Skip to content

Cara Mencegah Rabun Dekat dan Solusi untuk Mengatasinya

Artikel direview oleh dr. Nelandriani Yudapratiwi, SpM

Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), sekitar 8,4% populasi dunia menderita rabun dekat, dan di Indonesia, angka ini diperkirakan mencapai lebih dari 4 juta jiwa. Jika saat ini Anda menjadi salah satu penderita rabun dekat, jangan khawatir. Sudah banyak metode dan cara mengatasinya secara efektif. Yuk, baca penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Cara Mencegah Rabun Dekat

Ada banyak cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah terjadinya rabun dekat. Apalagi kalau ternyata Anda punya riwayat keluarga yang juga menderita rabun dekat. Faktor genetik memperbesar risiko Anda mengalami hal yang sama.

Alangkah baiknya Anda rutin memeriksakan mata, ada ataupun tidak ada ciri-ciri rabun dekat. Dengan pemeriksaan mata rutin, minimal setahun sekali, Anda bisa segera mendeteksi tanda-tanda gangguan refraksi pada mata Anda.

Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan Dr. David L. Guyton, seorang profesor oftalmologi di Johns Hopkins University, bahwa pemeriksaan mata secara rutin dapat membantu mencegah atau memperlambat perkembangan rabun dekat, terutama pada orang yang berisiko tinggi.

Cara lain yang bisa Anda lakukan agar terhindar dari rabun dekat, antara lain:

  • Batasi penggunaan gadget atau menatap layar laptop tanpa henti dalam waktu yang lama.
  • Gunakan pencahayaan yang cukup ketika membaca, menulis, atau bekerja di depan layar untuk mengurangi ketegangan mata.
  • Konsumsi makanan yang kaya akan nutrisi dan vitamin A, C, E, juga mineral seperti zinc. Mengonsumsi bayam, wortel, ikan yang mengandung omega 3, juga bagus untuk menjaga kesehatan mata.
  • Sering berkedip agar kelembaban mata tetap terjaga dan bisa mengurangi ketegangan pada mata.

Selain itu, Anda juga bisa menerapkan aturan 20-20-20, jika pekerjaan menuntut Anda untuk lebih banyak berada di depan layar laptop. Cara menerapkan aturan 20-20-20, yaitu:

  • Setiap 20 menit berhentilah melihat layar. 
  • Lalu alihkan pandangan untuk melihat objek yang jaraknya 20 kaki atau sekitar 6 meter dari posisi Anda berada. 
  • Lihat objek tersebut selama 20 detik, baru setelahnya Anda kembali bekerja.

Solusi Mengatasi Rabun Dekat

Bagaimana kalau Anda ternyata sudah terkena rabun dekat? Jangan khawatir. Dokter mata biasanya akan memberikan beberapa solusi untuk membantu Anda mengatasi rabun dekat. Beberapa solusi tersebut, seperti:

1. Menggunakan Kacamata atau Lensa Kontak

Jika Anda sudah terdiagnosis menderita rabun dekat, dokter mata akan meresepkan kacamata atau lensa kontak untuk memperbaiki fokus cahaya pada retina sehingga Anda bisa melihat objek dekat dengan jelas. 

Kacamata untuk rabun dekat atau hipermetropia biasanya menggunakan lensa cembung atau yang disebut juga lensa positif (lensa konveks). 

Untuk Anda yang ingin aman, lebih praktis, dan tidak perlu melakukan perawatan khusus, pilih saja kacamata.

Sementara lensa kontak juga bisa membantu mengoreksi penglihatan bagi penderita rabun deka namun membutuhkan perawatan yang lebih intensif untuk menjaga kebersihan lensanya sekaligus mencegah infeksi mata.

Anda bisa memilih satu di antara keduanya berdasarkan preferensi dan gaya hidup yang Anda jalani, juga berdasarkan kondisi mata dan kebutuhan Anda.

2. Operasi Refraktif (LASIK)

Operasi refraktif, seperti Laser-Assisted In Situ Keratomileusis atau LASIK adalah solusi populer yang banyak diambil oleh orang-orang untuk mengatasi dan mengobati rabun dekat, rabun jauh, dan astigmatisme.

LASIK bekerja dengan cara membentuk ulang kornea, bagian depan mata yang transparan, sehingga cahaya dapat terfokus dengan tepat pada retina. 

Prosedur LASIK melibatkan penggunaan laser untuk mengangkat lapisan tipis kornea, lalu membentuk ulang jaringan kornea di bawahnya sebelum lapisan yang diangkat dikembalikan ke tempat semula.

Cukup banyak bukti yang membuktikan tingkat keberhasilan operasi LASIK tinggi, termasuk hasil penelitian yang dipublikasi di situs Mayo Clinic

Bahkan hasil LASIK bisa meningkatkan kemampuan penglihatan secara permanen sehingga penderita rabun dekat tidak perlu lagi menggunakan kacamata atau lensa kontak. 

3. Terapi Penglihatan

Vision therapy atau terapi penglihatan adalah upaya non bedah yang bisa Anda coba untuk memperbaiki masalah penglihatan tertentu dengan melatih mata dan otot yang mengontrol gerakan mata. 

Tentunya terapi ini dilakukan dengan pengawasan dari dokter mata atau terapis khusus mata yang berpengalaman (optometrist). 

Latihannya biasanya meliputi serangkaian gerakan untuk meningkatkan kemampuan fokus, koordinasi, dan kontrol gerakan mata.

4. Penggunaan Obat-obatan

Penggunaan obat-obatan dalam upaya mengatasi rabun dekat (hipermetropia) biasanya tidak bersifat korektif (tidak memperbaiki kelainan refraksi mata), tetapi lebih bersifat paliatif, yaitu untuk meredakan gejala, seperti ketegangan mata, mata lelah dan berair, penglihatan buram, dan selainnya.

Biasanya, dokter akan meresepkan obat tetes mata yang mengandung anti-inflamasi untuk membantu menjaga mata tetap lembap, mengurangi iritasi, dan meredakan peradangan ringan.

Dalam beberapa kasus, dokter juga bisa meresepkan suplemen mata yang mengandung vitamin A, C, dan E, serta nutrisi, seperti lutein dan zeaxanthin

Semua kandungan dalam suplemen tersebut dapat memperlambat perkembangan gangguan mata, termasuk rabun dekat, serta melindungi mata dari kerusakan oksidatif.

5.  Orthokeratology (Ortho-K)

Orthokeratology, atau Ortho-K, adalah metode non-bedah yang menggunakan lensa kontak khusus untuk membentuk ulang kornea saat tidur. 

Metode ini dirancang untuk mengurangi minus pada mata dan kini juga digunakan untuk mengatasi rabun dekat pada anak-anak dan remaja yang belum bisa menjalani operasi LASIK.

Pencegahan terbaik yang bisa Anda lakukan untuk menghindari mata mengalami rabun dekat adalah dengan rutin melakukan pemeriksaan mata. Selain itu, pastikan juga menjalani pola  hidup sehat dan konsumsi makanan yang kaya akan vitamin dan mineral.Tetapi kalau Anda ingin tahu ada tidaknya gangguan penglihatan pada mata Anda, coba baca Cara Mengetahui Rabun Dekat, Tes yang Dijalani, dan Komplikasi yang Mungkin Terjadi.