Skip to content

Cara Mengetahui Rabun Dekat, Tes yang Dijalani, dan Komplikasi yang Mungkin Terjadi

Artikel direview oleh dr. Nelandriani Yudapratiwi, SpM

Rabun dekat atau hipermetropia adalah kondisi di mana mata Anda kesulitan melihat objek yang berada jauh dan dekat, namun penglihatan sedikit lebih jelas untuk jarak jauh. Bagi sebagian orang, rabun dekat mungkin tidak terlalu mengganggu, tetapi bagi yang lain, kondisi ini bisa mempengaruhi kualitas hidup. 

Apalagi Anda sudah tahu kan kalau mata adalah jendela dunia, menjaga kesehatan mata sangat penting untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan nyaman. Supaya bisa mendeteksi apakah Anda  atau anggota keluarga di rumah ada yang rabun dekat atau tidak, baca yuk tentang cara mengetahui apakah Anda mengalami rabun dekat, bagaimana cara mendiagnosis dan tes yang dilakukan, serta memahami komplikasi, dan pengobatan yang efektif untuk mengatasi kondisi ini.

Pentingnya Pemeriksaan Mata Rutin

Sebelum masuk ke pembahasan mengenai berbagai tes mata, mari kita memahami dulu mengapa pemeriksaan mata rutin itu penting. Dalam era digital saat ini, kita sering kali menghabiskan banyak waktu di depan layar komputer, ponsel, atau tablet. 

Paparan terus-menerus terhadap layar digital dapat menyebabkan mata lelah dan memperburuk kondisi penglihatan. Menurut data dari American Optometric Association, 70% orang dewasa di Amerika Serikat mengalami ketegangan mata digital yang dapat berkontribusi pada gangguan penglihatan, termasuk rabun dekat.

Menurut data dari American Optometric Association (AOA), sekitar 5-10% populasi dunia menderita rabun dekat. Di Indonesia, prevalensi rabun dekat cukup tinggi, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal kesehatan mata, sekitar 15-20% anak-anak di Indonesia mengalami hipermetropia.

Di Indonesia, survei dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa sekitar 10% dari populasi dewasa mengalami gangguan penglihatan, termasuk rabun dekat, yang sering kali tidak disadari atau diabaikan sampai kondisinya memburuk. Pemeriksaan mata rutin dapat membantu mendeteksi masalah penglihatan sejak dini sehingga memungkinkan Anda untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.

Ciri-Ciri dan Gejala Rabun Dekat

Untuk mengetahui apakah Anda menderita rabun dekat, ada beberapa gejala yang perlu diwaspadai. Gejala-gejala ini bisa muncul secara bertahap dan sering kali diabaikan sampai kondisinya menjadi lebih parah.

1. Kesulitan Melihat Objek Dekat

Gejala yang paling umum dari rabun dekat adalah kesulitan melihat objek yang berada di dekat Anda. 

Jika Anda sering merasa bahwa buku atau layar komputer terlihat kabur meskipun sudah dekat, ini bisa menjadi tanda awal rabun dekat.

2. Mata Lelah dan Sakit Kepala

Jika Anda sering merasa mata cepat lelah atau mengalami sakit kepala setelah membaca atau bekerja dengan komputer, ini mungkin disebabkan oleh rabun dekat. 

Ketegangan mata yang berlebihan akibat upaya untuk melihat objek dekat dapat menyebabkan kelelahan dan sakit kepala.

3. Penglihatan Kabur di Malam Hari

Rabun dekat juga dapat menyebabkan penglihatan kabur terutama saat malam hari atau dalam kondisi pencahayaan yang redup. 

Hal ini terjadi karena mata kesulitan untuk memfokuskan cahaya yang masuk, terutama dalam kondisi cahaya rendah .

4. Mata Terasa Nyeri dan Berair

Ketika mata Anda kesulitan untuk fokus pada objek dekat, Anda mungkin akan merasakan ketidaknyamanan seperti nyeri pada mata, mata berair, atau bahkan perasaan seperti ada pasir di dalam mata. 

Ini merupakan tanda bahwa mata Anda sedang berjuang untuk fokus, yang dapat memperparah gejala rabun dekat .

Diagnosis dan Tes untuk Tahu Rabun Dekat

Jika Anda mencurigai bahwa Anda mengalami rabun dekat, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengunjungi dokter mata untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Proses diagnosis biasanya melibatkan beberapa tes berikut:

1. Tes Visus

Tes visus adalah tes dasar yang dilakukan untuk mengukur ketajaman penglihatan Anda. Tes ini membantu menentukan seberapa jelas Anda dapat melihat objek pada jarak tertentu. Selama tes visus, Anda akan diminta untuk membaca huruf-huruf atau angka dari diagram yang ditempatkan beberapa meter di depan Anda.

Bagaimana Tes Visus Dilakukan?

Pada umumnya, tes visus dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut Snellen chart. Diagram ini berisi barisan huruf dengan ukuran yang semakin mengecil. Anda akan diminta untuk menutup satu mata dan membaca huruf pada diagram tersebut dengan mata yang lain. Jika Anda kesulitan membaca huruf kecil di bagian bawah, ini bisa menjadi indikasi adanya masalah penglihatan seperti rabun dekat .

Menurut sebuah studi yang diterbitkan oleh Journal of Optometry, tes visus telah terbukti efektif dalam mendeteksi gangguan refraksi seperti rabun dekat dengan tingkat akurasi yang tinggi. Studi tersebut menemukan bahwa 90% dari orang yang diuji dengan tes visus menunjukkan hasil yang akurat dalam diagnosis awal rabun dekat .

2. Snellen Chart

Snellen chart adalah salah satu alat yang paling sering digunakan dalam tes visus untuk mengukur ketajaman penglihatan. Alat ini dinamai menurut dokter mata Belanda, Hermann Snellen, yang mengembangkannya pada tahun 1862. Snellen chart terdiri dari barisan huruf dengan ukuran yang bervariasi, dari yang terbesar di bagian atas hingga yang terkecil di bagian bawah.

Bagaimana Snellen Chart Bekerja?

Snellen chart bekerja dengan cara yang sangat sederhana namun efektif. Anda akan diminta untuk membaca barisan huruf dari jarak tertentu, biasanya sekitar 6 meter. Penglihatan Anda akan diukur berdasarkan seberapa kecil huruf yang dapat Anda baca dengan jelas. Jika Anda dapat membaca barisan huruf terkecil tanpa kesulitan, maka penglihatan Anda dianggap normal. Jika Anda hanya bisa membaca huruf yang lebih besar, ini menandakan adanya gangguan penglihatan seperti rabun dekat .

Menurut penelitian dari National Eye Institute, Snellen chart tetap menjadi alat yang paling umum digunakan untuk mendeteksi rabun dekat dan gangguan refraksi lainnya di seluruh dunia. Meskipun metode ini sederhana, Snellen chart sangat andal dalam memberikan hasil yang akurat untuk diagnosis awal.

3. Tes Refraksi

Setelah tes visus dan Snellen chart dilakukan, langkah selanjutnya dalam pemeriksaan mata adalah tes refraksi. Tes ini bertujuan untuk menentukan jenis dan tingkat kelainan refraksi yang Anda miliki, serta mengukur kekuatan lensa koreksi yang diperlukan untuk memperbaiki penglihatan Anda.

Bagaimana Tes Refraksi Dilakukan?

Tes refraksi biasanya dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut phoropter. Anda akan diminta untuk melihat melalui berbagai lensa yang berbeda, sementara dokter mata akan mengubah lensa-lensa tersebut untuk menemukan kombinasi yang memberikan penglihatan paling jelas. Tes ini membantu menentukan apakah Anda memerlukan kacamata atau lensa kontak dan seberapa kuat lensa tersebut seharusnya.

Menurut American Academy of Ophthalmology, tes refraksi adalah bagian penting dari pemeriksaan mata karena membantu memastikan bahwa Anda mendapatkan koreksi penglihatan yang tepat. Sekitar 75% orang yang menjalani tes refraksi menemukan bahwa penglihatan mereka membaik secara signifikan dengan lensa koreksi yang direkomendasikan .

4. Autorefractor dan Keratometer

Untuk memahami lebih lanjut tentang kondisi mata Anda, dokter mata mungkin juga akan menggunakan alat seperti autorefractor dan keratometer. Kedua alat ini digunakan untuk mengukur kelengkungan kornea dan bagaimana mata Anda membiaskan cahaya.

Bagaimana Autorefractor dan Keratometer Bekerja?

Autorefractor adalah alat yang mengukur bagaimana cahaya dibiaskan ketika masuk ke mata Anda. Hasil dari autorefractor memberikan gambaran awal tentang jenis dan tingkat kelainan refraksi yang Anda miliki. Sementara keratometer digunakan untuk mengukur kelengkungan kornea Anda, yang merupakan lapisan transparan di depan mata. Hasil dari kedua alat ini membantu dokter mata dalam menentukan diagnosis dan perawatan yang tepat untuk rabun dekat.

Menurut sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Clinical Ophthalmology, kombinasi antara autorefractor dan keratometer telah terbukti meningkatkan akurasi diagnosis kelainan refraksi hingga 95% . Alat-alat ini memberikan data objektif yang sangat berguna dalam perencanaan perawatan, termasuk pilihan untuk lensa koreksi atau prosedur bedah refraktif.

5. Retinoskopi

Retinoskopi adalah tes lain yang sering digunakan oleh dokter mata untuk memeriksa bagaimana cahaya bergerak melalui retina Anda. Tes ini dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut retinoskop, yang memancarkan cahaya ke dalam mata dan memungkinkan dokter mata untuk melihat bagaimana cahaya tersebut dipantulkan kembali dari retina.

Bagaimana Retinoskopi Dilakukan?

Selama retinoskopi, dokter mata akan mengarahkan cahaya ke mata Anda dan mengamati refleksi cahaya dari retina. Jika cahaya tidak difokuskan dengan benar pada retina, ini menunjukkan adanya kelainan refraksi seperti rabun dekat. Tes ini sangat berguna, terutama dalam kasus di mana pasien, seperti anak-anak atau orang dengan gangguan komunikasi, sulit untuk mengikuti instruksi selama tes visus atau refraksi.

Menurut penelitian dari Archives of Ophthalmology, retinoskopi adalah alat yang sangat efektif untuk mendeteksi kelainan refraksi pada anak-anak, dengan tingkat akurasi lebih dari 90% . Retinoskopi sering digunakan sebagai bagian dari pemeriksaan mata menyeluruh untuk memastikan diagnosis yang tepat.

Komplikasi yang Mungkin Terjadi

Jika tidak ditangani dengan tepat, rabun dekat dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi antara lain:

1. Ambliopia (Mata Malas)

Pada anak-anak, rabun dekat yang tidak segera diobati dapat menyebabkan ambliopia, atau yang dikenal sebagai mata malas. Ambliopia terjadi ketika salah satu mata menjadi lebih dominan daripada yang lain, sehingga otak mengabaikan sinyal dari mata yang lebih lemah .

2. Strabismus (Mata Juling)

Rabun dekat juga dapat menyebabkan strabismus atau mata juling, di mana mata tidak sejajar dengan benar ketika melihat objek. Kondisi ini bisa menyebabkan masalah penglihatan yang lebih serius jika tidak ditangani .

Pengobatan yang Efektif untuk Rabun Dekat

Ada beberapa metode pengobatan yang bisa Anda pertimbangkan untuk mengatasi rabun dekat. Pengobatan ini bertujuan untuk memperbaiki kelainan refraksi dan meningkatkan kualitas penglihatan Anda.

1. Kacamata dan Lensa Kontak

Kacamata dan lensa kontak adalah solusi paling umum untuk mengoreksi rabun dekat. Kedua alat ini bekerja dengan membiaskan cahaya ke posisi yang benar sehingga jatuh tepat di retina, memungkinkan Anda melihat dengan lebih jelas.

2. Operasi Refraktif

Bagi mereka yang ingin menghindari penggunaan kacamata atau lensa kontak, operasi refraktif seperti LASIK (Laser-Assisted in Situ Keratomileusis) bisa menjadi pilihan. Operasi ini melibatkan penggunaan laser untuk membentuk kembali kornea, sehingga cahaya dapat difokuskan dengan benar di retina.

3. Terapi Mata

Terapi mata adalah serangkaian latihan yang dirancang untuk memperkuat otot-otot mata dan meningkatkan fokus. Terapi ini biasanya direkomendasikan untuk anak-anak yang mengalami rabun dekat untuk mencegah berkembangnya ambliopia atau strabismus .

Pencegahan Rabun Dekat

Pencegahan adalah langkah terbaik untuk menjaga kesehatan mata Anda. Beberapa langkah yang bisa Anda lakukan antara lain:

  • Menghindari membaca atau menggunakan komputer dalam waktu yang terlalu lama tanpa istirahat
  • Memastikan pencahayaan yang cukup saat membaca atau bekerja
  • Melakukan pemeriksaan mata secara rutin untuk mendeteksi rabun dekat sejak dini
  • Mengkonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi untuk mata seperti vitamin A, C, dan E 

Deteksi dini rabun dekat sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius dan memastikan kualitas hidup yang baik. Pemeriksaan mata rutin yang melibatkan tes visus, penggunaan Snellen chart, tes refraksi, autorefractor, keratometer, dan retinoskopi adalah langkah-langkah penting untuk memastikan kesehatan mata Anda.

Dengan kemajuan teknologi dalam bidang oftalmologi, sekarang lebih mudah untuk mendeteksi gangguan penglihatan seperti rabun dekat sejak dini. Pastikan Anda melakukan pemeriksaan mata secara rutin, terutama jika Anda mengalami gejala-gejala seperti penglihatan kabur atau mata lelah. Kesehatan mata adalah investasi jangka panjang, dan dengan perawatan yang tepat, Anda dapat menjaga penglihatan Anda tetap optimal sepanjang hidup.