibat terlalu lama menatap perangkat digital hampir dirasakan banyak orang di era digital seperti sekarang.

Maka wajar kalau terlalu lama menghabiskan waktu menatap layar, Anda akan merasakan mata lelah, terasa perih dan ada sensasi terbakar, dan ciri-ciri mata lelah lainnya.

Hal yang sama juga diulas dalam situs kesehatan seperti Healthline dan WebMD. Sehingga penting bagi Anda untuk segera aware mengenai pentingnya mengatasi mata lelah sesegera mungkin begitu merasakan gejalanya.

Jika Anda memang harus bekerja selama lebih dari 8 jam setiap hari di depan laptop atau harus menggunakan smartphone terus menerus, maka coba lakukan pengaturan kecerahan layar sesuai dengan pencahayaan di ruangan tempat Anda bekerja. Misalnya, saat bekerja di ruangan yang terang, tingkatkan sedikit kecerahan layar Anda.

Kenapa menyesuaikan kecerahan layar ini penting? Sebab saat layar terlalu terang, mata Anda akan lebih cepat lelah karena harus menyesuaikan dengan cahaya yang terlalu tajam. Sebaliknya, jika layar terlalu redup, mata akan berusaha lebih keras untuk melihat, yang juga dapat menyebabkan ketegangan.

Selain menyesuaikan kecerahan layar, Anda juga bisa menggunakan night mode (mode malam) atau menggunakan blue light filter. Kedua fitur ini bisa Anda aktifkan pada malam hari atau sesuai kebutuhan untuk mengurangi paparan cahaya biru.

4. Gunakan Tetes Mata

Mata kering adalah salah satu gejala umum dari mata lelah. Penggunaan tetes mata dapat membantu melembapkan mata yang kering dan memberikan kenyamanan seketika. Anda bisa memilih tetes mata yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi mata Anda.

Misalnya, Anda bisa memilih tetes mata yang mengandung air mata buatan untuk memberikan kelembapan yang dibutuhkan mata. Ini bisa menjadi salah satu solusi untuk Anda yang banyak bekerja di depan layar dan sering mengalami mata kering.

Hal paling penting, pastikan membeli dan menggunakan obat tetes mata dari brand terpercaya ya dan hindari tetes mata yang mengandung pengawet. 

5. Jaga Jarak Pandang dengan Layar

Salah satu faktor yang sering diabaikan saat menggunakan komputer atau ponsel adalah jarak pandang. Jarak pandang yang terlalu dekat dapat membuat otot mata bekerja lebih keras, sehingga menyebabkan mata lelah. 

Untuk menghindari hal ini, Anda perlu menjaga jarak mata dengan layar berada di antara 50-70 cm. Jarak ini dianggap ideal untuk mencegah mata bekerja terlalu keras.

Lalu coba atur posisi layar agar berada sedikit di bawah garis pandang Anda, sehingga mata Anda tidak perlu membuka terlalu lebar. Ini juga membantu mengurangi paparan cahaya dari layar langsung ke mata.

6. Kompres Mata dengan Air Dingin

Saat mengalami mata lelah, maka sebagai cara mengatasi mata lelah bisa dengan mengompres mata dengan air dingin. 

Cara ini membantu mengurangi ketegangan pada mata yang sudah dipaksa bekerja terlalu keras, sekaligus memberi rasa nyaman pada mata yang mengalami kelelahan.

Caranya:

  • Ambil kain atau handuk lembut.
  • Basahi dengan air dingin, atau boleh juga menggunakan air yang dicampur dengan sedikit air es.
  • Lalu kompreskan kain tersebut pada mata yang tertutup selama 10-15 menit.
  • Cara lain, Anda bisa menggunakan sendok yang didinginkan di dalam kulkas sebagai alternatif kompres dingin.

7. Jaga Kesehatan Mata & Periksa Mata Berkala

Menjaga kesehatan mata bisa Anda lakukan dengan memenuhi asupan vitamin A melalui makanan dan minuman yang Anda konsumsi setiap hari. 

Vitamin A adalah salah satu nutrisi penting yang menjaga kesehatan retina dan mencegah kerusakan pada mata akibat paparan cahaya yang berlebihan.

Beberapa jenis bahan makanan kaya vitamin A, misalnya wortel, bayam, ubi jalar, dan jenis makanan lainnya. Atau Anda bisa juga menambahkan konsumsi suplemen vitamin A jika memang membutuhkannya.

Selain itu, cara mengatasi mata lelah juga bisa dengan rutin memeriksakan mata ke dokter mata. Pemeriksaan mata secara berkala dapat membantu Anda mendeteksi masalah mata lebih awal dan mendapatkan solusi yang tepat. 

Termasuk apakah Anda memerlukan kacamata atau lensa kontak untuk membantu mengurangi ketegangan pada mata.

Mengatasi mata lelah tidak hanya penting untuk menjaga kenyamanan sehari-hari, tetapi juga untuk mencegah masalah kesehatan mata jangka panjang. 

Anda bisa menerapkan tips di atas sebagai cara mengatasi mata lelah yang efektif, dan demi menjaga penglihatan tetap optimal. Ingat, mata adalah indera penting yang akan mendukung produktivitas dan membuat hidup Anda jadi lebih berkualitas. 

Maka tak ada salahnya Anda memberikan perhatian penuh untuk menjaga kesehatan mata ya.

Ini Lho 9 Ciri Mata Lelah yang Perlu Anda Kenali Sedini Mungkin

Artikel direview oleh dr. Eko Firdianto Karim, SpM (K)

Tidak hanya tubuh saja yang bisa merasa lelah. Ternyata, mata juga bisa mengalami kelelahan. Memang tidak berbahaya dan mata lelah bisa sembuh atau membaik dengan sendirinya. 

Tetapi kalau kondisi ini Anda biarkan berlangsung dalam waktu lama, tetap berpotensi menimbulkan gangguan penglihatan dan bisa menurunkan produktivitas harian Anda.

Untuk bisa mengenali mata lelah itu seperti apa, Anda perlu tahu ciri-ciri mata lelah. Mari baca penjelasan lengkapnya dalam artikel terbaru yang sudah tim IEC Eye Care siapkan berikut ini.

9 Ciri-ciri Mata Lelah yang Sering Tak Anda Sadari

Mata lelah atau eye strain sering kali menjadi masalah yang tidak Anda sadari, terutama karena hampir semua aktivitas yang Anda lakukan di era digital seperti sekarang melibatkan layar gadget. 

Karena aktivitas seperti belajar online, bekerja, hingga sekadar scroll media sosial, Anda jadi terlalu lama menatap layar laptop atau layar gadget. 

Akibatnya mata jadi bekerja terlalu keras dan kalau dibiarkan Anda bisa mengalami berbagai gangguan penglihatan.

Bahkan menurut penelitian yang dirilis di situs American Optometric Association menyebutkan bahwa kebanyakan orang yang bekerja di depan laptop lebih dari tiga jam sehari akan mengalami computer vision syndrome atau sindrom penglihatan komputer.

Jadi, bagaimana? Yuk, kenali ciri-ciri mata lelah di bawah ini, supaya Anda bisa melakukan pencegahan:

1. Mata Terasa Kering atau Berair

Salah satu ciri yang paling umum dari mata lelah adalah sensasi mata yang kering. Namun dalam beberapa kasus, ada juga orang yang malah mengalami matanya terlalu berair.

Kedua kondisi ini terjadi akibat mata mengalami ketegangan yang berlebihan sehingga memicu berkurangnya frekuensi kedipan saat menatap layar. 

Masih dari referensi situs American Optometric Association (AOA), orang-orang yang memang banyak menatap layar cenderung berkedip lebih sedikit. Inilah yang membuat Anda bisa mengalami mata kering.

2. Penglihatan Ganda atau Malah Kabur

Mata lelah seringkali menyebabkan terjadinya penglihatan ganda atau bisa juga penglihatan jadi kabur. Kondisi tersebut bisa terjadi setelah Anda menatap layar laptop atau ponsel selama berjam-jam tanpa henti.

Penyebabnya, otot-otot dan saraf yang ada di mata mau tidak mau bekerja keras untuk bisa fokus pada object dekat dalam waktu lama dan akhirnya membuat otot mata tegang, lalu terjadilah kelelahan mata.

Penglihatan yang kabur atau ganda tersebut akan berangsur-angsur pulih setelah Anda mengistirahatkan mata Anda. Misalnya dengan sejenak memejamkan mata, atau mengalihkan pandangan dari layar. Sementara situs Healthline menyarankan Anda menerapkan aturan 20-20-20.

Cara menerapkan aturan 20-20-20, yaitu setelah bekerja selama 20 menit, alihkan pandangan mata Anda pada object yang berada sekitar 20 kaki dari posisi Anda berada. Lihat object tersebut selama 20 detik. Lakukan berulang setiap 20 menit ya.

3. Sakit Kepala

Kalau Anda mengalami sakit kepala yang cukup mengganggu, terutama saat beraktivitas intens di depan layar, baik layar laptop maupun gadget, bisa jadi Anda mengalami mata lelah.

Ketika mata Anda terlalu lama berusaha fokus pada objek dekat secara terus menerus, otot-otot mata menjadi tegang, inilah yang kemudian memicu sakit kepala. 

Rasa sakit ini biasanya terasa di sekitar area dahi atau pelipis dan bisa semakin parah jika Anda memaksa mata untuk terus bekerja.

4. Mata Jadi Lebih Sensitif Terhadap Cahaya

Mata yang lelah seringkali menjadi lebih sensitif terhadap cahaya terang. Kondisi ini disebut dengan photophobia, di mana paparan cahaya, baik dari layar maupun sumber cahaya lainnya, membuat mata terasa perih dan tidak nyaman. 

Sensitivitas terhadap cahaya ini bahkan kadang disertai sensasi rasa terbakar pada mata atau diikuti dengan rasa gatal. Untuk meredakannya, Anda harus mengistirahatkan mata Anda dengan segera.

5.  Mata Jarang Berkedip & Kesulitan Fokus

Dalam kondisi normal, mata akan berkedip sekitar 15-20 kali per menit untuk menjaga kelembapan alami mata. 

Namun, saat Anda fokus menatap layar dalam waktu lama, baik saat belajar atau bekerja, frekuensi kedipan bisa berkurang hingga separuhnya. 

Semakin jarang mata berkedip tanpa Anda sadari, ini sudah masuk kategori ciri mata lelah lho. Kalau dibiarkan, mata akan jadi semakin kering dan akhirnya mengalami iritasi dan gangguan mata lainnya.

Di saat yang sama ketika mata sudah sangat kelelahan, Anda jadi semakin sulit fokus dan berkonsentrasi pada objek yang ada di hadapan Anda. 

Apalagi kalau Anda harus berpindah-pindah fokus dari satu obyek ke obyek lainnya. Contohnya, setelah menatap layar untuk waktu yang lama, lalu Anda perlu membaca tulisan di kertas laporan.

6. Nyeri pada Leher, Punggung, dan Bahu

Selain gejala langsung pada mata, ciri mata lelah lainnya adalah ketegangan pada bagian tubuh lainnya seperti leher, punggung, dan bahu. 

Postur yang tidak benar saat bekerja di depan komputer atau menatap ponsel terlalu lama sering kali menyebabkan otot-otot tubuh bagian atas tegang. 

Kalau Anda tidak segera memperbaiki postur tubuh ketika duduk, membaca, menulis, bahkan berdiri, gejala ini akan memperburuk kondisi mata dan membuat mata mengalami kelelahan yang teramat sangat.

7. Mata Terasa Berat

Anda mungkin pernah merasa kalau mata Anda jadi terasa “berat” setelah menatap layar dalam waktu lama. Sensasi ini biasanya disertai dengan keinginan untuk mengucek mata. 

Meskipun mengucek mata tampak memberikan rasa lega, sebenarnya hal ini bisa memperburuk kondisi mata karena dapat menyebabkan iritasi pada kornea. Alih-alih mengucek mata, lebih baik Anda beristirahat dulu saja ketika sudah merasakan ciri-ciri mata lelah.

8. Mata Kemerahan

Mata lelah atau yang dikenal dengan istilah medisnya astenopia adalah kumpulan gejala yang menunjukkan kalau mata Anda mengalami kelelahan karena terus menerus dipaksa bekerja.

Salah satu tanda atau ciri-ciri mata lelah yang paling umum dan paling sering terlihat adalah perubahan warna pada mata yang menjadi kemerahan.

Mata merah terjadi karena pembuluh darah di sekitar mata melebar sebagai respons terhadap ketegangan dan kurangnya oksigen di area mata. 

Jika mata Anda terlihat merah dan terasa gatal setelah bekerja di depan layar, ini bisa menjadi salah satu tanda mata lelah.

9. Eyelid Twitching & Sulit Tidur

Gejala berikutnya yang menandai mata mengalami kelelahan adalah mata mengalami eyelid twitching atau kedutan pada kelopak mata.

Kedutan ini terjadi sebagai tanda kalau otot mata Anda sedang mengalami kelelahan parah. Memang sih tidak berbahaya dan kedutan bisa hilang dengan sendirinya setelah Anda mengistirahatkan mata. 

Namun kalau kedutan terjadi terlalu sering dan durasi berlangsungnya lama, lebih baik segera memeriksakan mata Anda ke klinik mata seperti IEC Eye Care.

Ciri-ciri mata lelah yang juga perlu Anda perhatikan adalah saat malam hari dan Anda mengalami kesulitan tidur. 

Hal ini terjadi karena paparan cahaya biru atau blue light dari layar dan smartphone memang bisa menekan produksi hormon melatonin, yaitu hormon yang mengatur siklus tidur. 

Akibatnya, Anda mungkin akan mengalami kesulitan tidur meskipun mata sudah terasa sangat lelah.

Kapan Harus Berkonsultasi ke Dokter?

Mata lelah adalah masalah yang sering kali diabaikan, namun dapat berdampak serius pada kesehatan mata jika tidak ditangani dengan baik. Mengenali ciri-ciri mata lelah sedini mungkin adalah langkah pertama untuk menjaga kesehatan mata Anda. 

Jika gejala mata lelah tidak kunjung membaik meski Anda sudah mencoba berbagai cara, sebaiknya Anda berkonsultasi ke dokter mata. 

Gejala seperti penglihatan kabur yang berkepanjangan, nyeri mata yang parah, atau mata yang sangat merah perlu mendapatkan perhatian medis lebih lanjut.

Selain itu, lakukan perubahan kecil dalam kebiasaan sehari-hari, seperti mengatur waktu penggunaan layar dan menggunakan pelindung mata. Ini cara terbaik untuk mencegah mata lelah dan menjaga penglihatan tetap optimal.

Kenali Gejala Awal & Ciri-ciri Mata Katarak Ringan Sebelum Terlambat

Artikel direview oleh dr Yessica Wilanda, SpM

Katarak merupakan salah satu masalah kesehatan mata yang umum terjadi, terutama pada orang lanjut usia. Namun, banyak orang tidak menyadari bahwa mereka mengalami katarak pada tahap awal atau ringan. 

Mengenali gejala dan ciri-ciri katarak ringan sejak dini sangat penting agar Anda bisa melakukan penanganan dini dan memperlambat proses katarak menjadi lebih buruk.

Untuk itu, baca penjelasan lengkap mengenai  gejala awal dan ciri-ciri mata katarak ringan, serta langkah-langkah yang perlu Anda lakukan agar mata tetap sehat. 

Apa Itu Katarak?

Sebelum membahas gejala dan ciri-ciri katarak ringan, penting untuk memahami apa itu katarak. Nah, pengertian katarak adalah kondisi di mana lensa mata menjadi keruh atau berkabut.

Lensa mata yang biasanya jernih dan fleksibel menjadi kurang transparan, sehingga mengganggu masuknya cahaya ke retina. Akibatnya, penglihatan menjadi kabur atau buram.

Menurut data dari World Health Organization (WHO), sekitar 17% populasi dunia mengalami katarak yang mempengaruhi penglihatan mereka. 

Di Amerika Serikat, hampir 1 dari 5 orang berusia 65-74 tahun memiliki katarak yang mempengaruhi penglihatan mereka, dan lebih dari 50% orang di atas usia 80 tahun memiliki katarak atau telah menjalani operasi katarak.

Gejala Awal dan Ciri-ciri Mata Katarak Ringan

Untuk bisa mencegah kondisi semakin memburuk dan bisa mengambil tindakan yang tepat untuk menangani katarak, Anda perlu mengenali gejala dan ciri mata yang sudah terkena katarak ringan. Berikut tanda-tandanya:

1. Penglihatan Kabur

Penglihatan kabur menjadi gejala paling umum dari katarak ringan. Penglihatan mungkin terasa sedikit kabur, seperti melihat melalui kaca yang sedikit berembun. 

Dr. Elliot Levine, seorang ahli mata di Piedmont, menekankan kalau gejala mata katarak ringan mungkin tidak drastis pada awalnya. 

Inilah yang membuat banyak pasien mengira mereka hanya membutuhkan perubahan resep kacamata.

2. Perubahan Persepsi Warna

Warna mungkin terlihat sedikit lebih pudar atau kurang cerah dari biasanya. Pada tahap awal, perubahan ini mungkin sangat halus dan sulit terdeteksi.

3. Peningkatan Sensitivitas Terhadap Cahaya

Cahaya terang, seperti sinar matahari atau lampu mobil, akan terasa lebih menyilaukan atau mengganggu dari biasanya, meskipun efeknya masih ringan.

4. Kesulitan Melihat di Malam Hari

Ketika Anda mengalami gejala awal katarak, maka penglihatan di malam hari mengalami penurunan, terutama saat mengemudi. 

Namun karena perubahannya masih sangat sedikit, banyak orang yang belum benar-benar terganggu dengan kondisi ini.

5. Halo Samar di Sekitar Lampu

Melihat lingkaran cahaya atau “halo” samar di sekitar lampu, terutama saat malam hari. Pada tahap awal, efek halo tidak terlalu mencolok dan biasanya hanya dianggap sebagai silau saja.

6. Perubahan Resep Kacamata Lebih Sering

Kebutuhan untuk mengganti resep kacamata atau lensa kontak jadi lebih sering dari biasanya, karena katarak menyebabkan kelainan refraksi yang berubah-ubah. Meskipun kacamata sudah diganti, tetap saja penglihatan kurang jelas.

Pada beberapa kasus katarak ringan, khususnya katarak nukleus, mata Anda akan mengalami miopia (rabun jauh). Sementara penglihatan jarak dekat Anda malah menjadi lebih baik. Fenomena ini biasanya dikenal dengan sebutan second sight.

Namun penderita umumnya belum benar-benar menyadari kalau katarak sudah mulai tumbuh di matanya, sampai ia melakukan pemeriksaan ke dokter mata.

7. Penglihatan Ganda Ringan

Melihat bayangan ganda yang samar saat melihat ke satu objek. Biasanya hanya terjadi pada satu mata sehingga efek ini hampir tidak terasa, bahkan tidak selalu muncul.

8. Membutuhkan Lebih Banyak Cahaya Saat Membaca

Kebutuhan cahaya yang lebih terang untuk membaca atau melakukan pekerjaan detail mungkin mulai terasa, meskipun dalam kondisi cahaya normal masih bisa membaca dengan baik.

Hal penting yang perlu Anda catat

Penting untuk dicatat bahwa gejala-gejala ini mungkin berkembang sangat perlahan dan mungkin tidak disadari pada awalnya. Dr. Lisa Dang, ahli mata di Cedars-Sinai, menekankan pentingnya pemeriksaan mata rutin, terutama setelah usia 60 tahun, untuk mendeteksi katarak dan kondisi mata lainnya secara dini.

Diagnosis Katarak

Umumnya, dokter atau optometrist akan menegakkan diagnosis, ada tidaknya katarak di mata Anda, setelah melakukan pemeriksaan secara menyeluruh, yang terdiri dari:

  • Tes ketajaman visual, yaitu mengukur seberapa baik Anda dapat melihat huruf pada jarak yang berbeda-beda.
  • Pemeriksaan slit-lamp, yaitu pemeriksaan menggunakan mikroskop khusus untuk memeriksa bagian depan mata, termasuk lensa.
  • Pemeriksaan retina dilatasi untuk mengetahui kondisi bagian belakang mata.
  • Pemeriksaan tonometri untuk mengetahui tekanan bola mata.

Cara Mencegah dan Memperlambat Perkembangan Katarak

Meskipun katarak sering kali merupakan bagian alami dari proses penuaan, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko atau memperlambat perkembangannya, yaitu:

  • Anda bisa menggunakan kacamata hitam saat berada di luar ruangan dan pastikan kacamata yang Anda gunakan sudah memiliki lapisan 100% anti UV untuk melindungi mata dari sinar UV. Paparan sinar UV berlebihan terbukti mempercepat terjadinya katarak.
  • Jika saat ini Anda memiliki kebiasaan merokok, sebaiknya segera hentikan. Selain bisa menjadi penyebab berbagai masalah kesehatan, merokok juga jadi penyebab utama timbulnya katarak.
  • Mulai ubah pola makan dan perbanyak konsumsi makanan yang kaya antioksidan, seperti buah-buahan dan sayuran berwarna cerah. Salah satu penyebab katarak adalah paparan radikal bebas yang dapat dicegah dengan konsumsi antioksidan yang cukup.
  • Jika Anda memiliki riwayat penyakit diabetes, jaga agar kadar gula dalam darah tetap terkendali, lalu rutinlah memeriksakan kondisi mata ke dokter mata. Penyakit sistemik seperti diabetes mempercepat terjadinya katarak.
  • Konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan risiko katarak, maka sebaiknya kurangi atau lebih baik hentikan sekalian.
  • Lakukan pemeriksaan mata rutin agar bisa mendeteksi katarak atau masalah gangguan penglihatan lainnya.

Mengenali gejala awal dan ciri-ciri katarak ringan memudahkan Anda memahami kondisi mata Anda yang sebenarnya, termasuk bisa mendeteksi kemungkinan menderita katarak sedini mungkin.

Saat Anda menyadari ada potensi katarak ringan, Anda bisa melakukan perawatan sekaligus melakukan pencegahan agar perkembangannya bisa diperlambat. Atau jika memungkinkan, Anda bisa memilih opsi melakukan operasi katarak untuk menyembuhkan mata dari katarak. Saat ini operasi katarak sudah canggih dan aman sehingga semakin dini katarak dioperasi angka keberhasilan dan kesembuhannya lebih tinggi.